11. Flashback 1

36 4 0
                                    

1996

Alexa Margenta berjalan bak model disepanjang lorong dengan rambutnya yang berterbangan––membuat mata orang-orang beralih padanya. Gadis ini cukup terkenal disekolahnya, walaupun bukan pemimpin asrama perempuan.

Salah satu hal yang membuat gadis itu terkenal disekolah adalah karena ayahnya pemilik sekolah ini, serta ibunya yang menjabat sebagai kepala sekolah disini. Bukan hanya itu, Alexa juga sangat berbakat diberbagai bidang hingga mendapatkan banyak sekali penghargaan disekolahnya.

Banyak sekali pria yang mengaguminya––ia terlihat sangat sempurna. Namun gadis ini amat sangat membenci anak-anak tingkat D––yang menurutnya rendahan.

"Alexa..." panggil Mira––teman satu kamar Alexa.

Alexa menoleh. "Iya?"

"Apa kau merasa melupakan sesuatu? Aku merasa melupakan sesuatu, tetapi apa?" Mira menggaruk-garuk kepalanya sendiri kebingungan.

"Aku hanya melupakan satu tugasku," gumam Alexa dengan senyuman kecutnya.

"Apa?"

"Aku lupa membully anak-anak tingkat D itu. Hari ini siapa yang harus ku bully ya?" tanya Alexa tersenyum gemas sembari membayangkan melihat wajah-wajah anak tingkat D––menderita.

Ekspresi Mira langsung berubah datar. "Sampai kapan kau akan seperti ini?"

"Aku akan selalu seperti ini, dan jika bisa aku ingin selamanya menghantui mereka hahaha." Alexa tertawa puas.

"Tapi sebaiknya jangan," jelas Mira. "Tidak ada gunanya juga untuk kita--"

"Jelas ada gunanya untukku," sela Alexa. "Aku akan puas melihatnya," tambahnya dengan senyuman puas. Setelah itu ia pun pergi ke kelasnya dengan angkuh.

Mira menatap Alexa dengan tatapan sedih. Ia bersedih karena tak bisa mengubah kebiasaan buruk gadis itu. Ia tahu ini salah, sangat salah. Ia berusaha untuk mengubah itu, tetapi tetap tak bisa.

Brukkk

Selly tak sengaja menabrak Mira yang memang diam ditengah-tengah. "Sel tak apa--"

"Kenapa kau diam ditengah-tengah seperti itu?!" tanyanya marah.

"Maaf--"

"Lain kali jangan bertingkah!" sela Selly sebelum pergi meninggalkan Mira.

Mira menatap punggung Selly yang semakin menjauh. Alexa selalu baik padanya walaupun sikapnya agak buruk terhadap yang lain. Namun Selly justru sebaliknya, gadis itu bersikap baik kepada semua orang, tetapi selalu menunjukkan diri, jika dirinya tak suka pada Mira.

Mira pun tak mengerti; mengapa Selly tak suka padanya. Padahal mereka sudah dua tahun sekamar.

"Mira, ayo ke kelas?" ajak Raihan yang tiba-tiba muncul.

Mira mengangguk dan segera pergi bersama dengan kekasihnya itu.

"Padahal sebentar lagi kita lulus, tetapi Alexa masih saja sama..." gumam Mira yang selalu merasa bersalah.

"Biarkan saja, itu hidup-hidupnya Alexa. Yang penting kau tidak ikut-ikutan ya?" Raihan memang acuh kepada orang lain, kecuali pada orang terdekatnya. Sedang Mira seorang perasa.

"Tapi tetap saja, aku merasa bersalah kepada mereka yang kena bully Alexa. Bagaimana pun aku sekamar dengannya, sekaligus aku temannya. Namun aku tak bisa membawanya ke jalan yang benar."

"Yang penting kau sudah berusaha, itu sudah cukup. Selly saja biasa saja dengan hal itu, belajar lah bersikap cuek sepertinya," timpal Raihan.

---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thorny Roses Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang