Siang ini Cheryl sedang sibuk membuat makanan bersama mama mertuanya. Sementara Seungcheol ke kebun membantu papanya mengambil hasil panen buah nangkanya.
Kemarin malam saat Seungcheol baru tiba dirumah dia langsung mengajak Cheryl untuk pergi ke Bandung menyusul kedua orang tuanya. Selain untuk liburan, mereka juga ingin mangambil hasil panen nangka mereka.
"Ma, emang Seungcheol bisa panen nangka?" tanya Cheryl. Bukan berniat meremehkan, namun Cheryl meragukan seorang Seungcheol yang bisanya sibuk dengan laptop sekarang harus memanjat pohon untuk bisa memanen nangka.
"Bisa dia Cher, suka diajak si papa manen dia mah"
"Jauh nggak ma kebunnya?"
"Nggak ko, bisa jalan kaki juga"
"Tapi mereka ko belum sampai juga ya ma udah siang"
"Sebentar lagi mungkin Cher" ucap mama. "Masakannya udah disini semua Cher?"
"Udah ma, udah beres tinggal tunggu papa sama Seungcheol aja" jawab Cheryl yang sedang menata piring di meja makan.
"Aku pulang" teriak Seungcheol saat memasuki rumah.
"Bau matahari" ucap Cheryl saat menyambut Seungcheol di depan pintu rumah. "Minum dulu" lanjutnya seraya memberikan segelas air.
Seungcheol lalu menenggak habis air yang diberikan Cheryl.
"Mandi dulu, abis itu makan"
Seungcheol mengangguk lalu berjalan ke kamar untuk mandi. Sementara Cheryl ke halaman rumah untuk melihat nangka hasil panen papa dan Seungcheol.
"Wih besar-besar ya pa" ucap Cheryl saat melihat 3 buah nangka berukuran cukup besar.
"Iya, lagi besar-besar ini Cher" sahut papa. "Papa mandi dulu nanti kita makan bareng ya"
Selesainya papa dan Seungcheol mandi, mereka langsung melahap makan siang yang sudah dimasak mama dan Cheryl.
"Cheryl cobain ini nangkanya" ucap mama sambil membawa satu mangkok besar nangka.
"Keliatannya enak ma" sahut Cheryl lalu mengambil satu buah nangka. "Enak ma" lanjut Cheryl.
"Enaklah, nggak pernah nangka kita tuh nggak enak" ucap papa yang juga sedang menikmati nangkanya.
"Kamu nggak mau coba Cheol?" tanya Cheryl saat mendapati Seungcheol yang tidak ikut menikmati nangkanya.
Seungcheol menggeleng. "Aku kekamar ya, nanti nyusul" ucap Seungcheol lalu bangkit dari kursinya dan berjalan ke kamar.
Setelah menghabiskan nangkanya. Cheryl langsung menyusul Seungcheol kekamar. Mama dan papa pun juga ikut masuk kekamar mereka. Mungkin ingin istirahat juga.
Saat masuk kamar, Cheryl tidak melihat Seungcheol ditempat tidur. Lalu terdengar suara orang muntah dari kamar mandi. Segera Cheryl bergegas ke kamar mandi.
"Hoekk" didapatinya Seungcheol yang sedang mengeluarkan isi perutnya di closet kamar mandi.
Cheryl langsung memijat tengkuk Seungcheol. Kembali Seungcheol muntah namun hanya cairan bening yang keluar.
"Udah, udah nggak ada yang keluar" ucap Seungcheol lemah.
"Yaudah ayo ke kasur" ucap Cheryl lalu memapah Seungcheol ke kasur.
"Mau di balurin minyak perutnya?" tanya Cheryl.
Seungcheol menggeleng. "Kerokin aja Cher, masuk angin aku"
Wajar jika kini Seungcheol masuk angin. Setelah satu minggu kemarin full lembur hingga larut malam, Seungcheol langsung nyetir ke Bandung. Sampai di Bandung pun langsung diminta papa membatunya memanen nangka.
"Sebentar aku ambil koin sama minyaknya dulu" Cheryl berjalan kemeja rias disebrang kasur.
Saat kembali dengan koin dan minyak, Seungcheol sudah diposisi tengkurap dengan keadaan shirtless.
Cheryl langsung meratakan minyak di punggung Seungcheol. Setelah rata Cheryl memijatnya agar rileks.
"Shhh enak banget Cher" ucap Seungcheol.
Setelah dirasa sudah rileks, Cheryl mulai menggoreskan koinnya di pundak kiri Seungcheol.
"Agak kuat dikit nggak apa Cher"
Cheryl menuruti. Dengan cepat pundak kiri Seungcheol sudah berwarna merah. Cheryl terus mengerok punggung Seungcheol.
"Pelanin Cher, sakit itu" ucap Seungcheol saat Cheryl mengerok pinggangnya.
"Tahan dulu, ini pinggang kamu item" sahut Cheryl yang justru makin semangat mengerok pinggang Seungcheol.
"Aaahhhh, ssshhh sakit Cher, pindah Cher perih"
Setelah punggung kiri penuh kerokan. Cheryl pindah ke punggung sebelah kanan. Seungcheol lebih menikmati kerokan di punggung sebelah kanannya.
"Lengannya mau dikerok juga?" tanya Cheryl saat sudah selesai memenuhi punggung Seungcheol dengan kerokan.
"Nggak usah, lehernya aja Cher" sahut Seungcheol.
Cheryl menurut dan langsung mengerok leher Seungcheol.
"Pijitnya dari kaki ya Cher, pegel pol kakiku" pinta Seungcheol.
Cheryl menuang minyak ditelapak tangannya dan menggosok untuk menghangatkan sebelum di ratakan di betis Seungcheol. Diurutnya betis Seungcheol menggunakan ibu jarinya dari bawah naik keatas.
"Aaahhh, ssshhh ngilu banget Cher"
"Tahan dulu Cheol, kenceng banget betis kamu"
"Iyaa tapi sakit Cher"
Cheryl tidak menggubris Seungcheol. Dia terus mengurut betis Seungcheol. Setelah dirasa cukup, pijatan Cheryl naik ke paha Seungcheol.
"Sshhhhh, pelan Cher" kembali Seungcheol mengeluh.
Cheryl menurunkan tenaganya. Seungcheol pun kembali tenang dan menikmati pijatan Cheryl.
Setelah kedua kaki Seungcheol dipijit. Cheryl duduk di pantat Seuncheol agar lebih mudah memijat punggung Seungcheol.
Cheryl meratakan minyak dipunggung Seungcheol, lalu mulai mengurut dari pinggang ke atas.
"Ssssttt enak banget Cher"
Cheryl terus mengurut dari pinggang bawah naik keatas lalu memijat bahu Seungcheol.
"Heeekkk... heekkkk" Seungcheol mulai bersendawa saat Cheryl memijat bahu dan leher Seungcheol.
"Heeekkk... heeekkkk keluar semua anginnya"
Setelahnya Cheryl memijat lengan Seungcheol.
"Aduuuhhh sayang, pelan-pelan sakit banget tanganku" ucap Seungcheol sambil berusaha menarik tangannya yang sedang dipijat Cheryl.
"Iya sebentar, biar nggak sakit lagi loh" sahut Cheryl sambik terus memijat lengan Seungcheol.
Setelah selesai memijat lengan Seungcheol dan membunyikan jari-jarinya. Cheryl menarik lengan Seungcheol kebelakang, lalu Cheryl meletakkan kakinya di punggung Seungcheol.
Krek.. krek.. krek
"Hahh, enak banget sayang" ucap Seungcheol.
"Udah enak kan badannya, sekarang tidur"
"Kepala aku belom dipijit Cher"
"Aku pijitin, tapi kamunya tidur ya"
"Iya, makasih sayang"
***