Bab 3 : Jealous

282 25 8
                                    

Mendapati pesan dari sang pacar membuat Narajia sangat senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mendapati pesan dari sang pacar membuat Narajia sangat senang. Demi mengobati rasa rindu pada Ares yang kembali sibuk seperti sebelumnya ia rela kehilangan waktunya yang biasa ia gunakan untuk bermalas-malasan.

Ia memakai celana jeans dengan warna biru muda dipadukan dengan hoodie berwarna abu. Sedikit menyemprotkan parfum, merapikan rambutnya, memakai lip-balm dan kemudian berjalan menuju sofa ruang tamu untuk menunggu kedatangan pacar gantengnya setelah mengambil ponselnya.

Belum lama si manis duduk, ia mendengar suara klakson mobil yang menandakan jika Ares telah tiba. Dengan senyum lebar di wajahnya Narajia keluar dari rumah, menyambut kedatangan sang pacar.

Ares keluar dari mobil, membuka pintu depan untuk Narajia dan kembali duduk di kursi kemudi setelah memastikan Narajia telah duduk dengan nyaman.

"Tumben mau pergi pake mobil, kak. Kok engga dipake sama bunda?" tanya si manis, sembari menikmati aroma woody yang menguar perlahan dengan nyaman berasal dari pacarnya.

Ares melajukan mobil milik bundanya, kemudian menjawab Narajia dengan suara lembut seperti biasa, "Tadi bunda dijemput sama papa kamu. Jadi mobil bunda ditinggal deh, terus aku pinjem."

Narajia mengangguk mengerti, mengucap "Ooh," di sela anggukan itu. Ares tertawa gemas, sungguh tak pernah bisa ia fokuskan konsentrasinya pada jalanan karena reaksi dan tindakan pacar manisnya itu selalu menggemaskan, sayang jika dilewatkan barang sedetik pun.

Sama halnya dengan Narajia, ia selalu saja tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Ares. He was very attractive, for even a second he would never miss any movement that made his heart beat wildly.

Narajia selidik wajah tampan itu, hingga tatapannya terfokus pada bibir Ares yang tampak mengkilat terkena cahaya lampu, "Kak, pake lip-balm juga? bibir kamu mengkilat banget.."

"Haha, iya, jelek ya?" jawabnya, diiringi dengan pertanyaan kemudian berlagak cemberut di sana.

"Engga ih, malah keliatan seksih~ suka deh!" Narajia tak kalah jahil, ia balas dengan sedikit godaan yang mampu membuat pacarnya, Ares sedikit tersipu kemudian tertawa.

Satu tangan Ares mengusap rambut Narajia kemudian ia sedikit melirik ke samping hanya untuk melihat wajah Narajia yang terlihat puas. "Apa sih astaga, siapa yang ngajarin ngomong kaya gitu, hm?"

Tawa keduanya pecah kala ini, atmosfer hangat mereka mengalahkan dinginnya air conditoner dari dalam mobil di jalanan tepat di tengah malam dengan langit berbintang tanpa rembulan. Meski begitu, langit malam ini tetap indah.

***

"Laper gak?" tanya Ares, memperlambat laju mobil kala melihat billboard yang lumayan besar dengan gambar ayam di atas sana.

"Laper," jawabnya, entah mengapa rasanya aroma ayam goreng langsung tercium entah dari mana.

Ares memutar setir kemudian memarkirkan mobil hitam milik bundanya itu di tempat parkir yang tersedia. Bahkan di tengah malam pun restoran ini tetap ramai adanya. Suasana disini lumayan nyaman, terdapat lampu neon warna warni yang menghiasi di beberapa tempat.

Tentang Kita: Our Daily Life! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang