Bab 19

8 2 0
                                    

|| H E R ||





Taehyung tiba di rumah Park Hyungsik sambil membawa pizza dan hottang. Hari ini hyung-nya itu sedang syuting, jadi dia menggunakan rumahnya untuk berbicara dengan Haneul. Tentunya dia sudah tahu jika paparazi tidak akan menyorotnya. Sedangkan Haneul pergi bersama Minhyuk  ke rumah aktor tampan itu agak tidak membuat paparazi bingung.

"Annyeong!" Sapa Taehyung menunjukkan senyum kotaknya saat Haneul masuk ke rumah Park Hyungsik. Gadis itu tersenyum melihat Taehyung sekilas lalu menatap Minhyuk, "Sunbae, jika ada paket dari Magic cafe, terimalah. Itu untukmu dan juga yang lain. Aku akan kembali dengan naik bus."
"Arraseo, kalau begitu aku akan kembali." Haneul mengangguk. "Nee." Jawabnya mengawasi mobil rekan kerjanya itu hingga menghilang.
Haneul lalu masuk ke dalam dan duduk di depan Taehyung.
"Maaf oppa, apa aku membuatmu menunggu?" Tanya Haneul meletakkan tasnya. Taehyung menggeleng, "Aniya, aku juga baru sampai. Kau belum makan siang kan? Kita makan dulu setelah itu mati berbicara." Ucap Taehyung membuka pizza dan hottang di angguki Haneul. Mereka memakan itu semua dalam waktu singkat.

"Haneul-ah, gwaenchana?" Haneul menatap Taehyung, "Harusnya aku yang bertanya begitu, oppa kau tak apa? Maaf atas kekacauan akhir-akhir ini." Ucap Haneul dengan menunduk, Taehyung menggenggam tangan Haneul, seketika gadis itu menangis. "Hiks.... Oppa, maafkan aku. Aku baru tahu jika dekat dengan idol akan seberat ini. Hiks, mian." Punggung Haneul bergetar, hingga air mata Haneul menetes di punggung tangan Taehyung. "Ssttt.. apa yang sedang kau bicarakan Haneul-ah? Itu sudah resikonya. Aku tak apa! Yang ku pikirkan itu kau! Aku takut kau di serang sasaeng, ku minta kau di rumah saja ya? Tak usah datang saat konser nanti setidaknya sampai berita itu tenggelam." Taehyung mengusap airmata Haneul, ia mendongak. " Aku sudah meminta untuk bekerja di rumah oppa, atasanku sudah menyetujui dan dia tahu hal ini. Seojoon oppa juga membantuku berbicara kemarin. Hiks... Padahal aku tahu jika BTS sedang di puncak pasti banyak berita, tapi mengapa aku selalu menangis?" Haneul terkekeh dan mengusap air matanya dengan tisu. "Kau cantik jika tersenyum Haneul-ah, fokuslah pada pekerjaanmu hm?
Yakinlah semua akan baik-baik saja."
"Oppa juga! Fokuslah latihan dan dengan konser kalian, maaf aku tidak bisa datang untuk menyemangati langsung karena edua temanku juga sedang dalam mood yang buruk." Taehyung mengangguk, "Arra, hubungi aku jika kau merasa bosan. Oh ya apa dua temanmu itu yang dekat dengan Jungkook dan Namjoon hyung?" "Majjayo. Di bandingkan kau dan aku, masalah Iseul lah yang paling berat oppa. Dan Jungkook malah melupakan kencannya dengan Eunji, aish nappeuno!"Ucapan Haneul membuat Taehyung terkekeh. "Dia memang penggila game, aku tidak tahu hari ini dia menghabiskan waktunya dengan melakukan apa." Haneul membersihkan meja tamu. "Ku harap dia menemui Eunji, kasihan sekali gadis itu menangis hingga matanya membengkak memikirkan Jungkook. Oppa, aku sangat lega setelah bertemu denganmu." Ucap Haneul menatap Taehyung, Taehyung lalu menarik Haneul dan memeluknya, "Nadoo, ku sangat tersiksa dan merindukanmu. Apa jadinya jika nanti aku wamil dan kau ku tinggal? Aaa.. aku tidak bisa jauh darimu." Haneul tersenyum dan membalas pelukan Taehyung.
"Oppa, kau menggemaskan. Membuatku semakin cinta padamu."
"Saranghae." Taehyung tersenyum dan mengelus rambut Haneul.
























|| H E R ||




















Di cafe Eunji, Myura sedang membungkus pesanan untuk ke kantor Iseul. Tiba-tiba ada yang mengetuk mejanya, membuatnya mendongak. "Iya, ada yang bisa di-" Ucapannya terhenti saat dia melihat Jungkook berada di depannya.
"Halo. Apa Eunji nya ada?" Myura masih terkejut, dirinya tidak mungkin memberitahu keberadaan bosnya karena tadi pagi sudah di peringatkan. "Em... Itu, sajangnim sedang tidak berada di cafe," tiba-tiba Eunji keluar dengan apron cooky-nya dan bertemu dengan Jungkook. Myura memukul pelan kepalanya.

HER [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang