01

352 21 0
                                    

.

.

Di dalam ruangan yang sangat gelap, Argan memeluk dirinya sendiri dan memperhatikan sekitar dirinya sendiri.

Semenjak ia terkurung di sini, ia tak pernah pergi tidur ia terlalu takut hingga tak bisa tidur.

Sesekali ia menangis karna tak bisa lagi menatap keluar, ia juga tak tahu hari keberapa ia disini"

Tiba tiba saat pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan Rachel di sana, perasaan senang sekaligus takut menggerogoti diri Argan

Ia senang akhirnya ia melihat cahaya dan ia takut saat melihat Rachel yang datang.

Melihat Argan yang beringsut menjauh membuat Rachel berdecih sinis.

"Kemari dan makan ini gue gak mau ada mayat yang mengotori rumah gue"

Argan menatap makanan itu dengan ragu kemudian ia kembali menatap Rachel yang sepertinya mulai kesal.

Lalu dengan cepat ia meraih makanan itu dan memakannya

"Ssh pelan pelan bodoh! Lo bisa keseda--

" uhuk.. Uhuk! "

"Ck, nih minum"

Rachel menyodorkan minum dan langsung di ambil oleh Argan. Setelah Argan selesai ia memegang tangan Argan yang membuat sang empu terlonjak kaget.

Argan menunduk takut, apa ia akan kembali di pukuli?

"Buka baju lo"

"A-apa?? "

"Gue gak mengulangi kata kata gue Argan'' geram Rachel

Setelah Argan membuka baju atasnya, Rachel mengambil salep dan mengobati tubuh Argan yang penuh memar.

Setelah itu Rachel beranjak pergi meninggalkan Argan yang terdiam disana, ia menyentuh tubuhnya yang baru saja di obati Rachel.

"Um... Terima kasih" cicitnya

Saat Rachel ingin kembali menutup pintu, Argan ingin sekali bilang untuk tidak mematikan lampunya, tapi... Siapa dia Rachel tidak akan mengabulkannnya.

Beberapa saat Argan menunggu lampu tak kunjung mati

"Lampunya tak mati?" Argan mengulum senyumnya

Akhirnya ia bisa tidur mengisi energi, agar saat Rachel kembali dengan mood yang buruk ia bisa menahan pukulan nya.

.

.

.

Saat ini Rachel berada di taman kampus nya, ia menatap malas temannya yang terus mengoceh tak jelas

"Eh iya lo tau gak Azka? "

" siapa? "

"Iss Azka fandra lohh, cowok popular di kampus ini" jelas candy temannya Rachel

Mendengar nama itu Rachel hanya bisa menahan amarahnya, Azka Fandra dia adalah salah satu teman Argan yang ikut membully nya

"Emang kenapa? " ucapnya datar

"Dia menatap lo dari tadi" bisik Candy

Rachel menoleh dan mendapati Azka menatapnya dalam diam, tak lama ia beranjak dan mendekati Rachel

"Bisa kita bicara? "

Melihat itu Candy tak bisa menahan senyumnya, apakah temannya akan di tembak cowok popular yang tampan ini? Aww

"Maaf biar gue aja yang pergi, kalian bisa bicara dengan nyaman di sini" kekeh Candy lalu berlari pergi dari sana

"Ada apa? " tanya Rachel to the point

"Lo tau dimana Argan? "

"Kenapa lo bertanya ama gue? " datar Rachel

Azka mengusap tengkuknya canggung
"Maaf gue... Emm gue minta maaf sebelumnya kepada lo atas perbuatan gue dulu, gue dan yang lain sangat menyesal terutama Argan"

"Jadi...

"Gue tidak perduli apapun penjelasan lo, yang akan gue lakukan adalah membalas semuanya kepada kalian" tekan Rachel lalu pergi dari sana

Azka hanya bisa menatap sendu ke punggung Rachel yang semakin menjauh.

Skip

Sore harinya Rachel sampai dirumahnya, ia membersihkan dirinya lalu memasak lauk untuk dirinya dan Argan.

Saat selesai, pintu rumah nya di ketuk oleh seseorang.

"Siapa?... Eh ayah ibu? "

"Halo sayang apa kabar" seru ibunya sembari memeluk Rachel

"Aku baik, masuk dulu ayah ibu"

Di dalam ibu Rachel terus menanyakan Kabar Rachel hingga sang empu muak karnanya

"Sayang sudah Rachel bisa kesal karna ku" ucap Ayah

"Ah maafkan ini, aduhh ibu sangat khawatir saat kamu bilang ingin kembali ke kota ini, tapi kekhawatiran ibu hilang saat melihat mu hidup sehat dan baik baik saja di sini" senyum haru ibu

"Ah ibu tidak perlu seperti itu"

Ibu terkekeh kecil, ia menyentuh tangan Rachel dengan lembut

"Apa kamu sudah bertemu dengan Argan? "

Raut wajah Rachel seketika berbah gelap
"Apa maksud ibu? "

"Ibu belum sempat menjelaskannya saat kamu sadar, jadi saat kamu koma... Argan datang ke ibu dan bersujud di lantai dia terus memohon maaf kepada ibu sambil menangis---

---ibu awalnya sangat kesal tapi saat melihat wajahnya yang tulus ibu tak bisa marah"

Rachel tak bisa menyembunyikan ekpresi kagetnya

"Ibu...ibu bercanda kan? "

"Tidak sayang, ibu tak bercanda...dia bahkan membayarkan seluruh pengobatanmu ia menjagamu saat kamu koma, Jujur ibu yakin dia anak yang baik tapi karna sifat labilnya dia jadi seperti itu" jelas ibu panjang lebar

"Ibu pernah dengar juga saat itu dia bicara padamu saat kamu tertidur, ia memohon agar kamu cepat sembuh dan cepat membalas dirinya. Aduh ibu sangat terharu dengannya tatapannya sangat tulus ya kan sayang" tanya ibu yang di angguki oleh Ayah.

"Jadi apa kamu sudah bertemu dengannya? Ibu ingin memberinya ini...

.

.

.



To be continuous

𝑺𝒘𝒊𝒕𝒄𝒉 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑨𝒏𝒅 𝑯𝒂𝒕𝒆 (Femdom) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang