#7

1 1 0
                                    

𝘽𝙪𝙜𝙝

Saat orang itu hampir berhasil mendaratkan pisaunya pada Aksara, tiba-tiba orang tersebut mendapat tendangan mematikan dari seseorang yang baru saja tiba, dan membuat orang tersebut terpental ke belakang.

Aksara menoleh dengan terkejut ke arah belakang, hanya untuk melihat seseorang yang tak dikenalnya tengah menolongnya dengan napas yang masih terdengar ngos-ngosan. Namun, kareba Aksara teralihkan perhatiannya, Andro yang sedang dihadapi berhasil mendaratkan pukulannya dan menjatuhkan Aksara dari tubuh pria.

𝘾𝙪𝙞𝙝

"Sial!" umpat Aksara setelah meludah kesamping saat  merasakan ada darah yang keluar dari sudut bibirnya akibat pukulan tadi.

Meskipun terhempas oleh pukulan yang tak terduga, Aksara berhasil mengatasi kejutan dari pukulan yang mengenainya. Meskipun terhuyung-huyung sejenak, Aksara segera mengumpulkan kembali konsentrasinya dan fokus pada pertempurannya dengan Andro.

"Keparat mana lagi yang mengganggu rencanaku, sialan!!!" murka Andro dengan wajahnya yang sudah babak belur, membuat Aksara tidak bisa untuk tidak mendengus jijik.

Sambil mempertahankan diri dari serangan Andro yang bak kesetanan itu, Aksara memperhatikan dengan cermat perkelahian antara orang asing yang telah menyelamatkannya tersebut dengan musuh yang tadinya mencoba menyerangnya secara diam-diam. Dia merasa harus segera mengalahkan Andro dan mengatasi situasi yang semakin rumit ini.

Dengan kecepatan dan ketepatan gerakan yang dimilikinya, Aksara memanfaatkan setiap kesempatan yang muncul dalam pertarungan tersebut. Dia menggunakan keterampilan bertarungnya yang terlatih dengan efektif, melawan Andro dengan kejam dan tanpa ampun.

Setelah pertempuran yang sengit dan menegangkan, Aksara berhasil mengalahkan Andro dengan memukul kuat tepat di tenggorokan nya. Karena pukulan Aksara pada tenggorokan Andro, pria itu kehilangan fokusnya dan memberikan Aksara peluang untuk segera mengambil pisau lipat kecil yang berada di saku dalam pakaiannya.

𝙎𝙧𝙚𝙩

𝙅𝙡𝙚𝙗

Dengan gerakan cepat dan tanpa ampun, Aksara memelintir tangan Andro yang tengah memegangi lehernya dan segera menusuk leher pria itu.

Begitu tubuh Andro yang sekarat terjatuh ke tanah, udara di sekitar mereka menjadi sejenak hening. Aksara mengela napas lelah, sementara matanya masih tetap memancarkan ketenangan yang dalam.

Di sisi lain, orang asing itu juga telah berhasil mengalahkan musuhnya, dan mereka berdua pun lantas saling bertatapan dengan diam. Kemudian dengan gerakan yang cepat, Aksara secara refleks menyerangnya laki-laki tidak dikenal itu. Dengan gerakan gesit dan tindakan yang memancing, Aksara mengira bahwa orang itu adalah musuhnya yang berpotensi menghalangi misinya.

Saat serangan dilancarkan, orang asing itu dengan sigap menghindari serangan Aksara dan bertahan dari serangan tiba-tiba yang dilancarkan padanya. Mereka berdua terlibat dalam pergulatan singkat, di mana kekuatan dan keterampilan keduanya diuji dalam pertarungan yang tak terduga ini.

"Berhenti, Alpha!  Saya bukan musuhmu, Ryder menyuruh saya untuk datang membantumu" ucap laki-laki itu seraya menghindari serangan Aksara.

Dapat terlihat juga, saat keduanya saling bertarung, laki-laki tidak ada niat untuk melawan Aksara dan dengan gestur yang tenang dan santainya, ia kemudian berhasil mematahkan serangannya Aksara.

Laki-laki itu berhasil menahan gerakan Aksara dengan posisi dimana satu tangan aksara di tahan kebelakang, sementara tangannya yang lain, yang ingin ia gunakan untuk menyiku wajah laki-laki itu yang telah berada di belakangnya, juga ditahan oleh laki-laki tersebut.

Dan jika dilihat dari jauh, posisi kedua manusi berbeda jenis kelamin itu, terlihat seperti sang laki-laki tengah memeluk dari belakang si perempuan.

Aksara yang merasa gerakannya telah terhalang, lantas menoleh kebelakang yang secara tidak disangka beradu tatap dengan laki-laki itu dalam jarak yang sangat dekat, sehingga Gadis itu bahkan bisa dengan jelas mendengarkan napas pelan dari laki-laki dibelakangnya itu.

"Lepas!" desis Aksara dengan menatap tajam laki-laki asing itu.

Tanpa mengindahkan ucapan Aksara, laki-laki itu tetap menahan kedua tangan Aksara dan menatapnya dengan tenang dan sabar.

"Tidak, sebelum kamu tenang dan berhenti mencoba menyerang saya, " balas laki-laki itu yang membuat Aksara berdecak marah, namun tidak dapat dipungkiri jika aura tenang yang laki-laki dibelakangnya itu keluarkan, berhasil membuat Aksara kembali tenang dan sedikit melonggarkan kewaspadaan nya kepada laki-laki itu.

Begitu laki-laki itu melihat bahwa Aksara mulai tenang, ia lantas melepaskan kedua tangan hadis itu yang telai ia tahan, dan membuat Aksara lantas menjau beberapa langkah dari laki-laki tersebut.

Aksara kemudian menonaktifkan mode diam pada earphone nya, yang segera terdengar suara Ryder yang terus menerus memanggil namanya.

"Alpha!.. Al.. Alpha.. Oh come on, jangan mode mute please!!" panggil Ryder dengan nada mengeluh dan geregetan, karena kebiasaan milik Aksara yang setiap kali menjalankan misinya pasti akan mengaktifkan mode diam pada earphone yang ia gunakan.

Aksara yang tiba-tiba mendengar suara keras lantas mengerutkan keningnya, "berhenti, bang Ry! Suara cempreng abang membuat gendang telingaku sakit," ucap Aksara dengan berdesis pelan.

Tanpa menunggu respon dari Ryder, Aksara segera menanyakan tentang laki-laki asing yang mengaku sebagai rekannya, "Apa yang terjadi, bang? Kenapa ada orang yang mengaku sebagai rekanku?" tanya Aksara dengan tatapan mata yang masih mengawasi laki-laki tak dikenal di depannya.

Terdengar suara helaan napas lelah dari Ryder, sebelum pria itu menjawab pertanyaan dari Aksara, "Itulah mengapa dari tadi aku terus menerus memanggilmu! Nama kodenya 𝙇𝙀𝙉𝙂𝙂𝘼, mulai sekarang dia adalah rekan barumu, mengantikan Agni," jelas Ryder.

Agni yang dimaksud Ryder adalah rekan tim Aksara sebelumnya yang terbunuh saat menjalani misi yang cukup berisiko, Aksara sendiri tidak cukup dekat dengan Agni, jadinya saat mendengar jika ia mendapat rekan baru, Aksara tidak keberatan sama sekali.

"Hm, oke," jawab singkat Aksara dan segera menghilangkan kewaspadaannya kepada Lengga, rekan barunya tersebut.

Lelaki dengan kode nama Lengga itu, yang merasa tatapan waspada dari Aksara telang menghilang, memandang gadis di hadapan dengan sebelah alisnya terangkat.

"Sorry, and thanks," ucap Aksara seraya berjalan mendekati salah satu kotak mencurigakan milik anak buah Andro.

Dengan hati-hati dan waspada Aksara membukanya, dan betapa ia dibuat terkesiap saat mendapati didalam kotak itu terdapat penuh obat terlarang, namun juga terdapat sebuah bom yang tampaknya sudah aktif di atasnya.

Lengga yang melihat itu lantas segera memeriksa kotak yang lain, dan benar saja, di kotak lainnya juga terdapat beberapa jenis obat terlarang lainnya dan bahkan beberapa jenis senjata ilegal dan tentunya sudah dipasangi bom yang aktif juga.

Namun yang lebih mengejutkan adalah meski Aksara maupun Lengga menemukan bom aktif di dalam semua kotak-kotak itu, ekspresi wajah keduanya sama sekali tidak terlihat ketakutan maupun khawatir.

Aksara dengan tenang memberitahukan kondisi di dalam kotak-kotak disana kepada Ryder, sementara Lengga terlihat mengeledah tubuh tidak bernyawa dari Panca, pria yang mencoba menyerang Aksara dari belakang dan Andro, untuk mencari akat pemicu dari semua bom yang ada.

"Bang Ryder, didalam semua kotak-kotak disini, terisi oleh berbagai jenis obat terlarang dan juga senjata ilegal, mereka juga meletakan bom yang siap meledak didalam setiap kotaknya," lapor Aksara kepada Ryder dengan pandangan yang terfokus pada rangkaian kabel di bom yang ada dihadapannya.

Lengga lalu juga ikut menambahkan, "Aku menemukan pemicu yang sepertinya untuk semua bom-bom ini, tapi sudah rusak," ucap Lengga seraya mendekat ke Aksara.

Aksara lalu mengambil pemicu di tangan Lengga dan membolak-balikan alat itu memeriksanya, "Aku akan mencoba memperbaikinya," ujarnya pelan dan tenang.

"Baiklah, Alpha! Aku akan meminta bantuan dari tim ketiga, kebetulan mereka sedang berada tidak jauh dari daerah kita. Kalian cobalah untuk memperbaiki alat pemicunya dan menonaktifkan bom-bom disitu," balas Ryder dengan nada pelan, namun juga dapat terdengar jika pria itu sedikit khawatir.

Tbc.

Masa AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang