|3|

23 3 0
                                    

-----------------------------------------------------------------------

TOHRU POV'S

Hari ke 45, sudah sebulan lebih aku berada di dunia ini. Aku sudah mulai terbiasa dengan suhu dingin di gunung ini, latihanku tidak berubah, masih bertahan di suhu dingin. Musim semi datang bulan depan, jadi aku masih melakukan latihan ini sampai musim semi.

Aku sudah tau cara bagaimana berburu tanpa menggunakan kekuatan ku, aku menggunakan belati sebagai senjata berburu. Aku memanjangkan rambutku hingga mata kaki, aku juga menggunakan jubah dengan bulu domba agar tidak kedinginan. Aku seringkali melihat kisatsutai yang bertugas di gunung ini, tapi seringkali juga aku melihat mayat kisatsutai yang mati di gunung ini. Kau tahu? Sebelum para budak datang aku sudah mengubur mayat kisatsutai, kenapa aku melakukan itu? Ntahlah aku juga tak tahu. (Budak yang dimaksud adalah para Kakushi.)

AUTHOR POV'S

Sekarang ia sedang memetik jamur seperti biasa tapi terdengar suara dari selatan seperti terengah-engah, Tohru lantas pergi menuju suara tersebut. Terlihat seorang wanita cantik yang terluka akibat pertarungan yang baru ia selesaikan. Warna rambut hitam dengan gradasi ungu, manik warna ungu dengan Haori seperti kupu-kupu.

"Uhm, hai. Apa kau mauku bantu?" Canggung Tohru

"Hah... Hah? Oh... Maaf, aku tak apa... Aku akan segera pergi...." Wanita itu berdiri dan hendak pergi meninggalkan TKP, Tohru pun sama dia juga hendak akan pergi.

BRUK!

Tohru menoleh sehabis mendengar suara itu, ternyata gadis itu jatuh dan pingsan ditempat. Tohru menghela nafas, dia mendekati gadis itu dan menggendongnya pergi kerumah. (Sudah bawa tas, lauk mentah, sekarang bawa orang... Kesian deh lu Tohru)

"Nero Tadaima."

"Okaeri, huwah! Kenapa kau bawa orang kerumah?! Kau kanibal ya!" Kejut Nero, dia syok melihat gadis yang is bawa pulang.

"Bukan begitu, kusso-Nero! Dia pingsan di hutan tadi, lukanya juga terlihat dalam, tadinya ia mau pergi dengan luka itu tapi tak kuat dan akhirnya pingsan. Aku tak tega jadi aku bawa dia pulang, kita masih punya perban kan?" Jelasnya panjang lebar, Nero mengangguk dan segera membawa perban yang tersisa. (Fyi, ini perban ga aku ketik karena malas, tapi intinya ini perban bekas Tohru yang palanya bocor kena kayu =flashback chap 2=)

"Lukanya dalam, ini hampir kena dengan ginjal. Masih baik kau cepat bawa dia kesini Tohru, jika tidak mungkin dia akan mati dalam hitungan jam." Ujar Nero, Tohru hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah gadis itu selesai diobati, dia tidur dengan pulas, Mereka berdua pun segera keluar dari ruangan itu.

"Nero, masakin kare... Aku lapar..." Melas Tohru, Nero menoleh dan menghela nafas sambil tersenyum. "Kau seperti anak kecil Tohru, oke-oke aku akan masak sekarang, kau duduk manis saja di zabuton sana yaa!" Setelah mengucapkan itu, Nero pergi kedapur, Tohru pun duduk di zabuton, mengasah ucapan yang Nero tadi bilang.

"Ha? Anak kecil? Aku seperti.... Hm.." tunggu...
"APA? AKU SEPERTI ANAK KECIL?! HEI KUSSO-NERO! KAU BILANG APA?!" Tohru bangun dari duduknya dan menghampiri yang punya nama.

-----------------------------------------------------------------------


??? POV'S

"ugh... Apa yang terjadi? Hah?! Aku dimana?!" Gumamku, aku berdiri dan membuka pintu seraya melihat apakah ada seseorang disana.

"Uhm.. ini bukan kediaman kupu-kupu maupun kediaman ubuyashiki... Aku sebenarnya ada dimana?!" Bisikku, bulan masih bersinar terang dilangit, apa ini masih malam? Atau sudah mau pagi? apa Kemungkinan mereka pada tidur ya?

BRAK!

Pintu rumah terbuka, memancarkan sinar bulan yang terang. Aku mencoba melihat siapa yang datang dari arah pintu, ternyata seorang wanita dengan aksesoris di kepalanya. Aneh, kenapa aku seperti pernah melihatnya disuatu tempat?

"Nero!! Ajari aku yang lain, aku bosan naik-turun gunung muluuu!!!" Wanita itu merengek nama Nero? Siapa Nero? Aku tak tahu!

"Tohru, Kau tahu kalo kita tak cuma berdua disini kan? Ada manusia yang kau bawa kemarin, bagaimana kalau dia terbangun, hah!!" Dari sisi yang berlawanan suara itu terdengar, sepertinya dia sedang membicarakanku. Aku menutup pintu dan segera mengganti pakaianku.

"Hah... Bagaimana bisa aku pingsan dan bangun di rumah orang? Aku harus segera melapor ke oyakata-sama, aku tak boleh lama-lama disini..." Gumamnya.

"Apa aku harus berterimakasih didepannya? Atau aku langsu-"

BRAK!

"Lihat?! Dia sudah bangun, kusso-Nero! Kenapa kau tidak memercayaiku!?" Aku terkejut mendengarnya, aku sampai merinding karena suaranya yang sangat nyaring. Wanita yang satu lagi mendekat kearah pintu kamar.

"Oh, kau benar!" Jawab wanita itu, wanita yang satu lagi mengernyitkan matanya, dan sebuah perempatan terbentuk.

"Ano... Apa aku bisa tahu aku ada dimana?" Kataku, aku mencoba berbicara santai. Keduanya menoleh ke arahku, wanita yang satu meninggalkan kamar dan pergi keluar rumah.

"halo! Kamu pasti anggota kisatsutai. Kenalkan, aku Nero dan anak yang baru saja keluar tadi namanya Tohru. Kau pasti Kocho Shinobu deshou?" Aku terkejut kerena dia sudah tahu namaku sebelum aku  memberi tahunya.

"Bagaimana bisa...?" Wanita itu mendekat kearahku, dan membisikkan sesuatu kepadaku.

"Jaane! Kau boleh pergi sekarang."


AUTHOR POV'S

Sekarang, Shinobu sedang bersiap-siap untuk meninggalkan rumah itu. Karena saat ini rumah sedang kosong melompong. Dengan secepat kilat dia pergi meninggalkan gunung itu.

Di suatu tempat lain...

"HOI APA YANG KAU LAKUKAN!! KAU SEHARUSNYA MEMEGANGNYA SEPERTI INI TOHRU!" Gas Nero

"Ugh!! INI SUDAH YANG KE 2000 AYUNAN KUSSO-NERO, TANGANKU BISA COPOT!" Tak mau kalah, Tohru membalas teriakkan Nero.

"Kau tak boleh ngeluh, ini perjanjian yang kau buat denganku! SEKARANG AYO LEBIH CEPAT!!" Tohru dengan emosi menambahkan kecepatan miliknya.

Setelah setengah jam berlalu, akhirnya Tohru mendapatkan istirahat. Tangannya seperti mau copot, dan itu masih pemanasan....

"Ayo Tohru, kita lanjutkan."

"Yang benar saja..."

Latihan selanjutnya adalah ketangkasan. Dengan cuaca yang dingin, Tohru disuruh menggunakan baju compang-camping dengan tidak menggunakan alas kaki, dan aksesoris seperti syal.

"Nero, apa kau beneran suruh aku pakai baju gini di salju.. kau bercanda kan....?" Ujarnya. Nero membalikkan badannya seraya menepuk pundaknya.

"Kau kira begitu?" Tohru akhirnya pasrah dan melakukan latihan ini. Dia disuruh menaiki gunung dan menuruni gunung dengan cepat, waktu yang diberikan hanya 30 menit, perubahan waktu yang dahsyat ya... Mau tidak mau Tohru harus melakukan, dan kata Nero kali ini ada lebih banyak rintangannya, jadi Tohru harus meningkatkan kewaspadaannya.

"Nero, aku siap."

"Mulailah."









•TBC•

|'Tohru in DEMON SLAYER!?'|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang