"Sebenernya aku nyari suami kontrak itu baru-baru ini,setelah Kakak aku bilang kalo dia akan menikah setelah aku menikah,"jelas Alina dengan sorot mata sendu. Ia dan Adnan kini berada di restoran Jepang,kali ini Alina yang membayar semuanya setelah tahu kondisi Adnan.
"Dan,aku bingung siapa yang mau aku jadikan suami dari segi perilaku dan semua yang ada di diri lelaki itu harus sesuai dengan harapan Kak Kiki."
Alina kini menatap Adnan,"dan aku melihat itu semua di kamu Adnan,maka dari itu aku ingin kamu jadi suami kontrak aku."
Adnan terdiam,mencermati setiap ucapan Alina. Ia tersenyum mendengarnya,"kalau kamu percaya saya,saya yakin saya bisa menjadi suami pura-pura yang baik."
"Dua tahun."
Adnan mengernyit,"apanya?"tanya Adnan tidak paham. Alina memakan makanannya kemudian menatap Adnan,"aku hanya perlu dua tahun,apa kamu bersedia?"
Adnan mencoba berpikir,tak lama ia mengangguk yakin,"saya bersedia."
Alina ikut menganggguk,"nanti aku buat kontraknya,sebelum itu kita bisa saling mengenal satu sama lain."
Suara Alina membuat Adnan menyimpan sumpitnya,lelaki itu menatap sekitar dan ia yakin jika makanan yang mereka makan ini harganya mahal.
"Kamu berapa bersaudara?"tanya Adnan. Alina meminum sedikit minumannya,"dua,aku dan Kak Kiki hanya kami."
"Dan,kamu?"
"Tiga."
Adnan membenarkan duduknya,"saya,Kakak perempuan saya bernama Ainin,dan adik saya yang masih bersekolah bernama Arkan."
Alina mengangguk-angguk,"orangtua kamu?"
"Sudah meninggal,"jawab Adnan yang dibalas dengan Alina oleh mulut yang ia tutup dengan tangan karena terkejut,"ma-maaf aku nggak bermaksud."
"Gapapa,kamu sendiri?"
Alina tersenyum miris,"sama,aku hanya tinggal dengan Kak Kiki."
Adnan memandangnya tak percaya,"jadi kita sama?"
Alina mengangguk dengan tangan yang kini meraih ponselnya,"boleh aku minta nomer kamu?"tanya Alina sembari menyodorkan ponselnya,dengan segera Adnan menerima ponsel itu dan mengetikkan sesuatu di atas sana.
"Ini."
Alina kembali menerima ponselnya dan segera menghubungi Adnan,"itu nomorku."
Adnan mengangguk sembari menyimpan nomor milik Alina. Bagaimanapun,kedepannya mereka berdua harus terus berkomunikasi untuk pekerjaan Adnan yang baru ini.
Adnan tertegun,apa ini namanya pekerjaan?
Alina yang sudah selesai dengan makanannya kini mengajak Adnan untuk pulang,karena ia tahu lelaki itu lelah.
"Nanti kita bicara lagi kalau weekend,sekarang kamu istirahat ya,makasih udah mau nemenin aku."
Adnan mengangguk kecil,"makasih juga kamu udah bantuin saya,saya sangat beruntung bertemu dengan wanita baik seperti kamu."
Pipi Alina bersemu,ia memutuskan untuk mendahului Adnan ketika berjalan,berdekatan dengan Adnan tidak baik untuk jantungnya.
Mereka kini sampai di stasiun,Adnan heran mengapa Alina mau pulang naik kereta seperti ini?
"Saya mau tanya sesuatu boleh?"tanya Adnan membuat Alina menoleh kemudian mengangguk.
"Kenapa kamu pulang naik kereta?padahal kamu bisa naik kendaraan online?"tanya Adnan membuat Alina terkekeh,"banyak yang nanya gitu ke aku tau,dan jawabannya itu aku seneng nikmatin perjalanan pulang,walaupun capek tapi setiap pulang itu 'kan waktu kita luang ya?kita bisa nikmatin sekitar dan tahu bahwa banyak yang lebih susah dari kita,banyak orang yang bisa kita ajak ngobrol dan banyak juga orang bisa menyebar aura positif,kaya kamu waktu ngasih aku permen saat itu."
Alina berdiri begitu kereta mereka telah sampai,Alina berjalan lebih dulu dan Adnan mengikuti dari belakang,namun tiba-tiba ada seorang perempuan paruh baya yang menyerobot saat Alina akan masuk kedalam kereta dan gadis itu akan jatuh namun Adnan dengan sigap memeluknya—menahan tubuh Alina.
Degup jantung Alina seakan berhenti,ia menelan saliva menatap kedua mata indah itu. Berharap semua yang terjadi ini mimpi,ia mengerjap segera membenarkan posisinya,Adnan pun kini ikut kikuk dan memilih untuk masuk kedalam kereta lebih dulu.
Bagaimanapun,ia juga pria normal. Posisi canggung tadi sanggup membuat darahnya mendesir.
Ini tidak benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. A
RomanceAlina tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa lelaki yang ia temui di kereta adalah lelaki yang menjadi bagian dari hidupnya. Lelaki yang mampu membuatnya keluar dari semua masalahnya,lelaki yang selalu bertindak dengan kepala dingin,Alina berharap...