Part 8

9 3 0
                                    



Hari ini adalah hari pertama ketiga wanita itu tinggal dalam satu atap yang sama. Namun hal-hal yang tidak terduga justru datang di pagi mereka.

"Loh, sepatuku dimana??
Aduh aku sudah terlambat!!
Ahh molla.!!" Gumam Iseul buru-buru memakai sepatu berwarna nude nya.
Harusnya hari ini dia memakai sepatu hitam, tapi di rak sepatu sepatunya menghilang.

"Tidak masalah kan? Cocok saja kan??" Iseul memastikan lagi tampilannya agar terlihat rapi.
Setelahnya, wanita dua puluh empat tahun itu pergi menuju tempat kursusnya.


.


"Astaga!!
Aku terlambat bangun!!
Omo!!!” Kata Haneul merapikan rambutnya dan mengucek matanya, lalu melihat jam bekernya.
"Semoga sunbae tak marah!!!” buru-buru Haneul segera mandi dengan cepat. Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Haneul segera menelfon editornya, Lee Min Hyuk.

"Yobseyo, Sunbae."

"Nee Haneul-ah, waegeurae??”

"Kau ada dimana??? Maaf aku terlambat bangun. Aku akan kesana dalam sepuluh menit."

"Tentu saja aku di rumah, untuk apa kau ke rumahku??
Hahaha.
Haneul-ah, aku tahu kau tipe wanita pekerja keras. Tapi hari ini kita sedang libur. Jadi bersenang-senanglah."

Haneul yang sedang berdandan, menghentikan aktifitasnya.

"Mwo?!
Jinjja?? Sunbae, apa kau bercanda?!”

"Astaga, kau ini masih tergolong sangat muda, tapi kenapa kau punya ciri-ciri penyakit pikun eoh??
Haha, sudah ya. Aku akan berkencan dengan pacarku. Kami akan menonton film.
Ku tutup, semoga harimu menyenangkan.”

Setelah Minhyuk menutup telfon, Haneul segera merebahkan badannya di ranjang lagi.
"Wahhh, aku libur??
Yessssss!!!!” Pekik Haneul menendang-nendangkan kakinya ke udara. "Aku akan memakan ramyeon. Sudah lama sekali tak memakannya." Haneul segera bangun dan keluar dari kamarnya menuju dapur, namun apa yang dia lihat di dapur sangat-sangat membuat moodnya kacau seketika.

"Aigoo!!! Kenapa dapurnya menjadi seperti ini?! Aihhh, mereka berdua ini benar-benar yaa!!!” Haneul mengomel sambil memakai sarung tangan silikon guna membantunya mencuci piring-piring kotor bekas sarapan.

Selesai mencuci piring, Haneul memutuskan membuat ramyeon dan menggoreng paha ayam yang ada di kulkas untuk sarapan paginya. Tak lupa dia juga membuat kopi.

"Selesai sudah." Kata Haneul menghembuskan nafasnya pelan dan mendudukan dirinya di sofa untuk menonton tv dan menikmati sarapannya.

.

"Dua puluh menit lagi. Aku sedang membeli makanan. Perutku lapar sekali."

"Arraseo."

Laki-laki itu menutup telfonnya dan menunggu pesanannya datang.

'Kling'

Laki-laki itu melihat wanita yang baru saja memasuki kafe. "Dia Iseul-ssi benarkan??” Tanyanya dalam hati.
Wanita yang ternyata adalah Iseul itu  terlihat sedang memesan makanan dan langsung mencari tempat duduk. Dia memilih duduk di dekat jendela.
Namjoon langsung merapatkan atributnya dan menyusul Iseul.

'Dok dok.' Namjoon mengetuk meja tempat Iseul. Iseul menoleh dan terkejut melihat Namjoon yang berdiri di sampingnya. "Omo, op-oppa." Ucap Iseul sedikit memundurkan badannya terkejut.
Namjoon tersenyum di balik maskernya. Laki-laki itu segera duduk membelakangi Iseul. "Maaf jika mengkagetkanmu. Apa kau juga sedang memesan makanan??” Tanya Namjoon. Iseul segera menormalkan detak jantungnya. "Iya oppa, perutku lapar sekali. Apa oppa terbiasa makan disini??” Tanya Iseul menegakkan badannya. "Ani. Aku sedang lewat saja tadi. Tiba-tiba aku lapar dan memutuskan untuk kesini. Oh ya, bagaimana kabarmu??”

HER [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang