Chapter 3

42 2 0
                                    

⚠️


Sudah larut malam tapi Arsen dan Natta masih asik mengobrol satu dengan yang lain, Entah sadar atau tidak mereka dengan cepat mulai dekat layaknya kakak dan adik.

"Kak mau susu gak?" Tanya Natta pada Arsen yang mematikan puntung rokok terakhirnya.

"Susu siapa?"
"Susu kemasan lah, Kalau mau Natta buatin"

'Kirain susu lu Nat'
"Gak, Lu aja" Natta hanya mengangguk lalu turun dari meja untuk membuat susu.

Arsen menoleh kearah pintu kamar orang tuanya, Dia mendengar suara yang tidak asing ditelinga nya. Dia berjalan mendekati pintu kamar orang tuanya memastikan takutnya dia salah dengar.

Natta melihat Arsen berjalan kearah pintu kamar orang tuanya pun ikut mengikuti kakaknya karena penasaran juga.

"Kakak ngapain?" Tanya nya sedikit berbisik
"Sttt"

Arsen dan Natta semakin dekat dengan pintu kamarnya dan suara itu makin terdengar jelas.

"Ahhh mas"

Arsen tidak salah menebak, ternyata emang bener ini suara desahan wanita. Yang lebih tak terduganya kamar orang tua mereka tidak tertutup rapat jadi masih agak terbuka dikit.

Makin penasaran Arsen mengintip apa yang dilakukan orang tuanya itu.

"A-ahh mas.. pelan pelan ahh shh" Arsen melihat posisi Ibunya menungging yang Arsen tau itu adalah doggy style.

Natta yang baru sadar dengar suaranya itu terkejut dia refleks menutup kedua telinganya dan menutup mata nya rapat rapat.

Arsen menoleh kearah Natta dia menahan ketawa karena melihat ekspresi Natta yang gemas itu. Arsen menggenggam tangan Natta dan pergi membiarkan kedua orang tuanya berolahraga malam.

"Kaka kenapa sih kepo banget ngintip ngintip"
"Ya lu ngapain ngikut"

"Aku ngikut ngikut Kak Arsen"
"Sama aja, Sana tidur" Natta mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya. Tetapi sebelum pintunya tutup Arsen menahannya.

"Kenapa kak?"
"Mau coba kayak Mama Papa gak?"

Natta terkejut "Ih sinting!" Dia langsung menutup pintunya dengan keras. Sedangkan Arsen hanya tertawa melihat reaksi Natta.

----

Hari sudah gelap dan Natta baru saja pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah gelap dan Natta baru saja pulang. Natta biasanya gak pernah pulang malem kecuali Arsen jangan ditanya lagi. Untungnya Mama Papa mereka belum pulang.

Arsen yang sedari tadi menunggu adiknya pulang langsung menghampiri Natta dia sedikit khawatir.

"Darimana lu? Kenapa baru pulang? Gue chat gak di bales" Natta menoleh ke arah Arsen lalu tersenyum, Entah perasaan Arsen saja atau emang Natta sedang tidak baik baik saja. Matanya bengkak karena abis nangis dan Penampilan nya yang sudah agak berantakan.

"Gapapa kak"
"Lu abis nangis?" Ucap Arsen mengelus pipi adiknya dengan lembut

"I-iya tadi nangis abis nobar drakor sama temen, Natta ke kamar dulu ya kak" Natta bergegas pergi meninggalkan Arsen yang masih bertanya tanya apakah Natta benar benar baik baik saja?

----

"Ka Arsen Ka Arsen Ka Arsen" Natta menggoyang goyangkan lengan Arsen, Kakaknya ini emang susah banget dibangunin. Ganteng ganteng kebo.

"Apa sih Nat"
"Sekolah Kak"

"Gue mau bolos, Mama Papa gak ada ini"
"Gak boleh gitu, Natta aduin loh"

Arsen menutup wajahnya dengan bantal, Dia masih ngantuk semalam dia tidur terlalu larut karena push rank bareng teman temannya.

Natta mendengus kesal, Dia kepikiran sesuatu supaya kakaknya ini bangun. Natta menaiki kasur Arsen dan menduduki perut kakaknya itu.

"Mampus berat kan. Kak! Bangunn ayoo! Nanti telatt" Arsen menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya dan menatap Natta yang sedang duduk diperutnya.

"Kak Arsen bangun gak? Kalo gak bangun-"
"Kalo gak bangun mau lu apain?"

Natta berpikir sejenak "Natta cubitin perut kaka"

Sebelum Natta cubit perut Arsen, dengan cepat Arsen menidurkan Natta, mengungkung tubuh nya dan menahan kedua tangannya di samping kepala Natta.

"Ihh! Kaka Lepasin! Mama!"
"Salah sendiri ganggu orang tidur"

"Aku kan gak ganggu, Kita kan harus sekolah nanti Mama Papa marah"
"Lu aja sekolah"

"Kok gitu? Terus nanti Natta sama siapa ke sekolah nya"
"Kan ada motor lu"

"Mau bareng Kak Arsen" Arsen hanya menatap wajah Natta dengan lekat dan jarak mereka terlalu dekat.

Arsen memandangi wajah Natta dari mata, hidung, pipi, dan terakhir bibir yang merah dan terlihat manis karena memakai lip balm.

"Nat"
"Apa?"

"Lu udah berapa tahun pacaran?"
"2 tahun, Kenapa?"

"Pernah kissing?" Natta terkejut dengan pertanyaan Arsen, Dia sedikit ragu untuk menjawab.

"P-pernah, Tapi jangan bilang bilang Mama sama Papa ya kak" Arsen mengangguk.

"Enak?"
"Apanya?"

"Kissing with him" Pipi Natta memerah
"G-gak tau kepo ih, Emang kaka gak pernah?"

"Pernah"
"Kalo udah nyoba ngapain nanya ke Natta enak apa gak nya, Kan Kaka udah coba sendiri"

"Kan beda beda Nat ada yang enak ada yang gak, Siapa tau pacar lu gak enak"
"Ih emang Kaka enak main banding bandingin"

"Enak"
"Kata siapa?"

"Kata mantan mantan gue, Makannya mereka pada minta lebih"
"Hah?? Lebih maksudnya?"

Arsen mengangguk

"Terus gituan?"
"Iya kan dia yang minta"

"Ihh!"
"Mau coba?"

"Heh! Gila aja awas kak"
"Kissing aja mau?"

Natta membelalakkan matanya "Kak! Stop deh"
"Bentar doang janji, Lu nilai lebih enak mana"

Natta benar benar terkejut dengan tingkah laku Kakaknya ini.

'Are you crazy?!' batin Natta
"Kak jangan aneh aneh sana ah udah telat"

"Kagak asik lu ah" Arsen beranjak dari kasurnya dan segera masuk kedalam kamar mandi.

'Pagi pagi udah ngaceng aja' Arsen sendiri bingung ini efek kegoda gara gara Natta? atau emang lagi waktunya aja? Ah Pokoknya Arsen janji akan melakukan nya dengan cepat. Dia tidak mau Natta ngomel ngomel dan tidak mau dihukum karena kesiangan.

Sedangkan Natta dia masih setia berbaring ditempat tidur kakaknya ini, Jantung dia berdegup lebih kencang dari biasanya.

"Kak Arsen ganteng ganteng tapi sinting"











To Be Continued

My Big Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang