03

332 21 0
                                    

.

.

.

Beberapa hari berlalu, wajah Argan yang semulanya terlihat pucat dan menyedihkan sekarang mulai terlihat hidup.

Pipinya menjadi berisi karna Rachel memberinya vitamin dan makanan secara teratur.

Ia menatap keluar jendela dengan senyuman teduh, ah ia ingin sekali pergi jalan jalan keluar...um tapi ia tak bisa

Argan mendesah kecil, ia merasa sedikit haus dengan memberanikan diri ia membuka pintu kamar.

"R-rachel boleh aku meminta minum" cicitnya

Rachel mengangguk dan mengode Argan untuk mengikutinya.

"Duduk"

Argan menuruti perintah Rachel, ia duduk di kursi pantry sembari menunggu Rachel.

Tanpa Rachel sadari Argan meneliti rumah Rachel yang minimalis namun modern, ia berdecak kagum di buatnya

"Nih"

Argan tersentak sedikit lalu ia mengambil air itu dan meminumnya

Rachel memperhatikan Argan lalu tangannya bergerak ingin mengusap surai Argan, namun

"Uhuk!.. " Argan tersentak kaget sehingga ia tersedak

"Ah lo gakpapa? " tanya Rachel yang di jawab anggukan oleh Argan

Argan menghabiskan minumnya lalu duduk diam di hadapan Rachel, ia mendongak menatap Rachel yang menatapnya dengan tatapan yang tak bisa ia baca

"Kembali ke kamar, gue akan kesana nanti" ucapnya lalu merenggang pergi.

Argan mengusap tengkuknya gugup, ia berjalan kembali memasuki kamarnya.

Tak lama kemudian

Rachel kembali dan membawa seorang dokter, ia menatap binggung ke arah dokter itu

Argan juga tak mengerti, tapi dokter itu terus menanyakan hal hal kepadanya

"Rileks Argan, dia hanya dokter yang akan membantu lo"

Argan mengangguk patuh, ia menjalani pengobatan yang ia tak mengerti

Skip

Beberapa bulan berlalu, Argan masih menjalani pengobatan yang tak ia ketahui itu.

Sampai saat malam hari, Rachel mendatangi kamarnya sembari membawa makanan dan obat untuknya

"Argan kemari"

Dengan patuh Argan merangkak mendekat dan saat ia sudah si depan Rachel, Rachel tiba tiba mengangkat tangannya dan sontak Argan menunduk.

Argan pikir akan ada pukulan untuknya tapi yang di dapat hanya usapan lembut dari Rachel.

"Gimana terapi lo? Lancar? Apa sekarang lo baik baik aja? " tanya Rachel beruntun

"Apa? "

"Mental lo sedikit terganggu, jadi gue meminta dokter itu mengobati lo secara pribadi"

Argan terdiam, jadi selama ini ia menjalani terapi..

"Jadi apa lo baik baik aja sekarang? Gue rasa lo gak akan takut berlebih lagi  ama tangan gue" ucap Rachel sembari mendaratkan tangannya di kepala Argan

Argan merasakannya, ia tak merasakan tubuhnya gemetar karna usapan Rachel.

Ia menatap Rachel yang sedang menatapnya dengan lembut, karna kaget Argan memalingkan wajahnya.

"Terima kasih...

" hm? "

"T-terima kas--

Cup

Manik Argan membulat, ia merasakan benda kenyal menyentuh bibirnya. Astaga Rachel menciumnya?!

" kau sangat lucu "kekeh Rachel

Wajah Argan sudah berubah menjadi merah seperti udang rebus, ia mengigit bibirnya sendiri karna malu.

"Apa lo mau memaafkan gue Ar" ucap Rachel dengan gugup

"Apa? Kenapa? " binggung Argan

"Em gue rasa gue keterlaluan, gue terlalu banyak menyiksa lo jadi gue minta maaf"

Argan menyentuh tangan Rachel dengan lembut, ia tersenyum lalu mengenggam tangan Rachel

"Tak apa aku pantas mendapatkan nya, semua ini juga akibat kesalahan ku" suara lembut Argan menyapu telinga Rachel

Ia tak menyangka berubahan Argan sangat besar, bahkan suaranya yang dulunya kasar sekarang sangat lembut dan berhati hati.

Rachel gemas sendiri, sampai tak mengaja menggenggam tangan Argan dengan keras.

"Ah maaf"

"Ini tak sakit, tidak apa apa'

Rachel mengelus pipi Argan lalu ia memeluk tubuh ringkih milik pemuda itu dengan erat.

"Apa l-kamu mau tinggal bersama ku? Aku  akan menjagamu kali ini dan tidak akan menyakiti mu lagi....

Argan tersenyum malu
" jika aku menolak pun, aku rasa kamu akan memaksa ku"cicitnya

"Ah... Yah.. Itu itu tak benar"

"Hehe baiklah aku mau Achel"

"Achel? Hum aku suka itu Agan" kekeh Rachel

Perlahan Argan memeluk Rachel dengan lembut, hatinya seketika menghangatkan ia senang.

Di sini Rachel dan Argan saling memaafkan kesalahan mereka masing-masing, bahkan mereka pada akhirnya menjalin hubungan.

Dan lucunya Rachel sangat posesif pada Argan, sampai Argan sendiri hanya bisa pasrah di buatnya.

Argan sendiri merasa senang untuk menjadi pasangan Rachel, mereka berdua bahkan pernah sama sama gila.

Dan di sini sifat Argan sangat manja jika di dekat Rachel, ia selalu ingin menempel pada gadis itu kemanapun gadis itu pergi.

"Achel...boleh aku minta ciuman? " cicit Argan

Rachel yang sedang memasak seketika berhenti, ia memeluk pinggang Argan dan mencium bibir plum milik pemuda itu.

"Sudah, ada apa hm? Kenapa tiba tiba? "

Argan menggeleng, ia memeluk Rachel lalu mendusel disana. Rachel sempat menatap wajah sayu milik Argan seolah olah sedang menahan sesuatu

.

.

.





To be continuous

𝑺𝒘𝒊𝒕𝒄𝒉 𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑨𝒏𝒅 𝑯𝒂𝒕𝒆 (Femdom) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang