"Antar saya ke kawasan Cakrawala yang ada di pinggir kota ya pak," suruh Aksara meminta pengemudi taksi online yang ia pesan yang dibalas anggukkan kepala.
Setelah satu jam perjalanan yang hening, mobil itu tiba alamat yang Aksara katakan, yang mana kawasan tersebut hanya terdapat hutan luas dan satu bangunan berupa mansion besar dan mewah, yang begitu megah dengan gaya Eropa yang terlihat indah.
Aksara kemudian turun dari mobil dan melangkah mendekati gerbang masuk mansion tersebut, di gerbang itu juga terdapat seorang penjaga yang mengawasi. Dan begitu penjaga itu melihat Aksara, ia segera menundukkan kepalanya sebagai salam dan lantas membukakan pintu gerbang untuk Aksara.
"Selamat malam, nona Aksara. " sapa penjaga itu dengan sopan dan lalu menanyakan tujuan Aksara ke sana.
Aksara membalas sapaan penjaga itu dengan menganggukkan kepalanya singkat, "malam pak Arta" jawab singkat Aksara dan berterimakasih kepada penjaga itu karena sudah membukakan pintu gerbang untuknya.
Aksara melangkah masuk dengan mantap, menatap tenang dan datar mansion yang memiliki arsitektur indah dan klasik itu, seolah-olah dia sudah familier dengan tempat yang didatanginya tersebut.
Karena memiliki halaman yang luas, butuh beberapa saat untuk Aksara sampai di pintu utama mansion, dan dengan ringan, gafis itu menekan bel pintu yang terletak di sebelah sisi pintu utama mansion itu.
Tak butuh waktu lama, pintu mansiun itu lantas terbuka dengan lembut, dan seorang pelayan paruh baya yang mengenakan seragam klasik dengan anggun memberikan senyuman ramah begitu melihat bahwa tamunya adalah Aksara kepada.
"Nona Aksara? Ingin bertemu tuan besar? Ayo, silahkan masuk." tanya pelayan itu sedikit terkejut dengan kedatangan Aksara, dan segara mempersilakan masuk gadis itu dengan penuh keramahan.
"Selamat malam paman Dasa, om Will nya ada?" sapa Aksara dan bertanya kepada Dasa, naman pelayan paruh baya itu, dan melangkahkan kakinya maduk ke dalam mansion yang megah itu.
"Tuan besar ada di ruang kerjanya, nona," ucap Dasa dengan ekspresi wajahnya yang ramah dan sikap yang hangat, "Nona Aksara bagaimana kabarnya? Akhir-akhir ini saya lihat, nona jarang main kesini, lagi sibuk ya?" lanjut pelayan itu membimbing Aksara ke ruang santai keluarga.
"Baik, paman. Paman sendiri gimana kabarnya, masih sering encok? Aku lagi sibuk paman, jadi anak SMA lagi!" cerita Aksara dengan nada sedikit mengeluh, membuat Dasa terkekeh geli seolah tahu ditujukan kepada siapa keluahan Aksara tersebut.
Keduanya berbincang singkat dengan hangat, sebelum mereka segera tiba di ruang santai keluarga. Di sana Aksara melihat seorang wanita paruh baya yang anggun dan elegan, tengah dengan tenang membaca majalah yang ada ditangannya.
Wanita itu bernama 𝙉𝙖𝙧𝙖𝙮𝙖 𝙄𝙯𝙪𝙢𝙞, nyonya besar di mansion mewah tersebut. Meskipun sudah berumur, Nara, bagaimana wanita itu biasanya dipanggil, masih terlihat begitu cantik dan memesona, walaupun kenyataannya ia sudah berusia hampir kepala lima dan memiliki dua orang anak.
"Nyonya Nara, ada nona Aksara," ucap Dasa dengan suara yang tenang dan hormat kepada Naraya, yang membuat wanita paruh baya itu segera mendongakkan kepalanya cepat.
"Aksara! Sayangnya mommy! Kenapa baru kesini, hm? Sini mommy peluk, mommy udah kangen berat sama kamu!" sambut Nara dengan bahagia yang membuat sedikit kekesalan yang masih Aksara rasakan karena keluarganya tadi tiba-tiba menghilang.
Dengan segera Aksara mendekati Naraya dan lantas memeluk wanita itu dengan erat, begitupun dengan Nara yang menyambutnya dengan hangat.
Nara yang merasa Aksara belum juga melepaskan pelukannya, lantas mengelus-elus punggung gadis itu, "kenapa, hm?" tanya Nara dengan lembut, namun hanya mendapat gelengan kepala oleh Aksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Aksara
Teen FictionDi dalam Aksara tersimpan kebijaksanaan, Kata-kata yang terpahat, penuh makna dan renungan. Sejuta makna tersirat, tersembunyi di dalamnya, Bagaikan hati yang terbuka, menceritakan kisah jiwa. Di dalam pelukan cinta diri, Aksara menemukan ketenteram...