Bab 12 : Fight

312 25 7
                                    

"Kak jangan pulang dulu dong, masih jam segini."

Saat ini mereka sedang menonton film netflix di TV ruang keluarga. Narajia bergelayut manja di lengan Ares yang katanya ingin pulang.

"Kenapa sih ga boleh banget aku pulang, hm?" ucapnya lembut sambil mengelus rambut Narajia tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.

Ares bisa dengar Narajia menghela napas, dari tadi Narajia tampak bertingkah aneh seakan ada yang dikhawatirkan olehnya. Air muka si manis pun sekarang tampak sangat sulit diartikan.

Kini Narajia pindah duduk di pangkuan Ares tanpa permisi. "Perasaan aku ga enak aja, kak. Kayak kakak bisa kapan aja diambil dari aku, jadi aku ngga mau kakak pergi sekarang, aku takut."

Senyum kecil terbentuk di bibir Ares, ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang si manis. "Yang namanya hubungan itu ngga bisa selalu mulus, Jia. Kalaupun ada yang mau rebut aku dari kamu, kamu akan selalu menang, kapanpun." Narajia bersandar di dada bidang Ares dan menikmati hangat tangan Ares yang beristirahat di perutnya.

"Dengerin ya, sayang, menurut aku kunci lancarnya suatu hubungan itu komunikasi. Kalau ada tindakan aku yang kurang ngenakin di hati kamu, ngomong aja jangan sungkan, biar bisa aku perbaiki juga. Jangan pernah ambil keputusan sendiri tanpa kompromi dulu sama aku ya sayang." tidak ada paksaan, tidak ada penekanan dari setiap rentetan kalimat itu membuat hati Narajia menghangat.

Ia mengangguk, dihadiahi kecupan lembut di pipi. "Iya kak, aku paham. Kamu juga gitu ya, kalau sikapku yang mungkin terlalu manja bikin kamu repot, aku juga childish banget."

Ares mengeratkan pelukannya, dagunya ia taruh di bahu si manis. "Jangan ngomong gitu. Kamu manja boleh banget, dan ngga masalah kalau childish. Aku tau banget kaya gimana kamu di masa lalu, kamu yang selalu sendirian di rumah waktu kecil, ga bisa ngerasain kasih sayang orang tua yang aku rasain dulu."

Narajia menggenggam erat tangan sang kekasih yang masih ada di perutnya, merasakan lehernya yang geli karena terkena rambut dari pacarnya. "Biarin aku bagi kebahagiaan yang aku terima waktu kecil ke kamu ya, Jia." Ia lepaskan satu tangannya dari perut Narajia dan mengelus tangan si manis dengan sayang.

"I love you, kak."

"I love you more, sayang."

***

Hari ini seperti biasanya Aresna pergi bersama ke sekolah. Pagi ini sama sekali tidak cerah, awan hitam memenuhi langit membuat suasana dingin dan suram. Namun tidak menghentikan dua sejoli untuk bermesraan di bawah sana.

Narajia mengeratkan pelukannya respon dari udara dingin yang dirasa. Ares sedikit melajukan motornya di atas rata-rata sebab takut hujan akan terlebih dahulu turun sebelum mereka sampai di sekolah. Untungnya hal itu tidak terjadi, mereka sampai dengan aman di sekolah sesaat sebelum hujan deras mulai membasahi bumi.

Ares menghela napas lega melihat tanah yang sudah basah beserta percikan air di sana. Beberapa siswa ada yang baru datang dengan seragam yang tentu saja basah. Beruntung Aresna tidak kehujanan seperti mereka. Musim hujan mulai datang.

Ada yang Ares khawatirkan jikalau musim hujan tiba. Mungkin ia akan lebih mengawasi dengan ketat pacar manisnya itu. Lamunan Ares buyar ketika mendengar suara bersin dari sampingnya. Narajia mengajak Ares untuk masuk yang tentu saja ia turuti.

Narajia kebingungan melihat Ares yang seakan mencari sesuatu di tasnya, sedangkan Ares tersenyum karena berhasil menemukan hoodie yang ia cari.

"Nih pake, dingin kan?" ujarnya sembari memberikan hoodie itu pada Narajia yang mengusap lengannya karena kedinginan. Tentu Narajia dengan senang hati menerimanya, ia melepas tas kemudian Ares membantu membawakan tasnya. Narajia memakai hoodienya dengan aman. Ares sedikit terkekeh karena hoodie itu terlihat cukup kebesaran di tubuh sang kekasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang Kita: Our Daily Life! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang