06. What to Do?

29 10 0
                                    

Miriel's POV

Terlepas dari usulan Kanina untuk tidur lagi karena tubuhku juga sedang beradaptasi kembali ke kondisi normalnya, aku tidak bisa terlelap.

Lebih tepatnya, pikiranku menolak berhenti berpikir.

Semalaman, tidak, bukan semalaman. Mungkin beberapa jam, aku terbaring dengan mata terbuka lebar menatap langit-langit suram sel. Aku berusaha untuk menghubungkan petunjuk-petunjuk yang kudapatkan setidaknya untuk bertahan hidup.

Aku masih belum mendapatkan kesimpulan akhir tentang apa yang terjadi padaku dan Alyssa di hari dia tenggelam. Novel milik Alyssa membantuku memahami mekanisme dunia ini, tapi tidak cukup untuk bisa membantuku mencegah apa yang sudah tertulis di novel.

Aku tidak tahu apakah di saat aku berbaring dan membuat bermacam asumsi, Killian dan Kalix masih selamat atau sebaliknya. Apakah mereka sudah bertemu dengan gadis itu?

Lalu tentang wanita yang kutemui sebelum aku tenggelam. Dia mengatakan hal-hal aneh secara khusus tentang aku. Seolah dia, aku, dan Alyssa sudah pernah bertemu, karena itu dia menggumam tentang bagaimana gawatnya situasi karena aku melupakan apa yang terjadi.

Ini mengingatkanku pada satu bagian di novel yang menjelaskan syarat yang harus dipenuhi untuk memasuki dunia Mysticia. Saat semua syarat telah terpenuhi, orang yang memasuki dunia Mysticia akan dihapus eksistensinya dari memori orang-orang yang mengenalnya. Mungkinkah Alyssa terhapus dari memoriku? Mungkinkah dia memang berencana untuk memasuki Mysticia?

Jika itu benar, mungkinkan wanita itu sebenarnya Luxie yang dibicarakan oleh Lysia dan Damon? Bila benar adanya, maka semuanya akan masuk akal. Walau aku tidak bisa menemukan apa sebenarnya maksud dari mereka yang 'sedang dalam masa percobaan karena lengah'. Mungkin hal itu ada hubungannya dengan peran mereka sebagai Balancer, mengharuskan Luxie untuk mengambil alih?

Aku mengangkat tubuhku, mengubah posisi menjadi duduk. Kini pandanganku tertuju pada borgol besi yang terpasang di kaki kananku, dengan ujung rantai yang tersambung dengan borgol dan ujung lainnya terpasang di dinding sisi kananku.

Tentu saja mereka akan melakukan hal seperti ini. Sepertinya borgol ini dibubuhi mantra, sebagai tindak pencegahan lanjut.

Pandanganku lalu tertuju pada sel yang berada di seberang. Terdapat tiga anak di dalamnya. Tidak sengaja, aku berkontak mata dengan salah satunya. Tentu saja gadis yang berkontak mata denganku langsung memalingkan wajahnya.

Aku tersenyum miris, lalu menghela nafas kecil. Entah apakah aku harus takjub atau sebaliknya, para siluman itu berhasil menangkap lebih banyak anak sementara aku tidak sadarkan diri. Dari sel, aku hanya bisa melihat dua sel yang di seberangku. Jika diasumsikan ada satu sel lagi di deretanku dan setiap selnya ada kurang lebih tiga anak, maka setidaknya ada dua belas anak termasuk kami.

Benar juga, ada dua hal penting lagi yang kulihat di tempat itu. Daftar nama dan detail catatan pelelangan yang akan terjadi di suatu tempat bernama House of Lilies. Secara khusus, catatan itu menyebut nama Kanina dan Kael, walau aku tidak yakin apakah anak yang dimaksud sama. Ada satu nama yang entah kenapa di blur.

Saat ini aku hanya bisa berasumsi bahwa belum waktunya bagiku untuk mengetahuinya atau, sama seperti apa yang terjadi dengan Alyssa, nama yang tidak bisa kulihat itu adalah pertanda.

"Miriel?"

Aku terkesiap saat mendengar Kanina memanggilku. Jantungku serasa hampir copot. Namun aku lebih terkejut lagi saat Kael melempar tubuhnya ke arahku dan mendekap tubuhku erat-erat. Sesaat aku dapat merasakan bahuku perlahan membasah. Apakah Kael menangis?

"Syukurlah, Kak Miriel masih hidup..." gumamnya yang teredam karena Kael membenamkan wajahnya di bajuku.

"Apa maksudmu? Tentu saja aku masih hidup, aku tidak selemah itu, Kael!" ujarku berusaha menghibur Kael.

The Greatest Escape [ON GOING] - TWW 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang