Chapter 6

1.7K 164 2
                                    

sekarang sudah jam 08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sekarang sudah jam 08.00 pagi dan Rion baru bangun, disuguhi pemandangan yang sangat indah di hadapannya. Caine masih tertidur pulas sembari memegangi tangan Rion. sweet sekali, bukan?

"Caine, sayang. kau belum bangun?" tanya Rion yang tidak mengharapkan jawaban dari Caine, sambil menunggu Caine bangun Rion hanya memainkan surai merah milik Caine. mengusap dan menciumnya.

saat Rion sedang menatap wajah cantik Caine, Caine terbangun. kini mata mereka bertemu, hanya diam dan menatap sang pujaan hati masing-masing.

Rion tersenyum dan lalu berkata.
"good morning sweetie, bagaimana dengan tidurmu? apa nyenyak? jika belum silakan tidur lagi" ucap Rion dengan senyuman tampannya.

Caine hanya menggeleng dan mencoba bergerak, tapi akh rasanya sangat sakit dan perih. sepertinya lubang anus nya robek dan tergores.

"ingin kemana? sakit, ya? maafkan aku, Caine"
ucap Rion merasa bersalah karena melihat Caine meringis menahan sakit.

"sekolah, sekarang jam berapa, Rion?" tanya Caine karena sepertinya ini sudah pagi. bagaimana kalau mereka telat?

"sudah jam 8 sayang, aku sudah izin untuk kita berdua"
jawab Rion dengan tulus dan terus menatap wajah cantik Caine.

"kenapa kamu menatapku seperti itu, Rion? aku malu ૮๑ˊᯅˋ๑ა"
ucap Caine dengan jujur.

"menatap pujaan hatiku, aku sangat beruntung memilikimu, Caine. kau hanya ada satu di dunia, kan aku memilikimu." ucap Rion lagi lagi dengan tulus.

"Caine, maafkan aku. aku telah merusakmu" Rion jarang sekali jatuh cinta, dan ketika dia jatuh cinta dia malah merusaknya. Rion merasa bersalah.

Caine membelai rambut Rion, menatap mata setajam elang itu.
"aku tidak apa, Rion. selama kau tidak meninggalkan ku, aku akan bahagia menerima kenyataan ini" jujur Caine kepada Rion, tersenyum hangat.

















〰︎〰︎〰︎











Caine sedang memasak sekarang, dan Rion memeluknya dari belakang. mereka tidak sekolah karena cara jalan Caine dan leher yang banyak tanda.

dengan telaten Caine memasak, sedangkan Rion menyiapkan bumbu.

mereka memasak ayam woku dan bakwan jagung kesukaan Arion. setelah memasak mereka tentu makan

yakali habis masak malah dibuang :)

"Rion" panggil Caine
"hm? kenapa Caine?" tanya Rion
"aku bosan dirumah, ayo jalan jalan"
"jalan jalan dengan keadaan kakimu yang pincang seperti itu? tidak, tidak. kita dirumah saja"
tolak Rion dengan lembut, sungguh dia takut jika kondisi Caine semakin memburuk. melihat Caine berjalan sedikit saja membuat Rion merasa bersalah, apalagi waktu tadi Caine berjalan dari kasur menuju kamar mandi.

bukannya berjalan malah tidur dilantai alias jatuh.
Rion sudah memberi lubang Caine salep, kemungkinan Caine akan berjalan dengan lancar lagi, bukan?






Tok

Tok

Tok

"CAINEE, APA KAU BAIK BAIK SAJA!?"
tanya seseorang sembari menggedor gedor pintu rumah Caine.

"gue takut Caine kenapa napa anjir" ujar Echi dengan sangat khawatir. berbeda dengan Key, walaupun dia khawatir dia selalu berpikir positif.

Ceklek

Rion membuka pintu, dan yang lain malah kebingungan.

"lah? si Caine mana anjir?" ujar Krow, sahabat Caine yang jarang sekali sekolah, keseringan bolos dia mah :)

"Caine ada di dalam" ucap Rion dengan tudep karena dia tidak suka basa basi.

"CAINEEEEE KENAPA GA SEKOLAH? ARE U OKE MY FRIEND!?" itu Garin, dia berteriak sembari langsung memeluk Caine, begitupun Zaki. mereka memeluk Caine.

"WOY AWAS LU, LEPASIN CAINE. GUA JUGA MAU PELUK" teriak Echi tidak mau kalah.

Caine hanya memijat pelipisnya karena lelah dengan teman-teman anomali Caine.

"Caine jatuh dari kamar mandi, dia tidak bisa berjalan' ucap Rion agar teman-teman Caine tidak menanyakan pertanyaan pertanyaan kepada Caine. Caine hanya mengangguk dengan artian dia memang jatuh dari kamar mandi.

" tapi kenapa lu tau sedangkan kita kagak?" tanya Garin karena penasaran.

"saya menginap di rumah Caine, saat ingin berangkat sekolah Caine malah belum keluar kamar. ternyata dia meringis di kamar mandi"
tutur Rion menutupi kebohongannya.

"ohh" semua yang ada ber-oh ria.

"Caine, sekarang kau tidak apa-apa?"
tanya Key memastikan.

"tidak, kok. hanya sedikit sakit jika dibawa berjalan hehe"
ucap Caine agar teman-teman tidak khawatir lagi.

setelah mengobrol beberapa jam mereka memutuskan untuk pulang, tanda di leher Caine sudah Rion beri salep yang warnanya sama seperti kulit Caine. jadi tidak terlihat hahaaa






TBC. maaf, ya. baru update

cinta pertama? [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang