04. I Am Doomed.

34 11 0
                                    

TRIGGER WARNING‼️
THIS CHAPTER CONTAIN SWEAR WORDS, A DEPICTION OF KIDNAPPING, ABUSE

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ Kebijakan pembaca diharapkan ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*


Miriel's POV

Guncangan kencang dan suara kereta kayu bergeladak keras mengejutkanku hingga aku terbangun.

Efek racun ular telah menurunkan seluruh performa kelima indraku. Aku memaksa diriku untuk sekedar duduk, meskipun penglihatanku kabur. Kaki tanganku berkontak langsung dengan tekstur kasar dan berserat. Tubuhku terus bergoyang bahkan saat aku menstabilkannya. Tanganku kembali meraba, berharap menemukan sudut dari kendaraan ini. Aku bergerak mundur mengikuti arah tanganku yang menyentuh sudut.

Aku benar-benar diculik oleh para manusia setengah hewan itu.

Akal sehatku sama sekali tidak bisa berjalan. Aku mengutuk diriku sendiri, mengutuk semua makhluk yang menyebabkan kesengsaraanku saat ini. Seharusnya aku tidak terlena ketika menemukan danau dan jalan setapak itu. Seharusnya aku lebih memperhatikan firasatku.

Tidak. Memangnya apa yang telah kulakukan hingga aku pantas menderita seperti ini?

Aku menarik nafas walau tubuhku bergetar hebat. Kedua tanganku memeluk kaki yang telah tertekuk, mendekapnya erat-erat. Bau kayu yang kuat dan debu-debu halus langsung menyengat indra penciumanku. Aku menghembuskan nafasku. Walau situasi ini mengerikan, aku masih punya waktu untuk melogika dan memperhitungkan seberapa besar peluangku bertahan hidup.

Baiklah, mari kita mulai.

Fakta bahwa aku diculik tidak akan berubah. Namun fakta mengerikan selanjutnya adalah bagaimana bisa ada manusia berwujud setengah hewan seperti itu? Tentu, ada banyak pelukis yang menggambarkan wujud manusia setengah hewan, tapi dibandingkan dengan yang telah kujumpai, manusia-manusia ini benar-benar di taraf yang berbeda. Makhluk-makhluk seperti mereka hanyalah mitos, tokoh dongeng, yang tidak pernah eksis di Bumi. Mereka adalah makhluk fantasi, fiksi, yang artinya tidak nyata.

Kesimpulan apa yang bisa kudapatkan? Bahwa aku terdampar di dunia lain? Bahwa sejak awal aku tersadar di hutan itu aku telah terdampar di dunia lain? Seperti kisah-kisah fantasi yang dikomikkan di Bumi?

… Benar. Seperti novel yang kubaca terakhir kali! Makhluk setengah hewan, ular aneh, kendaraan kuno ini, bukankah ini persis dengan deskripsi dunia sihir yang digambarkan dalam novel itu?

Hipotesa ini membuatku menjambak rambutku sendiri. Bangsat, mana mungkin aku akan kepikiran terdampar di dalam novel yang bahkan aku tidak ingat judulnya apa! Tidak pernah ada adegan penculikan seperti ini di dalam bukunya!

Tunggu, tidak pernah ada adegan penculikan seperti ini di buku karena tokoh utama tidak mengalaminya. Gambaran wujud tokoh utamanya juga tidak seperti yang kumiliki saat ini. Itu artinya aku bukan tokoh utamanya dan apa yang kuketahui dari novel tersebut tidak akan berguna bagi nasibku sekarang dan aku akan mati!

"BANGSAAAAAAATTT!!! AAARGHH!!!"

Aku memukul-mukul dinding kereta kayu. Nafasku menderu. Kini aku bisa dengan percaya diri mengatakan aku tidak stabil secara emosional maupun mental. Ini sama saja dengan hukuman mati. Orang waras mana yang memberikan hukuman mati macam ini?!

Kuakui perjalanan ini akan menjadi fantastis andaikan aku ditolong oleh bangsawan yang baik hati dan hidup layaknya seorang putri bangsawan yang terhormat, bertemu dengan pangeran dan sebagainya. Tapi gilanya, aku telah menjadi karakter sampingan yang bahkan tidak pernah bertemu dengan tokoh utamanya! Apakah ada cara untuk bertahan hidup? Aku harus berusaha mengingat sesuatu dari percakapan para penculik itu sebelum aku tak sadarkan diri.

The Greatest Escape [ON GOING] - TWW 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang