04. Pesta Penyambutan

65 11 1
                                    

Announcement
Akan diadakannya pesta penyambutan anak-anak baru di aula sekolah. Maka dari itu kami meminta kehadirannya
Sabtu 2 mei
Di aula
Outfit theme: White dress

Alam Adrian
Ketua pelaksana

Pagi-pagi sekali pengantar surat datang dan memberikan sebuah undangan untuk empat orang yang berada di dalam kamar. Sera membukanya dan membacakannya langsung, ketiga orang lainnya hanya mendengarkan.

Sera loncat-loncat kegirangan karena akan ada pesta penyambutan. Ekspektasi di kepalanya, pesta itu akan sangat menyenangkan.

"Pesta! Haha, disana pasti banyak pria-pria tampan!" kata Sera dengan semangat. Gadis itu bahkan langsung membuka lemari pakaiannya untuk memilih pakaian yang mana yang bagus dia pakai malam ini.

"Itu pesta untuk tiap tingkat?" tanya Lula dengan suara pelan––tetapi terdengar ditelinga Meyra karena mereka sedang duduk bersebelahan.

Meyra mengerutkan keningnya atas pertanyaan Lula. "Itu satu undangan untuk kita semua. Lagipula itu pesta penyambutan anak-anak baru, dan kita anak-anak baru. Bukan pesta tingkatan," jelas Meyra.

Meyra memperhatikan Lula. Setelah mendapatkan tingkatan, gadis itu jadi lebih pendiam––bercenderung menghindari mereka. Apakah mungkin karena mendapatkan tingkat D? Tapi kenapa? Apanya yang salah dengan tingkat D? Dia terlalu mendengar perkataan banyak orang.

"Pesta tingkatan akan di adakan juga, tapi ini khusus untuk anak-anak baru." Vereya ikut menjelaskan. Sepertinya gadis itu juga mengerti ke-khawatiran Lula.

Sera yang tanpa banyak beban pikiran pun berkata, "Iya Lula. Ayo pergi ke pesta, kita harus mendapatkan pria-pria tampan! Hahaha..."

"Otakmu tentang pria saja," komentar Meyra.

Sera tertawa tak jelas. "Ayolah! Di kelas tingkat B, banyak pria tampan dan seksi haha, ya ampun aku benar-benar tergiur dengan mereka!"

"Tergiur?" Lula tampak tak paham. "Memangnya mereka itu makanan?" tambahnya tak mengerti.

"Jangan dipahami kata-katanya. Dia memang fanatik terhadap laki-laki," balas Meyra seraya menutup kedua telinga Lula.

"Memang. I love men!" jelas Sera sejelas-jelasnya.

Meyra tertawa melihat tingkah laku Sera yang sangat centil. Sejujurnya Vereya juga menahan senyum-nya saat melihat kelakuan aneh Sera. Ia benar-benar baru menemui orang seperti itu.

"Sera, kau punya mantan berapa?" tanya Lula memastikan. Ia berpikir mungkin saja mantannya sudah berjibun-jibun?

Sera menggaruk-garuk kepalanya malu. "Sejujur-jujurnya aku tidak pernah berpacaran..." katanya malu-malu. "Itulah mengapa aku sangat terobsesi ingin mempunyai pacar. Jika suatu hari nanti aku menikah, nanti suami ku bertanya 'mantan mu ada berapa?' masa ku jawab, aku tak punya mantan? Itu memalukan!"

Meyra, Lula dan Vereya menatap Sera tak percaya.

Sera malah jadi kesal ditatap seperti itu. "Memangnya tidak punya mantan salah ya? Kalian juga pasti tak punya mantan kan! Hayo mengaku!"

Thorny Roses Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang