***
Isi hati gak ada yang tau, adanya mah sok tau...
***
-🐹🐥
"Haduuhh pusing deh..." Yena mengacak rambutnya, tangannya sibuk mengangkat gaun-gaun yang sudah dikeluarkannya dari lemari.
"Pake yang mana ya? Semuanya udah pernah dipake..."
Yena mengangkat gaun dengan larik-larik ungu, memperhatikannya dari atas sampai bawah lalu menggelengkan kepala. Hal itu terus dia lakukan sampai 5 gaun tersingkirkan. Alhasil dirinya memilih untuk merebahkan diri di tumpukan gaun itu.
Kamu gak ikut acara nanti malam Ra?
Kayak nya enggak sih...
Kenapa? Kamu ada urusan lagi malam ini?
Kalau soal urusan sih emang ada, tapi acara malam ini kan cuman ngundang bokap sama nyokap doang...
Tapi kamu sebagai anak kan bisa ikut Ra...
Bo-Nyok udah pasti ngajak adek gua, kakak gua juga pasti gak ikut.
Kakak kamu itu udah masuk list influencer yang diundang Ra...
Oh ya?
Mangkanya kamu juga dateng temenin adek kamu kek
Yaudah nanti aku coba dateng deh, tapi setelah urusan aku selesai ya...
Beneran? Makasih ya...
Yena menghembuskan nafas panjang. Kira-kira disana nanti ketemu kak Ane gak ya? Kak Anin juga bakalan ikut gak ya?
Yena merasakan getaran di perutnya. Padahal dia sudah melewatkan makan malam, Yena mengusap perut, kok laper lagi ya?. Yena meraih handphone, Jam 20.15, acara dimulai jam 10 malam. Oke, dia masih punya waktu ke supermarket.
Beli camilan dulu ah...
Di dalam meemart Yena melihat-lihat makanan ringan, mengambil salah satu Snack kentang dengan rasa pedas mantap, setelah itu beralih ke kulkas minuman dan mengambil satu kotak susu mocha.
"Apa aku perlu membeli makanan manis?" Yena berfikir untuk membeli permen atau coklat.
Buk!
"Aduh.." Saat Yena ingin berbalik dirinya ditabrak oleh anak kecil yang berlari-lari, mana kakinya lagi sakit.
"Maaf ya kak, ayo minta maaf sama kakak nya..." Sang ibu memohon.
"Aaf ya kak..." Anak berjaket putih itu membungkuk.
Yena tersenyum simpul. "Iya gak apa-apa dek, lainkali jangan lari-lari ya di tempat umum..."
Ibu dan anak itu memohon permisi, Yena lanjut mencari makanan manis. Setelah selesai Yena melakukan transaksi pembayaran dan keluar meemart, hp nya berdering, sebuah telfon masuk.
"Ya Bi, ada apa?"
"Non dimana? Kenapa belum siap-siap? Nyonya minta Non diantar jam 9..."
"Kenapa? Acaranya kan jam 10, tempatnya juga deket..."
"Bibi juga gak tau, tapi Nyonya sepertinya sedang buru-buru.."
"Yaudah Bi, aku lagi di meemart kok, jalan 10 menit nyampe..."
"Ya Non, cepet pulang ya, bapak juga sudah standby."
"Ya Bi..."
Panggilan itu ditutup, perasaan Yena tidak enak, kalau sudah seperti ini biasanya ada sesuatu. Ada apa ya?
"Cilaaa!!!"
Yena tersontak mendengar suara teriakan ibu-ibu. Suara disekitarnya pun menjadi riuh. Yena melihat arah pandang mereka yang terlihat panik dan membulatkan mata. Anak berjaket putih itu berlari ke tengah jalan raya. Suara klakson mobil bersahutan, tepat di depan anak itu sebuah truk melaju, semua orang panik setengah mati begitupun Yena.
Yena menjatuhkan totebag belanjaannya, berlari. Entah bagaimana caranya, entah apa yang dirasanya, Yena benar-benar tidak tau apa yang terjadi. Tiba-tiba saja anak itu sudah berada dalam dekapannya di pinggir jalan raya, padahal dari tempatnya berdiri terpaut jarak sekitar 7 meter.
"Hei, kenapa gadis itu bisa ada disana?"
Suara riuh itu berubah menjadi bisikan. Yena takut. Jujur ini bukan kejadian yang pertama kali dalam hidupnya tapi mendapati dirinya melakukan hal itu di depan umum membuat Yena khawatir. Ini gak normal.
Yena berlari kencang meninggalkan kerumunan, dia tidak peduli akan totebag camilannya yang tertinggal. Yena hanya berfikir dan memohon agar tidak ada siapapun yang merekam kejadian itu. Tapi nyatanya tidak hanya itu yang harus Yena khawatirkan, tanpa dia sadari seorang laki-laki berambut putih menyeringai menatapi kepergiannya.
"Kau lihat itu? Kita menemukan salah satu dari mereka..." Ucapnya pada temannya, perempuan berambut merah.
"Kita gak bisa gegabah, kita harus selidiki dulu, Is she really a mystical creature or not?"
Mendengar nya laki-laki berambut putih itu mendengus. "Huh, padahal dia bisa jadi tangkapan yang bagus..."
Yena terus berlari sampai halaman rumahnya. Sebuah mobil terparkir, sang supir tengah menikmati sepuntung rokok disampingnya.
"Pak Bond, ayo..."
"Loh Non, gak ganti baju dulu?"
"Gak usah pak, kata Bibi bunda nyariin, ayo..." Yena mendesak dan langsung masuk ke dalam mobil. Mau tidak mau pak Bond harus mematikan rokoknya yang baru saja dia nikmati itu.
Yena berusaha bersikap tenang, mencoba menghentikan gemetar di kakinya dan Yena langsung menyadari...
Kakinya sudah tidak terasa sakit lagi.
#713
Gengs kayaknya aku update nya bakalan sesuai mood aja deh, klo lagi cepet ya cepet tapi klo lagi lama up nya sorry ya hehe😁
Enjoy...
KAMU SEDANG MEMBACA
WAW : Who Are We?
FanficWe are We : Who are We? Sebuah insiden menghancurkan kebersamaan mereka. Kini menjadi orang asing seolah menjadi solusi atas segala masalah yang menimpa dibandingkan harus menjalaninya bersama. Menjauh memang sebuah pilihan, namun untuk tetap peduli...