"Oy cepet jemput gue di depan gerbang, gue gak kenal siapa-siapa nih di sini"
Ucap Mahes di sambungan telepon Elang. Ya, kini pria berusia 29 tahun itu telah tiba di Universitas NIS sejak pagi tadi. Sepanjang perjalanan ia terus menggerutu karna Elang susah sekali di hubungi, ia harus menunggu satu jam lebih agar telpon nya di angkat oleh pria berpangkat Mayjend itu.
"Halah, kamu ini manja sekali Hes"
"Bukannya manja, gue tuh introvert, malu untuk bertanya"
"Mana ada, yang ada kamu itu malu-maluin Hes"
"Wah, udah bisa ngelucu lo. Udah sini cepetan, gue pengen istirahat nih"
"Tunggu, saya kesana sekarang "
Sambungan telpon pun di matikan oleh Elang. Lalu setelahnya ia hendak pergi ke gerbang Universitas nya untuk menjemput temannya. Namun sebelum itu, Biru menghentikan dengan sebuah pertanyaan.
"Eh, lo mau ke mana Bang?"
"Saya mau ke depan sebentar"
"Oh, sekalian dong beliin gue es kiko di sebrang jalan sana"
"Kamu nyuruh saya?"
"Yeee itu tuh sebagai upah gue karna udah ajarin elo semalem"
"Oh, kamu gak iklas mengajari saya?"
"Yaa, gue iklas, tapi di dunia ini gak ada yang gratis"
"Hahah yasudah, kamu tunggu disini, saya akan belikan es nya"
"Wehh mantap deh"
Elang lanjutkan perjalanan nya menuju gerbang yang sempat tertunda itu. Butuh 15 menit untuk berjalan kaki dari asramanya menuju ke gerbang depan, akan tetapi untung saja ada motor sekuriti kemarin yang bernama pak Eko. Jadi Elang putuskan untuk memakai motor saja agar meng efisienkan waktu.
"Pak, saya pinjam motornya ya, mau ke depan sebentar jemput temen"
"Oh iya iya silahkan a"
Pak Eko ini asli Sunda. Setelah mendapat kan izinnya, Elang menaiki motor supra tersebut sampai ke depan gerbang. Terlihat di sana Mahes sedang menunggunya.
"Hes"
"Buseett lo lama banget sih, sampe jamuran gue nunggunya. Btw seger banget ya lo kalo udah di luar camp gini"
"Hahah, iya, kamu juga kucel banget Hes"
"Hah? Orang gue ganteng gini di bilang kucel"
"Eh bentar dulu, saya mau ke sebrang sana bentar, mau beli es"
"Kayak bocah aja lo jajan es"
"Bukan punya saya, itu buat Biru"
"Biru siapa? Nama kucing?"
"Hahah iya, sejenis kucing. Tunggu ya"
Mahes mengangguk, lalu Elang pergi ke sebrang sana.
"Setau gue si Elang kan alergi bulu kucing, lagian sejak kapan juga kucing doyan es?" gumam Mahes.
⚛》》》》》◆《《《《《⚛
Kini Mahes sedang di bonceng oleh Elang menuju asrama. Sepanjang perjalanan ia terus berbicara.
"Emang, kayaknya elo tuh gak bisa jauh-jauh ya dari gue Lang?, bisa-bisanya lo nyuruh Jen"
"Heh" peringat Elang mengingatkan agar Mahes tak menyebutkan nama sang atasan.
"Eh iya lupa, bisa-bisanya lo nyuruh beliau buat kirim gue ke sini" lanjutnya.
"Iya, itung-itung kamu liburan lah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mayjend Elang (Nomin)
FanfictionBagaimana jika Mayjend Elang Rajendra yang seorang pasukan khusus militer di tugaskan untuk menjaga anak dari Jendral Yudha Panji Pangestu, atasannya sendiri yang bernama Awan Naza Sabiru. Mahasiswa kedokteran yang kerap membawa masalah dan hidupnya...