8. Tawaran

3 1 0
                                    

Keduanya berjalan beriringan,memandangi setiap sudut kota yang begitu ramai. Malam ini,Adnan dan Alina memilih untuk menikmati bubur kacang.

Setelah menikmati makanan yang mereka pesan akhirnya keduanya berada dalam kereta. Saat sampai di stasiun berikutnya,Adnan berpamitan kepada Alina. Saat lelaki itu turun,entah keberanian darimana Alina mengikuti Adnan tanpa lelaki itu tahu.

Alina ingin tahu dimana rumah lelaki itu,bagaimana kehidupannya?

Ia berjalan mengendap,sesekali sedikit berlari karena langkah Adnan yang ternyata begitu cepat,padahal saat berjalan bersamanya lelaki itu begitu santai.

Adnan keluar dari stasiun,lelaki itu membeli makanan kemudian berjalan lagi. Alina terus mengikuti sampai tiba-tiba tiga orang lelaki kekar menghadang jalannya.

Alina kepo dan juga khawatir,takut Adnan kenapa-kenapa. Ia memutuskan berjalan mendekat lagi namun masih sembunyi.

"Kapan lo bayar hutang bokap lo?"salah dari seorang itu berkata dengan wajah garang. Adnan terdiam,"gue pasti bayar,tapi nggak sekarang."

"Lo mau gue bawa kakak lo buat jadi jaminan?"

Rahang Adnan mengeras,ia tak suka siapapun merendahkan Kakaknya,"gue akan bayar."

Adnan mengeluarkan dompet,hanya tersisa uang lima lembar seratus ribu.

"Cuma ada segini,gue cicil bunganya nanti gue bayar hutang bokap gue,please jangan bawa-bawa kakak gue!"

Mereka tertawa renyah,membuat Adnan geram.

"Kalo gapunya duit,gausah bacot!sikat dia!"

Alina menutup mulut saat kedua lelaki lain mulai memukuli lelaki itu,ia menatap sekitar tapi tidak ada yang berani membantu. Air mata Alina luruh,memang sebanyak apa hutang Ayahnya Adnan sampai seperti ini?

Setelah merasa puas,ketiganya berlalu pergi meninggalkan Adnan yang terkapar lemas dengan darah yang mengalir dari sudut pipinya. Alina sudah tidak memikirkan malunya,gadis itu berlari menghampiri Adnan.

"Adnan!ayo bangun!"

Mata Adnan terbelalak mendengar suara Alina,lelaki itu mendongak begitu Alina membantunya untuk duduk,suara gadis itu parau.

Kenapa Alina ada disini?

Alina memapahnya menuju sebuah bangku,lelaki itu masih terdiam begitu Alina berlarian membeli obat untuk dirinya.

"Maaf ya ini pasti sakit,"ucap Alina begitu menempelkan kapas yang sudah diberikan obat ke sudut bibir Adnan. Adnan hanya meringis begitu benda itu menyentuh permukaan kulitnya.

"Maaf aku lancang,apa aku boleh nanya sesuatu?"tanya Alina takut-takut. Adnan mengangguk kecil,"tanya aja."

"Berapa hutang Ayah kamu sampai mereka kaya gini?"tanya Alina. Adnan menatapnya,jadi tadi Alina menguping pembicaraan mereka.

"Harusnya tujuh puluh juta lagi,tapi ya karena saya dan Kakak saya tidak sanggup membayar jadi bunganya terus berkembang."

Alina terdiam,tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepalanya.

"Aku mau ngasih kamu penawaran,untuk membantu membayar hutang itu."

Adnan menoleh,keningnya mengerut dalam.

"Apa?"tanya Adnan dengan ringisan karena perih di sudut bibirnya.

"Jadi suami kontrak aku,dan aku bakal bayar kamu sebesar hutang Ayah kamu."

Alina yang semula menatap ke depan,kini menoleh padanya.

"Gimana?"

***

"Adnan kamu kenapa?!"

Ainin panik,ia berjalan tergesa mendekat Adnan yang baru saja membuka sepatunya. Ainin tadinya hendak membawa minum namun melihat Adnan yang keadaannya seperti ini membuatnya mengurungkan niat.

Adnan tak menjawab,ia hanya tersenyum tipis kemudian berjalan lunglai menuju kamar mandi. Ainin mematung di tempatnya,ia sudah tahu pasti penyebabnya apa.

Ainin menangis,matanya memerah dan suara isakannya ia coba redam karena tak ingin adiknya mendengar.

"Maafkan Kakak..."

Ainin terduduk lemas,ia menatap kosong pintu kamar mandi yang kini terbuka dan Adnan keluar dari dalamnya. Ia hendak berjalan menuju kamarnya namun sang Kakak menghentikan dengan sebuah perkataan yang membuat Adnan terkejut.

"Kakak akan menyerahkan diri kepada mereka,mungkin dengan tubuh Kakak kita bisa bebas Adnan,kamu bisa bebas."

Adnan menatap nyalang Kakaknya,ia tak suka dengan ucapan yang keluar dari mulut Kakaknya.

"Aku akan berusaha Kak,beri aku waktu satu minggu lagi dan kita akan terbebas dari hutang itu."

Adnan sudah memantapkan hatinya,menerima tawaran Alina. Daripada Kakaknya menjadi korban lebih baik dirinya menikah dengan gadis baik itu.

Tak ada salahnya,dia hanya menjadi suami dari seorang wanita hebat.

Ya,semua akan menjadi mudah.

"Aku akan melunasi semuanya,Kakak akan bebas."

Mr. ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang