2. Tidak Ada yang Berubah

45 5 3
                                    

Seorang gadis cantik berambut panjang dengan jepit kesayangannya sedang bersenandung riang di sofa tamu. Ia sangat tak sabar ingin bertemu dengan Bunda dan saudara kembarnya yang sudah terpisah selama empat tahun.

Aulia terus melihat jam tangan berwarna silver di tangan kirinya. Ekspresi sudah masam.

"Ayahhhhhh, Disaaaa... cepetan, nanti kita telat," teriakan menggema di dalam rumah besar milik keluarga Atmaja itu.

Galuh yang baru saja tiba, refleks menutup kedua telinganya. "Astaga, kuping gue!" Ucapnya yang kemudian mendekati sepupunya itu. "Sebahagia itu tah, Ul?"

Aulia mengangguk antusias sebagai jawaban atas pertanyaan Galuh.

"Iya sayang iya, sabar," ucap Ajas yang mendekati putri sulungnya.

"Disa di mana, Yah?"

"Masih di kamarnya."

Aulia pun mengambil nafasnya kemudian berteriak kembali. "Woiii Disaaaaa! Lelet banget sih lo! Buruan!!!"

"Sabar, woi! Lo kalo sekolah aja males-malesan, bangun siang mulu," balas Disa yang tampak sedang menuruni anak tangga.

"Ini hari spesial buat gue."

Aulia tidak ingin ribut dulu, yang ada di pikirannya hanya satu, akhirnya Bundanya datang. Iya, Aulia sudah tidak sabar ingin memeluk Bunda.

Sedangkan Disa, gadis itu terlihat tersenyum melihat sang kakak yang begitu bahagia. Ia bahkan merangkul Aulia. Kedua kakak beradik itu sangatlah bahagia. Mereka benar-benar ingin kumpul lengkap seperti dulu lagi. Pasti keluarga ini makin ramai, bukan?

Selama diperjalanan, baik Disa maupun Aulia tak henti-hentinya ribut. Galuh, pria bertubuh kekar itu menjadi korban dari kakak beradik itu.

"Aulia geseran!"

"Lo buta apa gimana sih! Gue udah mepet, Disa!"

"Lo berdua bisa diem nggak, sih!" Cergah Galuh dengan menutup kedua telinganya. "Bisa-bisa gue jadi budeg gara-gara kalian."

"Lagian suruh siapa lo duduk di tengah!" Balas Disa dan Aulia bersamaan.

"Badan gede malah nyempil kayak upil."

"Hahaha... Aulia kalo ngomong suka bener."

Itu Disa yang tertawa. Kalau seperti itu mereka berdua memang terlihat kompak, kan? Kompak meledek orang lain.

Di kursi kemudi, Anjas melirik kedua putrinya dan keponakan satu-satunya yang sedang bercanda. Senyuman pria paruh baya itu pun terlukis indah di wajah tampannya. Ketiga siblings itu memang selalu ramai jika bertemu. Makanya, rumah besar milik Anjas tidak pernah sepi, apalagi kalau Galuh ada di situ. Walaupun Galuh adalah murid pintar di sekolah dan selalu terlihat cool, tapi hanya Adisa dan Aulia lah yang tahu sifat sesungguhnya penasihat Cosmos Geng itu.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, sampai akhirnya mobil sedan putih itu tiba di parkiran bandara.

"Ayo ayo buruan," ucap Aulia yang langsung merangkul lengan Disa.

Keduanya terlihat jalan terlebih dulu, di belakangnya ada Anjas dan Galuh.

"Aulia antusias banget, Om. Tadi, di sekolah aja dia kesenengan," ucap Galuh.

"Oiya? Seharian ini kamu perhatikan wajah Aulia tidak, Luh? Aulia tidak khawatir, kan?

Galuh mengerti maksud Om nya itu, ia kemudian merangkul Anjas. "Om yang nggak usah khawatir. Aulia beneran happy kok. Justru wajah Om Anjas deh yang keliatan khawatir banget. Semua akan baik-baik aja kok, Om."

Hiraeth: Adisa | Spin Off TGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang