0.7

645 76 8
                                    

"Gimana Hes, Aji udah kirimin data diri si Raga?"

"Eh Lang. Udah nih, baru aja mau gue periksa" jawab Mahes.

Kini mereka berada di ruang kontrol cctv. Elang sengaja menemui Mahes secara langsung, agar ia bisa memeriksa datanya dengan teman satu tim nya itu.

Kalau di lihat dari bagaimana Elang mengatasi semua hal kecil yang terjadi, maka sudah bisa di pastikan, bahwa sesuatu yang sudah berada di bawah perlindungannya itu akan aman. Akan tetapi Elang selalu membahayakan dirinya sendiri. Entah itu saat sedang bertugas menyelamatkan sandera atau saat seperti ini. Prioritas dia adalah Biru yang harus ia jaga, dan perintah dari atasannya yang tentunya adalah mutlak dan harus selalu ia tanamkan dalam dirinya.

"Ternyata dia ini cuman murid biasa, kayaknya dia deketin Biru itu emang karna dia suka sama Biru kali" ucam Mahes, setelah memastikan identitas dari Raga.

Elang yang mendengar perkataan dari temannya itu hanya bisa diam, tatapannya masih tidak bisa lepas dari layar laptop di depannya. Memastikan apa data ini adalah data asli atau bukan.

"Saya mau lihat rekaman cctv dari satu minggu ke belakang" pintanya.

Lalu di lihat kan nya semua aktifitas di kampus sedari satu minggu ke belakang pada Elang. Semua sudut tidak ada yang mencurigakan, sebelum tatapannya tertuju pada salah satu layar monitor yang menunjukkan kehadiran seseorang di salah satu tempat dekat jendela ruangan kesehatan.

"Stop di sana Hes!" pinta Elang.

Mahesa pun mem pause laptopnya.

"Tolong perbesar lagi di sebelah sini!" tunjuk Elang pada slah satu sudut di dekat jendela UKS.

"Loh ini kan si Raga, ngapain dia di sana?"

Elang kembali mengingat-ngingat sebenarnya apa yang Arga lihat di sana.

"Ahhh, dia adalah mata-mata rupanya" ujar Elang tiba-tiba.

"Hah? Mata-mata siapa?"

"Kamu lihat ini Hes, semua data diri dia ini palsu, memang kalau sekilas terlihat asli. Tapi kalau di lihat secara detail, kita bakal langsung tau perbedaan yang asli sama yang palsu" jedanya.

"Bahkan kode dari NIK nya saja sudah terlihat bahwa itu identitas palsu" lanjut Elang setelah kembali memastikan.

"Wahhhh, sumpah, kita hampir aja lengah" ucap Mahes.

Drtt drtt

Suara notifikasi di handphone Elang berbunyi. Di lihatnya benda pipih itu. Ternyata Biru mengirim kan pesan padanya.

Sabiru

__________________________________________
To Day

Bang, gue mau keluar dulu
si Raga tiba-tiba ngajak
ke perpustakaan di
tengah kota.
(13.00)

_________________________________________

Melihat pesan itu, Elang langsung saja menelfon Biru. Namun sialnya, handphone peria mungil itu tiba-tiba saja tidak aktif.

"Sial" umpat Elang. "Cek cctv di sekitaran asrama sama perkarangan kampus ke gerbang Hes, telfon saya kalo keberadaan Biru sudah di temukan"

Elang pergi setelah memberikan perintah baru pada Mahes. Melihat temannya yang sedikit panik. Mahes pun tau bahwa sesuatu yang buruk tengah terjadi.

⚛》》》》》◆《《《《《⚛

Elang berlalri ke gerbang kampus, terlihat di sana ada pak Eko, sekuriti kampus yang tengah berjaga di sana.

Mayjend Elang (Nomin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang