#1

12 1 0
                                    

"Ehem.. Ehem! Hai, gue-"

𝘼𝙆𝙎𝘼𝙍𝘼!!!

Baru saja dirinya akan memperkenalkan diri pada video dokumentasi di kamera yang ada didepannya, namun, sebuah suara keras dan marah terdengar dari luar ruang kelasnya yang membuat ia serta teman-teman sekelasnya terkejut dan dengan spontan menoleh kearah suara tersebut.

"Aksara, anak 12 IPA 1! Kalau lo bukan pengecut, maju sekarang hadapin gue!" seru orang itu lagi yang saat ini sudah berada di depan pintu.

Terlihat dibelakang orang itu sudah banyak siswa-siswi yang mengerumuni kelas tersebut tengah berbisik-bisik dan penasaran dengan keributan yang terjadi.

"apa si, dan? Marah-marah nggak jelas di depan kelas gue, ada masalah apa?" tanya 𝙎𝙮𝙖𝙝𝙧𝙚𝙜𝙖, yang merupakan ketua kelas dari kelas itu, seraya berjalan menghampiri 𝙔𝙖𝙧𝙙𝙖𝙣, pemuda yang telah membuat keributan di kelasnya.

Dengan wajah muram, Yardan berdecak kesal dan mengamati wajah seluruh anak kelas tersebut dengan tajam.

"Mana temen lo yang namanya Aksara, berani-beraninya itu brengsek selingkuh sama cewek gue!" sentak Yardan geram namun hal tersebut malah membuat Rega dan semua teman sekelasnya menoleh kearah seseorang yang saat ini tengah fokus mengutak-atik sebuah kamera di tangannya.

Yardan yang melihat reaksi mereka lantas ikut menoleh orang itu dan mengerutkan keningnya bingung, "Kenapa lo semua ngelihatin itu cewek?! Ada hubungannya sama si Aksara?" tanya Yardan, mengamati gadis itu dari ujung rambut hingga ujung sepatu.

Rega lantas mengalihkan perhatian kembali pada Yardan dan menatapnya dengan pandangan yang rumit dan aneh, "Lo yakin nggak salah orang, dan? Soalnya di kelas gue yang namanya Aksara bu-" belum sempat Rega menyelesaikan ucapannya, Yardan sudah lebih dulu memotongnya.

"Lo pikir gue bego apa, hah! Gue udah tanya langsung sama cewek gue, dan nggak mungkin juga dia berani bohongin gue cuman buat cowok pengecut itu!" geram Yardan dan dengan cepat ia mencengkram kerah seragam Rega.

Yardan merasa Rega mencoba menghalanginya begitupun dengan teman-temannya yang terlihat tidak akan memberitahunya tentang Aksara.

Sementara itu, melihat apa yang Yardan lakukan pada Rega, 𝙍𝙚𝙯𝙫𝙖𝙣 serta 𝙑𝙖𝙡𝙙𝙞 sebagai teman dekat Rega, segera bergegas membantu temannya dan mencoba membantu memberikan penjelasan pada Yardan.

"Wow.. Santai dong, bro! Ada baiknya lo seharusnya dengerin dulu apa yang mau temen kita omongin." ujar Valdi seraya melepaskan cengkraman tangan Yardan pada kerah Rega.

"Lagian ya dan, di kelas kita emang nggak ada cowok yang namanya Aksara. Jadi mendingan lo pastiin dulu ke cewek lo, biar nggak salah paham kayak gini." tambah Rezvan yang mendorong pelan tubuh Yardan agar menjauh dari temannya.

"Siapa nama cewek lo?" ucap seseorang tiba-tiba yang sudah berdiri di dekat keempatnya.

Yardan lantas menoleh kepadanya, dan mengernyit bingung saat melihat gadis yang sedaritadi terlihat tidak peduli dan fokus pada kamera ditangannya telah berdiri di hadapannya dan menatapnya dengan tenang.

Umpatan yang sudah berada di pangkal tenggorokannya, ia paksa telan kembali begitu melihat gadis itu yang entah mengapa membuat ia merasa ciut dan sedikit gentar padanya.

Yardan akui, bahwa gadis didepannya itu terlihat sangat menarik dan terasa berbeda dengan kebanyakan gadis-gadis lainnya. Gadis itu terlihat cantik, namun juga tampan karena memiliki rahang kokoh dan berkontur tegas yang jarang dimiliki oleh perempuan pada umumnya.

Saat akan membuka mulutnya, Yardan malah dibuat gugup karena bertatapan dengan mata tajam gadis itu yang memandangnya dengan datar dan tenang.

Yardan lantas berdehem untuk menghilangkan kegugupan nya dan menatap gadis dihadapannya dengan tajam, "Ekhm.. Buat apa lo tanya nama cewek gue? Kalo lo mau marah, lo harusnya marah sama Aksara, dia cowok lo kan?" sahutnya yang beranggapan bahwa gadis itu adalah kekasihnya Aksara.

Masa AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang