Crown berjalan sedikit terburu-buru, langkahnya terasa gugup, dan kepanikan menggebu dalam dirinya. Sudah sejak tadi dia mencoba menghubungi Nala, tapi tak ada jawaban. Matahari mulai turun, menandakan waktu Tita di Arcadia semakin singkat. Tapi mereka juga harus segera menemukan Nala. Mereka kembali masuk ke hutan di sekitar gua Throto setelah mencari Nala dari rumah kayu milik Soar, namun hasilnya nihil.
"Nala! Nala!" seru Crown, suaranya bergema di antara pepohonan hutan, terdengar penuh kecemasan.
"Nala! Di mana kamu?" Tita ikut berteriak, kepanikannya turut menggema di antara dedaunan yang mulai redup.
Mereka berdua bergerak dengan hati-hati di tengah hutan yang mulai gelap, memanggil nama Nala tanpa henti. Kecemasan memenuhi udara di sekitar mereka, menyatu dengan kegugupan yang menggerus hati mereka.
"Kau tidak punya alat canggih selain Holo View itu, Crown? Bagaimana caranya kita bisa menghubungi Nala dengan cara yang lain?" tanya Tita, ekspresinya penuh kekhawatiran.
"Tadi sebelum berangkat aku coba untuk memeriksa lewat layar drone patroli di sekitar rumah Soar dan gua Throto, namun nihil. Aku tidak bisa melihat Nala, sinyal miliknya pun tidak bisa terdeteksi," jawab Crown, suaranya dipenuhi dengan ketidakpastian.
"Duh.. di mana ya dia? Ayo coba ke sebelah sana, Crown," Tita menyarankan, menunjuk pada sebuah jalan kecil setapak di hutan yang masih belum mereka jelajahi.
Dengan langkah hati-hati, mereka berdua bergerak menuju arah yang ditunjuk oleh Tita, harapannya semakin besar namun juga diiringi dengan kekhawatiran yang semakin mendalam. Dalam kegelapan hutan yang semakin menyelimuti, pencarian mereka terus berlanjut.
Saat Crown melambatkan jalannya, dia merasakan getaran yang akrab di telinganya, desiran ular yang menggelitik rasa waspada di hatinya. Throto, batinnya. Dengan langkah yang hati-hati, dia berusaha menemukan sumber suara itu, yang terdengar semakin dekat. Sampai akhirnya, di antara tumpukan kayu dan ranting yang berserakan, dia melihat Throto dan Nala. Crown dan Tita terbelalak, tercengang oleh pemandangan Nala yang terluka dan lemas, terbaring di bawah tumpukan kayu yang menindihnya.
"Astaga, Nala!" Tita bereaksi cepat, turun dari punggung Crown dan tanpa berpikir panjang berlari mendekati Nala. Dengan tangan gemetar, dia berusaha menyingkirkan batang-batang kayu yang menekan tubuh kucing putih itu. Saat itu, Tita tidak mampu menahan air mata yang mengalir deras dari matanya. Bayangan Bona, kucing kesayangannya yang meninggal karena tertabrak mobil, muncul di pikirannya. Dia teringat akan kehancuran hatinya ketika menemukan Bona dalam keadaan yang sama seperti sekarang Nala. Rasa sakit yang menusuk hatinya membuatnya hampir tidak mampu bertahan.
Tita menangis, hatinya hancur oleh pemandangan Nala yang terluka dan tidak berdaya. Namun, di balik kesedihannya, dia merasa didorong oleh kekuatan untuk bertindak. Dengan tangan gemetar, dia terus berusaha membebaskan Nala dari reruntuhan, sementara Crown berdiri di sampingnya, siap memberikan dukungan dan bantuan apa pun yang diperlukan.
"Hei, Throto, apa yang kau perbuat?" Crown menantang Throto, suaranya penuh dengan ketegasan dan keberanian.
"Dia yang sembarangan masuk ke dalam gua ku lagi. Sudah berulang kali aku bilang, aku tidak pernah mencuri peta mimpi milik gadis itu! Mau sampai kapan semua penduduk Arcadia selalu menuduhku! Aku hanya melakukan apa yang seharusnya ku lakukan, membalas semua kejahatan yang kalian lakukan kepadaku!" Throto membalas, suaranya dipenuhi dengan amarah yang membara.
Tita semakin hancur mendengarnya. Kesalahpahaman dan ketidakpercayaan telah membawa mereka pada situasi yang berbahaya, dan Nala menjadi korban dari pertempuran yang tak kunjung selesai. Tita merasa bersalah karena tindakannya yang membuat Nala kembali ke gua Throto, meskipun dia tahu bahwa kucing itu hanya mencoba melindunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcadia: Perjalanan Menemukan Peta Mimpi
FantasyTita dan peta mimpinya yang hilang. Mengantarkan gadis itu ke Arcadia, dunia yang sebelumnya tidak pernah dia temui. Semua berawal dari pertemuan tak terduga dengan Nala, seekor kucing magis yang menjadi kuncian Tita untuk menemukan peta mimpinya ke...