Waktu cepat berlalu. Tak terasa sudah selama itu You rajin menyempatkan diri mengunjungi gedung kampus Sing. Kadang dia hanya menunggu di gazebo yang terletak tak jauh dari ruang kelas Sing. Kadang duduk di bangku yang tersembunyi di balik pohon. Kadang sengaja lewat di depan kelas untuk sekadar menengok sekilas di mana keberadaan Sing, lalu balik ke kelas sendiri sambil senyum-senyum. Dia melakukan itu hanya untuk melihat Sing dari jauh saja. Tidak berani bertindak lebih dari itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini You masuk ke kelas dengan langkah gontai dan wajah masam. Menghempaskan tasnya malas, mendaratkan pantatnya di bangku kemudian melipat tangan dan menyembunyikan wajahnya di sana. Hatinya tidak karuan. Pasalnya dirinya melihat Sing dan Jiwon berjalan beriringan berdua keluar dari kelas sambil tertawa-tawa. Melihat itu You cemberut dan mengambil langkah mundur menjauhi area kampus Sing.
Jiwon adalah senior di jurusan Sing. Mereka juga berada dalam satu klub. Klub fotografi. Saat Sing mendaftar menjadi anggota klub, Jiwon menjabat sebagai ketua klub. Sing sering diajak oleh Jiwon mengikuti berbagai proyek lomba fotografi. Tidak heran sih, Sing sangat berbakat di bidang fotografi. Segala objek yang ditangkap oleh Sing menggunakan kameranya sangat presisi. Ketelitiannya memotret poin utama objek patut diacungi jempol.
Kalau dipikir-pikir, sebelumnya You tidak pernah merasa kesal dengan kedekatan mereka berdua. Setelah dia dibuat jatuh hati oleh Sing, perasaan cemburu itu muncul ke permukaan. You harus bisa menahan perasannya. Dia tau bahwa hati Sing tidak untuknya. Dia tahu Sing menyukai Jiwon. Itu sudah jadi rahasia umum di antara mereka berlima. Sing menaruh hati pada Jiwon setelah kecelakaan itu. Jiwon pun menyukai Sing. Wanita cantik itu tak segan-segan menunjukkan perasaannya. Dia berusaha menarik perhatian Sing dengan berbagai cara. Entah kenapa sampai saat ini Sing belum menyatakan perasaanya, padahal kalau diingat-ingat mereka sudah dekat lumayan lama. Jika saat itu tiba, saat Sing menyatakan perasaan pada Jiwon……
Ah……..membayangkannya saja You tidak sanggup.
You menghela napas kasar. Dirinya sudah tidak bersemangat lagi mengikuti kelas. Ini bukan pertama kalinya You menyukai seseorang. Saat masa sekolah dulu You juga pernah menyukai seseorang, tapi rasanya senang-senang saja, tidak menyedihkan seperti sekarang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bunyi dentang sendok beradu terdengar di penjuru kantin. Riuh suara warga kampus beramai-ramai ke sana hendak mengisi perut yang kosong. Tenaga mereka seharian sudah terpakai habis mendengarkan kuliah dan mengerjakan deadline tugas. Kegiatan makan mereka dihiasi obrolan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Love, Say Love
FanfictionAku yakin beberapa orang pernah merasakannya. Ketika mereka dilanda kasmaran. Saat dikejar, dia menjauh. Saat dibiarkan pergi, dia mendekat. Saat kita menemukan yang baru, dia tak terima. Lantas, mengapa dulu dia begitu? I mean, if you love, say lov...