6

133 30 12
                                    

Di sinilah You sekarang. Berdiri menunggu Sing selesai kelas sambil sesekali bolak-balik demi mengurangi rasa gugupnya.

Setelah nasihat Ji-eun malam itu, You memberanikan diri memulai pendekatan.

"Setidaknya, kalau kamu memulai, kemungkinannya 50:50. Kalau tidak sama sekali, sudah pasti nilai probabilitasnya 0."

Sepenggal kalimat dari Ji-eun itu memantik api semangat dalam diri You. Ada benarnya juga. Selama Sing belum menjalin hubungan resmi dengan Jiwon, tidak ada salahnya You mendekati Sing juga, seperti halnya yang dilakukan Jiwon.

Kelas telah usai. Sing melangkahkan kaki keluar dari ruangan. Melawan kegugupannya, You berlari menuju Sing.

Melihat You mendekatinya, Sing tersenyum. Menampakkan deretan giginya yang rapi. Manis sekali.

"Sing, ayo ke kantin." Tanpa ba-bi-bu You menggenggam dan menarik tangan Sing menjauhi depan kelas. You terburu-buru. Takut jika Jiwon keburu datang.

"Hei, tenang. Kenapa buru-buru sekali." Sing terkekeh melihat tingkah You yang seperti anak TK takut kehabisan es krim. Sedang dia hanya pasrah ditarik You menuju kantin.

"Oh, tidak. Kursinya penuh." You memindai seluruh isi kantin dan tidak menemukan kursi yang kosong. Tidak kehabisan ide, You menarik tangan Sing menjauhi kantin.

"Kau mau membawaku kemana?" Sing menatap heran You yang berjalan sedikit di depannya. Tangan mungil You masih setia menggenggam tangan besar Sing.

"Ayo, kita makan di luar saja. Aku tau tempat yang enak." You menoleh ke belakang sekejap lalu melemparkan senyum termanisnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Restoran Padang yang sangat sederhana dan lokasinya terletak di gang yang tidak terlalu sempit, tidak jauh dari kampus mereka. Ini adalah hidden gem bagi You. Makanannya sangat terasa Minang-nya dibanding restoran-restoran Indonesia lain di Seoul yang menyajikan menu yang sama. Wangi masakannya mengingatkan You dengan masakan ibunya. Selalu membuat You ingin segera pulang ke Busan menemui ibunya. Pemilik restoran ini adalah Mr. Lee dan istrinya Uni Linda yang merupakan orang asli Payakumbuh, Sumatera Barat. Mungkin karena Uni Linda inilah, masakan di restoran ini lebih terasa Minang-nya.

Tata letak meja dan kursinya persis seperti yang pernah You lihat di Kota Padang, saat dia berkunjung ke sana bersama kedua orangtuanya sebelum bercerai. Saat melangkahkan kaki masuk ke dalam restoran itu, seketika You merasa sedang berada di Indonesia. Desain interiornya benar-benar menggambarkan ranah Minang. Dengan lukisan dinding pemandangan Danau Maninjau yang indah, beberapa pepatah Minang yang ditulis dengan cat, ditambah dengan lagu-lagu Minang yang diputar mengisi ruangan. Kedua pasangan suami istri paruh baya itu yang langsung melayani pembeli, mereka tidak memiliki pegawai. Satu hal lagi yang membuat You betah makan di sini adalah karena harganya yang ramah kantong mahasiswa. 

"Ini namanya rendang. Kau kan sudah pernah mencobanya. Yang ini namanya gulai usus, isinya tahu campur telur."

You asik menjelaskan pada Sing makanan-makanan apa saja yang terhidang di meja. Sing terlihat fokus dengan makanan-makanan yang daritadi telah menggugah seleranya. Mulutnya asik mengunyah makanan, sedang telinganya mendengarkan ocehan You.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If You Love, Say LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang