Chapter 1

71 4 0
                                    

Apakah kalian merasakan jika salah satu dari orang tua kalian menikah lagi?

Inilah yang dirasakan Arsen dan Natta. Acara pernikahan kedua orang tua mereka yang baru saja digelar tadi siang dan kini Arsen, Natta bersama kedua orang tuanya berada di rumah baru mereka.

Bagaimana kedua orang tua mereka bertemu? Ayah Arsen bertemu dengan Ibu Natta di sebuah butik baju. Ayah Arsen datang kesana untuk mengkomplain baju yang dia beli kemarin, Begitu pula dengan Ibu Natta bernasib yang sama. Entah bagaimana, Akhirnya mereka pun menjadi dekat dan memutuskan untuk lanjut kejenjang yang serius yaitu pernikahan.

Awalnya Natta tak setuju dengan keputusan Ibunya tapi setelah dipikir lagi semenjak sang ayah meninggal dunia Ibu Natta menjadi kesepian, maka dari itu Natta setuju. Sedangkan Arsen dia setuju aja dengan keputusan Ayahnya.

Awal pertama bertemu sampai sekarang Arsen dan Natta hanya kenal muka dan nama saja, Mereka masih canggung dan belum sedekat layak nya adik dan kakak. Mereka membutuhkan waktu.

"Arsen Natta kamar kalian ada dilantai atas ya" Ucap sang Ibu. Mendengar ucapan sang Ibu, Arsen pun meninggalkan mereka dan segera menuju kamar barunya.

"Iya, Mama sama Papa mau kemana?"

"Papa sama Mama mau pergi dulu, Natta sama Kak Arsen berdua dirumah gapapa?"
"Gapapa pa"

"Kita pergi dulu ya"
"Kalau ada apa apa telpon Mama ya Nat"
"Iya Ma, Hati hati Mama Papa"

----

"Nyokap bokap mana?" Tanya Arsen yang baru saja turun dan menghampiri Natta yang sedang asik menonton sambil memakan mie yang baru saja dia masak.

Natta menoleh "Keluar"

"Kemana?"
"Gak tau" Arsen mengangguk sebagai jawaban dan menduduki dirinya yang tak jauh dari Natta.

"Buat gue mana?"
"Apanya?"

"Itu" Arsen menunjuk pada mangkok yang Natta pegang.
"Buat sendiri"

"Buatin"
"Jangan males kak"

"Bukan males, Gue gak bisa masak"
"Masa mie doang gak bisa"

"Emang gak bisa terus mau gimana lagi? Kalau gue paksain mau rumah ini kebakaran?" Natta menahan kesal dengan kakak baru nya ini.

Kalau dari awal Natta tau Papa Dean punya anak semales dan senyebelin ini dia gak sudi nerima pernikahan Ibu dan Ayahnya itu.

"Makan aja yang Natta, Aku buat lagi"
"Nah gitu dong" Ucap Arsen lalu mengambil mangkok Natta tanpa dosa.

'Nyebelin'

----

Pagi ini mereka tengah berkumpul sarapan bersama di meja makan, Karena Natta dan Arsen pagi ini harus pergi sekolah. Arsen terpaksa dipindahkan ke sekolah yang sama dengan Natta. Arsen dan Ayahnya pindahan dari Jakarta ke Bandung, Karena mereka akan tinggal di kota kelahiran Natta.

Sudah lama Arsen dan Natta tidak merasakan momen makan bersama keluarga seperti ini. Ada untungnya juga orang tua mereka nikah lagi.

"Arsen, Kamu ke sekolah nya bareng Natta ya" Ucap sang ayah diselang kegiatan sarapan mereka. Ibu Natta masih sibuk dengan masakannya didapur

"Tapi pa-"
"Natta bisa bawa motor sendiri kok pa"

"Gak sayang, Kamu bareng aja sama kakak mu toh dia gak punya pacar ini jadi gak bareng siapa siapa" Arsen mendengar ledekan Papa nya itu hanya memutar bola matanya malas.

Apa apaan Papa nya ini membongkar aib anaknya sendiri, Arsen takut dicap Jones sama Natta.

"Bareng sama Kaka Arsen aja ya sayang, Sekalian ada yang jagain. Jarak rumah sama Sekolah kan jauh" Lanjut sang ibu.

"Yaudah Ma"

Arsen yang sudah dengan sarapannya pun langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan kedua orangtuanya, Untungnya Ibu Natta sudah tak biasa dengan tingkah laku Arsen yang emang tidak sopan itu.

'Kak Arsen bukannya pamit dulu, Gak sopan banget' batin Natta.
"Arsen! Gak pamitan dulu?" Teriak sang Ayah.

Arsen tak memperdulikan teriakan sang Ayah, setelah mengambil kunci motor dan helm nya dia pun segera keluar rumah.

"Sudah gapapa mas, Ayo Nat kamu susul kakak mu"
"Iya nanti kamu ditinggal sama dia" Natta mengangguk lalu mencium kedua pipi sang Ayah dan sang Ibunya.

"Natta sama kak Arsen berangkat ya, Bye bye Ma Pa"
"Hati hati nak"

Natta menyusul Arsen yang sudah siap menaiki motornya.

"Cepet lelet"
"Sabar kak" Ucap Natta sembari mengikat tali sepatunya.

Arsen cukup kesal melihat Natta yang mengikat sepatunya dengan lambat. Dia menghampiri Natta dan jongkok dihadapannya.

"Pake sepatu aja lambat banget" Ucapnya sambil mengikat sepatu Natta.

"Natta bisa sendiri kak"
"Ck! Kalau lu yang taliin bisa telat kita, Udah diem aja nurut" Natta hanya menatap Arsen yang sibuk mengikat tali sepatunya.

"Kak Arsen kenapa gak pamitan ke Mama Papa?"
"Buat apa? Alay"

"Kok alay? Kan kita anak mereka seenggaknya pamitan dulu sebelum pergi"

Setelah mengikat tali sepatu Natta, Arsen menatap adiknya "Terserah gue lah mau pamit mau gak"

"Udah cepetan ngomong mulu" Lanjutnya. Natta hanya menghela nafas, Kaka tirinya ini ternyata keras kepala.

----

16.00

Bel Sekolah sudah berbunyi yang mengartikan bahwa seluruh kelas telah selesai. Sudah 30 menit Arsen menunggu sang adik diparkiran. For your information, 1 jam yang lalu Kelas Arsen sudah keluar duluan karena guru mapel nya ada urusan jadi jam kelas terakhir kosong.

"Lama banget bangsat, Apa gue tinggal aja? Tapi nanti di marahin Papa" Ucap Arsen yang masih setia menunggu sang adik tirinya keluar, padahal murid murid lain sudah banyak yang keluar kelas.

"Lama banget bangsat, Apa gue tinggal aja? Tapi nanti di marahin Papa" Ucap Arsen yang masih setia menunggu sang adik tirinya keluar, padahal murid murid lain sudah banyak yang keluar kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setalah mengirimkan pesan pada Natta, Pandangan Arsen kini berpindah pada seseorang yang dia cari dari tadi, Natta. Tetapi dia melihat Natta bersama dengan lelaki lain.

'Siapa?'







To Be Continued

My Big Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang