2

914 83 19
                                    

written by; Sha
*****
*
*
*
Disclaimer!
Tidak untuk pembaca dibawah umur!
*
*
Chanbaek
*

   Baekhyun mengatur napasnya yang tersenggal setelah berlari mengambil barangnya. Namun ia terkejut saat kembali dan tidak ada siapapun di dalam flat-nya. Hanya ada handuk dengan bekas darah dan ember yang airnya berwarna merah. Lalu beberapa bercak darah di sofa dan lantai rumahnya.

Pria itu sudah pergi.

Padahal Baekhyun yakin lukanya tadi sangat dalam dan perlu segera diobati. Apa dia pergi ke rumah sakit?

Tapi Baekhyun mencoba acuh, toh dia sudah berusaha membantu. Sejak awal pria itu memang tidak ingin diobati, buktinya dia menolak saat Baekhyun hendak menelpon ambulance.

Baekhyun mengambil napas panjang lalu menghembusnya, menaruh barang bawannya di sisi ruangan, kemudian membersihkan noda darah disana. Namun saat ia membuang air bekas itu ke westafel, benda kecil dan padat jatuh dari sana. Baekhyun terkejut, itu adalah peluru yang menjadi penyebab luka pria tadi.

"Woah.. ini pertama kalinya aku melihat peluru sungguhan." gumam Baekhyun. Kemudian mencuci peluru itu dan menaruhnya di dalam laci. Mungkin saja pria itu akan kembali lagi dan menanyakan peluru tersebut untuk dijadikan barang bukti.

****

Chanyeol berjalan sedikit tergopoh sambil memegangi perutnya, lukanya seperti terkoyak setiap kali ia mengambil langkah. Lalu saat Ia berhasil keluar dari pemukiman kumuh itu, dua orang pria langsung menghampirinya dengan wajah terkejut.

"B-boss.."

"Boss, apa yang terjadi?"

Chanyeol dibantu oleh dua anak buahnya masuk ke dalam mobil.

"Apa kita langsung ke rumah sakit, Boss?"

"Rumah, panggil Dokter Cha." jawab Chanyeol.

"Baik, Boss."

Tidak butuh waktu lama sampai mereka tiba di mansion mewah milik pendiri Leoy Construction itu. Karena anak buahnya berkendara dengan kecepatan diatas rata-rata barusan; mereka khawatir Boss nya pingsan.

"Boss!" Johnny berlari membuka pintu mobil, hendak membantu Chanyeol berjalan namun pria itu menepisnya dengan kasar sambil melayangkan tatapan tajam.

"Maaf, Boss. Saya sudah lama tidak melihat anda terluka jadi saya sedikit khawatir." jelas Johnny tidak ingin Boss-nya salah paham berpikir bahwa ia menganggap Chanyeol lemah.

"Dokter Cha?" tanya Chanyeol langsung.

"Beliau sedang dalam perjalanan kesini."

"Sehun?"

"Tuan muda masih berada di kondominium."

"Kai?"

Johnny mengernyit. "Kai pergi menyusul anda setengah jam yang lalu."

Langkah Chanyeol terhenti, memberikan sorot tajamnya lagi pada Johnny.

"Saya akan segera menghubungi Kai." ucap Johnny. "Ah, Boss.. tadi anda mendapat telepon dari tuan Lee."

Strawberry & Cigarettes [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang