14. Pernikahan

2 1 0
                                    

Gaun putih itu terlihat begitu pas di badan Alina,brukat yang menempel sempurna di tubuhnya membuat Alina bak putri malam ini. Semua sudah dipersiapkan sedemikian rupa oleh Kiki dan Alina hanya tinggal melaksanakan pernikahan impiannya. Nuansa serba putih gold sesuai dengan apa yang Alina pinta telah tersedia. Bunga Lily yang cantik menghiasi setiap sudut ruangan. Tak lupa dengan karpet merah bulu yang menjalar menuju altar,Alina akan menjadi putri untuk malam ini.

Tio datang dengan Yeshika—perempuan yang sedang dekat dengannya. Gadis yang menurut Alina sangat enak dipandang itu tersenyum kepadanya.

"Selamat atas pernikahannya Kak Alina,"ucap Yeshika yang diangguki oleh Alina,"makasih banyak ya Yeshika,semoga kamu sama Tio cepet nyusul."

"Omongan lo yeee,tunggu tanggal mainnya lah!"serobot Tio yang kini memeluk Alina.

"Selamat yaaa,gue tunggu di bawah,bahagia selalu Alin-kuuu."

Alina ingin menangis,saat Alina memperkenalkan Adnan kepada Tio saat itu,tatapan tak percaya Tio-lah yang Alina dapatkan. Tio seperti tak merestui,namun setelah melihat kepribadian Adnan,Tio mulai menyetujui. Harta bisa dicari namun lelaki penuh dengan tanggung jawab susah untuk didapatkan.

Kiki tersenyum kearahnya,saatnya telah tiba untuk dirinya melepas Alina. Alina harus bahagia dengan pasangannya.

"Ayo."

Kiki melebarkan lengannya untuk Alina gandeng,Alina menahan tangis,sebentar lagi ia akan bersama dengan oranglain.

"Makasih Kak,"lirih Alina memeluk Kiki. Ia mendongak guna menahan airmatanya agar tidak jatuh.

"Nggak ada yang harus kamu ucapkan terima kasih,Kakak sayang kamu."

Keduanya berjalan beriringan,Alina tersenyum begitu mendapati Adnan yang sudah menunggu,lelaki itu tampak gagah dengan jas putih dan juga rambut yang ditata rapi.

Adnan mengulurkan tangannya,membantu Alina menaiki satu-persatu anak tangga. Mereka kini terlihat seperti tuan putri dan pangeran. Adnan berbisik tepat di sebelah telinga Alina,"kamu cantik sekali."

Alina tak dapat membendung bahagianya,walaupun ia dan Adnan menikah karena kontrak. Mereka sudah sampai di Altar dan janji pernikahan pun terucap.

Alina menutup mata begitu Adnan mengecup keningnya,dapat ia rasa benda kenyal itu menyentuh kulitnya,rasanya hangat sekali.

Sorak sorai terdengar,Alina semakin melebarkan senyum dan ia tahu pasti bahwa setelah ini... ia akan bahagia.

Mr. ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang