-*⁠.⁠✧09 - London✧.*-

24.3K 1.8K 6
                                    

09 - London

-Inggris, London-

"So cute!" seru seorang wanita. Sylvester yang merasa terganggu mulai membuka kedua kelopak netranya. Hal yang pertama kali dilihat adalah orang-orang berjas hitam dan berwajah datar berjalan di belakangnya. Ia mengkerutkan keningnya.

Sylvester tengah di gendong. Di gendong ala koala.

Sylvester tentu memberontak memberontak dalam gendongan. Dirinya ingin melihat orang yang menggendongnya. Tapi ia tidak bisa terlalu melihat wajah orang yang menggendongnya karena posisi gendongan, apalagi dirinya di selimuti oleh OverCoat yang sepertinya miliki kakeknya yaitu Fransisco.

"Hust... Diamlah sebentar, jangan memberontak." Sebuah suara bariton mengalun bebas di indra pendengaran Sylvester. Sylvester mendongak, kedua netranya menatap wajah tegas dan datar yang menatap lekat dirinya.

Surai nya hitam legam dengan kedua netra merah. Hidungnya mancung, kulitnya putih tapi tidak terlalu putih. Sudut matanya tajam dan suaranya bariton. Sosok itu memakai setelan jas lengkap.

Lalu Sylvester berpaling pada wanita yang membangunkannya. Wanita itu memiliki rambut coklat panjang bergelombang dan mata hijau gelap. Ia memakai dress warna cerah dengan make up yang tidak terlalu tebal, jadi terlihat bahwa wanita tersebut lebih menyukai kecantikan yang alami.

Pria dan wanita itu berjalan berdampingan layaknya seorang pasangan dengan orang-orang berjas hitam berjalan tegap di belakangnya.

Sylvester mengerjap beberapa kali saat netranya silau saat terkena lampu. Sekarang, dirinya bisa melihat dengan jelas di mana dirinya berada.

Sylvester berada di sebuah bandara. Lebih tepatnya pintu keluar bandara, bandara yang berada di salah satu kota London. Tapi yang membuat Sylvester heran mengapa bandara ini sepi? Apakah karena sudah malam makanya sepi? Entahlah Sylvester harus menelan pertanyaan itu.

"Sia... Pa?" Dengan pelan Sylvester bertanya. Pria yang menggendongnya menatap sebentar dirinya lalu mengalihkan pandanganya lurus ke depan.

"Theodore Dimitri, kakak dari Damien Dimitri," jawab datar Theodore. Pria itu berjalan tegap menuju mobil yang akan membawa mereka ke mansion utama.

"I am your Daddy, boy." Theodore mengusak surai Sylvester. Jika di perhatikan baik-baik sudut bibirnya sedikit tertarik, tapi Sylvester tidak memperhatikan itu. Dirinya masih merasa shock, padahal ia hanya tidur tapi bangun-bangun Sylvester sudah berada di negara lain.

"Dan aku adalah mommy mu cute boy." Wanita yang di sebelahnya tersenyum simpul, ia menggenggam tangan Sylvester.

"Lauriel Dimitri."

Sylvester mengangguk mengerti. Mendengar kata 'mommy' ia jadi teringat Violetta, baginya Violetta adalah wanita yang cantik dan baik.

"Kita mau kemana?"

Mereka telah sampai di mana mobil mereka berada. Sylvester diturunkan dan didudukkan ke kursi mobil penumpang. Theodore duduk di kursi samping pengemudi serta Lauriel duduk di belakangnya.

"Cute boy, kita mau ke mansion utama, mungkin akan memakan waktu yang cukup lama. So... Cute boy bisa untuk tidur lagi." Lauriel yang masih menggenggam tangan Sylvester berucap, ia menatap lembut Sylvester.

"Mansion utama?" bingung Sylvester. Jadi selama selama ini mansion Dimitri bukan cuma satu?

"Iya, mansion utama Dimitri."

"Ho...."

"Kamu kok lucu banget sih!" Lauriel dengan gemas memeluk Sylvester.

'Rasanya de javu.'

Sylvester [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang