Bab 10 : Jealous (2) part 1

162 23 5
                                    

Hari ini begitu cerah, saking cerahnya sampai membuat satu kelas yang berada di lapangan dipenuhi keringat. Kelas X IPA 1A kini sedang melakukan praktek voli.

"Anjir panas banget!? Ini kulit gua udah merah! Lagian baru masuk udah disuruh praktek voli, gak masuk akal!" teriak seseorang bernama Cale di pinggir lapangan. Di sampingnya ada Narajia yang sedang menenggak air mineral.

Satu kelas terbagi menjadi empat tim. Dua tim pertama gencar mempertahankan bola di lapangan saat ini dan dua tim lainnya menunggu di pinggir lapangan voli. Tentu Narajia tidak mengikuti praktek ini karena alasan kesehatan.

"Ngeluh mulu kerjaan lo. Nih," Narajia menawarkan botol berisi air yang tersisa setengah pada Cale yang tampak seperti cacing kepanasan.

Cale langsung merebut botol itu dan menenggaknya hingga tetes terakhir. "Eh goblok kok dihabisin anjing!!" Narajia berteriak frustasi, sebab ia tidak memiliki uang lagi untuk membeli minum. Uang saku yang diberikan ayahnya tertinggal di meja. Ia menggunakan uang yang kebetulan ada di sakunya.

"Lo ga ada bilang kalo ga boleh dihabisin, ya gua habisin, bener kan?" kata Cale dengan wajah tengilnya sambil membuang botol kosong itu sembarang.

"Wah, seratus persen sih, seratus persen salah! tau dah gua ngambek." seketika Cale panik ketika Narajia pergi dan menghampiri Jayden di sisi lain lapangan. Ia menyusul dengan sedikit berlari bersamaan rasa bersalah karena Cale pikir ia sudah keterlaluan.

Jayden kebingungan ketika melihat Narajia tiba-tiba datang padanya, apalagi dengan wajah yang tidak mengenakkan. "Kenapa, Nar?" bisik jayden pada Narajia yang berdiri di sampingnya. Ah, ia ada di sana setelah mengusir teman Jayden.

"Gapapa." jawabnya ketus. Ia bersembunyi di balik tubuh jayden setelah Cale datang, posisinya membelakangi mereka.

"Jay, minggir dong elah gua mau ketemu Nara."

"Lu ngga liat ini gua dihimpit begini apakah bisa bergerak!?" tiba-tiba suara sorakan mengelilingi mereka membuat ketiganya otomatis menutup telinga mereka. "Duh berisik banget." gumam Narajia masih di belakang Jayden.

Peluit berbunyi, menandakan pertandingan telah berakhir. "3-6 tim dua menang!" pengumuman dari Bu Sarah membuat para penonton bersorak, tak terkecuali Cale dan Jayden yang terbawa suasana.

"Widih giliran kita, Le. Sayang banget kita beda tim." celetuk Jayden setelah sorakan perlahan mulai menghilang.

"Iya kan anjir, eh Nara mana!?" Cale kelimpungan, matanya menyelidiki ke sekumpulan manusia di setiap sudut lapangan namun tak kunjung menemukan sang sahabat.

"Tanya Bu Sarah yuk, mana tau kan Nara izin gitu?" sarannya sambil menepuk bahu Cale.

Senyum terukir di bibir manusia yang kerap dipanggil ikan lele itu, "Wah iya tumben otak lo bekerja dengan baik."

"Sialan lu."

Mereka pun menghampiri Bu Sarah yang sedang duduk di di bawah pohon, menikmati semilir angin bersama botol air mineral di tangannya.

"Permisi Bu," Sarah mendongak, ia bisa melihat dua siswa yang berdiri di depannya. "Iya Cale, Jayden, Kenapa nih? Siap-siap ya bentar lagi kita mulai."

"Iya Bu. Kami mau tanya Nara ada izin ga sama Ibu dia mau pergi kemana?" tanya Jayden dengan sopan, meskipun Bu Sarah termasuk guru yang santai namun itu bukan alasan untuk berkata dengan tidak sopan.

"Ohh Nara, iya tadi ada izin mau ke UKS kepalanya pusing ceunah."

Mendengar itu keduanya bernapas lega. Setidaknya mereka tau dimana Narajia berada.

Tentang Kita: Our Daily Life! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang