Selamat Jalan. #7

330 31 2
                                    

"Lu... pengkhianat fan." Lirih Gentar, ia kecewa.

Taufan hanya diam terduduk, sembari meneteskan air mata yang tak bisa ia tahan itu.

Tiba - tiba ada suster yang keluar dari ruangan Halilintar, menyuruh mereka semua untuk kedalam karna kondisinya makin parah atau sudah kritis. "Permisi, kalian keluarga Halilintar? Kalian harus segera masuk sekarang.. keadaan Halilintar kritis, katanya ia ingin bertemu dengan kalian." ucapnya, Tanpa pikir panjang mereka berlari keruangan Halilintar.

Semua sontak terkejut, mereka berdiri mematung tepat setelah mereka masuk keruangan Halilintar. Halilintar hanya menatap semua saudaranya dengan senyum, kondisinya memang sangat menurun drastis.

Mereka semua segera menghampiri Halilintar lalu melutut sejajar dengan brangkar yang Halilintar tiduri. Satu persatu, mereka semua mulai berlinang air mata. Nafas mereka berat, nan tangan yang bergetar.

"Hali lu kenapa?!" Tanya Gentar dengan suara bergetar. Ventilator, Infus, alat bantu pernafasan, dan alat medis lainnya. Sudah terpasang ditubuh Halilintar, "apakah separah itu?" Pikir Gentar

"Udah jangan nangis.. masa cowo nangis sih?" Ucap Halilintar dengan suara lemahnya

"Dok jelasin apa yang terjadi sama Halilintar!" Teriak Sopan yang masih tak percaya, apakah ucapan Taufan didepan tadi memang benar?

Dokter yang berdiri disamping Halilintar memiringkan kepalanya dan menatap Halilintar, ia meminta persetujuan darinya. Halilintar dengan lemah mengangguk, senyumnya belum sirna.

"Hah.. baiklah, Halilintar banyak memiliki penyakit turunan.. mulai dari hiperpireksia, asma parah, darah rendah, dan yang terakhir.. kanker paru - paru."

"HAH?! JADI YANG DIBILANG KAK TAUFAN BENER?!"
Teriak Blaze, ternyata semua ini benar. Taufan sama sekali tidak berbohong

"Kakak minta maaf ya.. kakak nyembunyiin semua ini dari kalian.. oh iya, kakak  mau ngasih tau." Jeda sebentar dari Halilintar, "kakak ada hadiah buat kalian semua dirumah, dilaci ruang kerja kakak.. semoga kalian suka ya"

"Aku gapeduli hadiah itu! Aku cuma pengen kak hali sembuh dulu! Kak hali gaboleh pergi.." Ujar Taufan seraya terisak - isak.

"Haha maaf taufan.. kakak tidur dulu ya?"

Halilintar menutup kedua matanya. Tubuhnya memucat serta dingin, Monitor menunjukkan garis lurus. Halilintar benar - benar tertidur, Untuk selama - lamanya.

-END-

Kau lah Kakak Terbaikku! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang