🥀between decision and calm🥀

539 60 14
                                    


Baru saja langkah kaki ana sampai di depan pintu mansion, Alex dan anak buahnya sudah menghalangi jalannya.
orang kepercayaan kakaknya itu mengatakan mulai hari ini kemanapun ia pergi harus izin dulu sama wonu, dan Alex yang akan bertugas mengikuti dirinya.

"sial! kenapa aku merasa kak wonu sedang membatasi gerak gerik ku?" Umpat ana dalam hati, dan mau tidak mau mengurungkan niatnya untuk pergi perusahaan Arka.

ia memutuskan menunggu wonu arbeto untuk meminta semua penjelasan dari pria itu, dan malam harinya saat kakaknya itu sudah pulang ana segera menarik wonu ke halaman belakang mansion.

"jelaskan padaku! kenapa Kakak menyuruh Alex untuk mengikuti kemanapun aku pergi? Dan pertanyaan yang paling penting yang sejak ini ingin aku tanyakan adalah kenapa kak wonu berkelahi dengan Arka?" serentetan pertanyaan itu meluncur dengan sempurna dari bibirnya tanpa titik dan koma.

"sudah selesai bicaranya?" sahut Wonu setelah adiknya itu berhenti berbicara.

Ana mengganggukan kepalanya dengan cepat. "sekarang jawab pertanyaan aku." minta ana.

namun bukan yang menjawab pertanyaan adiknya, kakaknya justru pergi dari tempat tersebut. dan ana tak terima ditinggalkan begitu saja tanpa sebuah jawaban,ia pun berlari mengejar wonu arbeto.

"kak wonu kau belum jawab pertanyaan aku." protesnya saat berhasil mengejar dan membuat kakaknya itu menghentikan langkahnya.

"dengar ana! jawaban dari pertanyaanmu itu hanya satu, yaitu semua yang kulakukan demi kebaikanmu." wonu kembali melanjutkan langkah kakinya.

"Tapi kak...."

Ana tidak jadi berusaha saat melihat sorot mata kakaknya yang berubah tajam bagaikan anak mata pisau yang siap menghunus jantungnya, iya tahu
betul jika wonu arbeto sudah seperti itu artinya Ana harus diam dan tidak lagi melanjutkan pembicaraan tersebut

Ana tidak jadi berusaha saat melihat sorot mata kakaknya yang berubah tajam bagaikan anak mata pisau yang siap menghunus jantungnya, iya tahubetul jika wonu arbeto sudah seperti itu artinya Ana harus diam dan tidak lagi melanjutkan pembicaraan ter...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"dia itu kenapa?" gumam Ana dalam hati, menatap punggung kakaknya yang berjalan menjauh dan menghilang di balik pintu.

*

*

sementara itu wonu yang sudah berada dalam kamarnya memilih berdiri di atas balkon, ia menatap langit Hitam yang ada di atasnya saat mengikat kejadian kemarin malam di mana ia melihat langsung saat Arka mencium bibir adiknya.

Ya, di malam pertunangan Arka dan Clara, Wonu melihat sepupunya itu membawa ana ke dalam sebuah ruangan. dan niatnya yang ingin masuk ke dalam ruangan tersebut langsung dibatalkannya, saat pintu yang baru sedikit terbuka memperlihatkan pemandangan yang tidak pernah ia duga sama sekali. di dalam sana Arka mencium adiknya, dan bukan hanya sebuah ciuman biasa tapi sebuah ciuman yang begitu panas.

Love You Brother [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang