Delapan

725 21 3
                                    

Seungcheol memasuki rumah saat jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Perlahan dia membuka pintu rumahnya dan mendapati Cheryl tertidur di sofa. Setelah meletakan ransel besarnya, Seungcheol lalu menghampiri Cheryl.

"Sayang" panggil Seungcheol seraya membelai lembut kepala Cheryl.

Merasa ada sentuhan, Cheryl membuka matanya. "Kamu telat banget pulangnya" ucapnya saat mendapati Seungcheol dihadapannya.

"Maaf ya ketiduran sebentar tadi pas drop temen aku dirumahnya" jelas Seungcheol. "Kamu kenapa tidur di sofa kenapa nggak di kamar?"

"Asalnya udah tidur dikamar terus aku alarmin pas kamu bilang sekitar jam 3an kamu udah sampe, pas alarm bunyi aku nunggu disini terus ketiduran lagi soalnya kamu nggak sampe sampe" jelas Cheryl dengan mata setengah terpejam.

"Maaf ya sayang aku malah telat sampenya" ucap Seungcheol sambil menciumi kedua tangan Cheryl.

"Iya gapapa, udah sana kamu bersih-bersih terus istirahat"

"Aku mandi ya Cher" ucap Seungcheol lalu beranjak ke kamar mandi.

Sepeninggal Seungcheol, Cheryl mengambil ransel besar Seungcheol lalu menaruhnya dikamar. Setelahnya Cheryl menuju dapur untuk melihat stok bahan makanannya.

"Udah banyak yang habis ternyata" gumamnya saat melihat hanya tersisa udang di kulkasnya.

Cheryl pun bersiap untuk ke tukang sayur langganannya untuk membeli stok bahan makanannya.

"Kamu mau kemana?" tanya Seungcheol saat keluar kamar mandi.

"Ke tukang sayur, di kulkas tinggal sisa udang. Kamu ada mau makan apa nggak?"

"Apa ajalah Cher, kamu nggak masak hari ini juga gapapa nanti beli aja"

"Yaudah aku belanja dulu buat stok"

Seungcheol mengangguk lalu masuk ke kamar. Setelah menjemur handuknya, Seungcheol merebahkan dirinya dikasur. Tubuhnya benar-benar merindukan kasur.

Dua hari lalu Seungcheol diajak teman kantornya untuk mendaki gunung. Awalnya dia tidak yakin untuk ikut. Namun setelah ngobrol dengan Cheryl jadilah dia ikut mendaki bersama beberapa temannya.

20 menit kemudian, Cheryl sudah sampai kembali dirumah. Setelah menaruh belanjaannya di dapur, Cheryl lalu bergegas ke kamar untuk menghampiri Seungcheol.

"Loh Cheol, kenapa tidurannya gitu?" tanya Cheryl saat mendapati Seungcheol tiduran dengan kaki yang digantung ketembok kamar.

"Pegel banget Cher kaki aku abis naik gunung"

"Sini aku pijitin"

"Sebadan badan Cher kalau mau pijitin mah" ucap Seungcheol lalu membuka kaosnya lalu tengkurap bersiap untuk dipijat

Setelah mengambil minyak, Cheryl mulai meratakannya di kaki Seungcheol. Dengan kedua ibu jarinya Cheryl mulai mengurut betis Seungcheol.

"Aaaggghhhh, sakit Cher" ringis Seungcheol sambil menggerak gerakkan kaki satunya.

"Tegang banget ini kakimu, tahan ya biar enakan"

"Aaaaggghhh Tuhan sakit banget" Seungcheol kembali meringis lalu menenggelamkan mukanya kebantal.

Cheryl berpindah ke kaki sebelahnya.

"Eeemmmmhhhh, sakit banget" ringis Seungcheol sambil memukul mukul kasur. "Tau abis naik gunung bakal remuk gini mah mending nggak naik gunung aku"

"Tapi kan pemandangannya bagus sayang di atas gunung, kamu juga bisa refreshing"

"Aaaagghhhh, bagus sih emmmhh tapi badanku sakit semuanya aaaaggghhh"

Setelah selesai dengan kaki Seungcheol, Cheryl naik memijat punggung Seungcheol. Diratakan minyaknya lalu mulai mengurut dari bawah ke atas.

"Eeemmmmhhh akhirnya bisa dipijit punggungku eeemmmhhh rasa-rasanya mau encok aku abis bawa ransel segede itu"

Cheryl mengepal tangannya lalu digunakannya untuk mengurut sekitaran pinggang bawah Seungcheol.

"Eeemmmhh itu bener sayang pegel luar biasa"

Setelahnya dengan masih mengepal tangannya, Cheryl mengurut dari bawah keatas.

"Eeeeemmmhhh punggung tengah sayang agak di teken"

Cheryl menurut. Menekan punggung Seungcheol agak kuat.

"Aaagghhhh enak banget"

Dirasa punggung Seungcheol sudah tidak sekaku tadi, Cheryl meletakkan kedua tangannya dipunggung Seungcheol lalu menekannya kuat

Krek .. krek

"Duduk dulu, aku pijitin bahu kamu dulu" ucap Cheryl.

Seungcheol pun duduk memunggungi Cheryl. Cheryl pun mulai memijat bahu Seungcheol.

"Ranselnya berat banget ya sayang, bahu kamu kaku banget"

"Lumayan, agak kenceng dikit sayang"

Cheryl menambah kekuatan memijatnya.

"Eeemmmhhh" Seungcheol memejamkan matanya menikmati pijatan Cheryl.

Pijatan Cheryl naik ke leher Seungcheol. Lehernya pun tidak kalah kakunya.

"Heeekkkkk... heeekkkk" Seungcheol bersendawa.

"Masuk anginkah kamu?"

"Mungkin, heeekkkk sendawa terus aku heeekkk"

"Mau dikerok?"

"Heeekkk pijitin aja sayang heeekkkk"

Setelah dirasa bahu dan leher Sengcheol tidak tegang lagi, Cheryl mulai memijat lengan Sengcheol.

"Ssshhh, sakit sakit sayang" rintih Seungcheol sambil berusaha menarik tangannya.

"Sebentar dulu loh sayang" ucap Cheryl lalu menarik lengan Seungcheol.

Setelah memijat lengan Seungcheol, Cheryl menarik lengan Seungcheol kebelakang lalu dia meletakkan kakinya di punggung Seungcheol.

Krek .. krek.. krek

"Udah enak badannya?" tanya Cheryl setelah selesai memijat Seungcheol.

"Udah, pijitan kamu enak banget sayang" puji Seungcheol.

Seungcheol merenggangkan kepalanya dan langsung berbunyi krek setelahnya.

"Yudah tidur deh kamu, aku mau masak" ucap Cheryl.

Dengan cepat Seungcheol menarik tangan Cheryl.

"Nggak usah masak, temenin aku tidur aja" ucap Seungcheol lalu memeluk Cheryl seperti guling.

***

Choi SeungcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang