The End of The Beginning

42 1 1
                                    

Tita, tolong cek email yang aku kirim ya, untuk detail rincian harganya udh kulampirkan jg. Thanks.

Sebuah pesan dia terima dari Kak Fiyya, rekan kerjanya yang berada di ruangan sebrang. 

Siap Kak Fiyya, aku cek dulu ya. 

Tita dengan cepat segera membalas pesan itu lalu kembali fokus pada layar komputer  di hadapannya. Duduk di antara barisan meja yang teratur, Tita merasa keceriaan menyelubungi ruangan kantor. Cahaya matahari menyusup lewat jendela yang terbuka, menyoroti tumpukan berkas dan laptop-laptop yang terbuka di meja-meja. Udara terisi dengan derap langkah dan bisikan percakapan dari rekan-rekan sejawatnya, menciptakan latar belakang hidup bagi suasana kerja yang produktif.

Sejenak, dia terhenti, menyapukan pandangan melintasi ruangan.Di meja sebelahnya, Adam tengah sibuk mengatur jadwal rapat mingguan. Dengan serius, ia mengetik dan menata jadwal-jadwal penting yang harus dipastikan tidak bentrok. Sesekali, dia mengangkat kepalanya untuk bertanya atau memberi tanggapan terhadap pertanyaan dari rekan-rekan yang berdekatan.

Di sudut ruangan, grup kecil yang terdiri dari beberapa rekan sedang asyik berdiskusi mengenai strategi pemasaran terbaru. Suara-suara ceria mereka terdengar melintas di antara meja-meja, menandakan semangat kolaboratif yang membakar semangat di antara mereka.

Tita kembali membenamkan dirinya dalam pekerjaannya. Kertas-kertas bergelombang di sekelilingnya membuktikan betapa sibuknya ia dan rekan-rekan lainnya menjalani hari ini. Tetapi di balik keriuhan dan kegiatan yang padat, ada rasa harmoni yang terasa dalam keberagaman itu. Mereka saling mendukung, saling berbagi ide, dan saling menghargai satu sama lain.

Waktu berlalu begitu cepat di tengah kesibukan itu. Tita merasa seperti terjebak dalam aliran waktu yang bergerak dengan cepat, namun ia menikmati setiap detiknya. Setiap tugas yang diselesaikan, setiap diskusi yang merangsang pikirannya, semuanya membentuk mozaik kegiatan yang membangun, memperkaya, dan memperkuat ikatan di antara mereka.

"Hari ini makan siang apa yaaa, Tita?" Suara yang selalu menyapanya saat waktu menunjukkan hampir pukul duabelas. Hampir seperti ritual harian, pertanyaan dari Kak Vivi tentang makan siang selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh Tita di kantor. Suaranya yang ramah dan ceria menjadi penyeimbang sempurna bagi suasana tegang yang terkadang muncul menjelang deadline pelaporan. Kak Vivi bukan hanya sekadar partner makan siang bagi Tita, tapi juga seorang mentor dan bahkan sahabat baik.

Sejak pertama kali Tita bergabung dengan tim, Kak Vivi selalu memberikan bimbingan dan pelatihan yang berharga. Awalnya, Tita merasa sedikit tertekan oleh ekspresi wajah Kak Vivi yang terkesan serius. Namun, seiring berjalannya waktu, Tita menyadari bahwa di balik kesan itu, Kak Vivi adalah sosok yang sangat peduli dan hangat.

Setiap hari, mereka berbagi tawa dan cerita di meja makan siang. Kak Vivi selalu memiliki cerita menarik dari pengalamannya yang panjang di dunia korporasi, dan Tita dengan senang hati mendengarkannya sambil menyantap hidangan makan siangnya. Terkadang, obrolan mereka membahas hal-hal ringan seperti film atau musik, tetapi sering kali juga melibatkan diskusi mengenai strategi kerja atau tantangan yang dihadapi di tempat kerja.

Kak Vivi adalah contoh yang sempurna bagi Tita tentang bagaimana menjadi profesional yang tangguh dan berwawasan luas. Dia tidak hanya pandai dalam pekerjaannya, tetapi juga sangat memperhatikan kesejahteraan timnya. Banyak rekan-rekan kerja yang menghormati dan mengagumi Kak Vivi karena dedikasinya yang luar biasa terhadap pekerjaan dan tim.

Meskipun ada peringatan dari beberapa orang untuk tidak terlalu dekat dengan rekan kerja, Tita merasa beruntung bisa memiliki hubungan yang dekat dan tulus dengan Kak Vivi. Mereka saling mendukung, saling menginspirasi, dan saling memperkaya pengalaman satu sama lain. Setiap hari di kantor menjadi lebih berarti dan menyenangkan berkat kehadiran Kak Vivi di sampingnya.

Dalam suasana kantor yang kadang-kadang penuh tekanan dan tegang, kehadiran Kak Vivi seperti hembusan angin segar yang meredakan ketegangan. Dia mampu meramaikan suasana dengan keceriaannya, membuat semua orang di sekitarnya merasa lebih nyaman dan bersemangat. Bahkan saat deadline pelaporan menjelang, Kak Vivi tetap mampu mempertahankan semangat dan optimisme, memberikan dukungan kepada seluruh tim untuk tetap fokus dan produktif.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arcadia: Perjalanan Menemukan Peta MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang