PLAGIAT DILARANG MENDEKATTTT!!!
Carolina Betricia seorang karyawan swasta yang hidup melajang hingga usianya yang hampir menginjak kepala 3 harus tutup usia karena kelelahan bekerja.
Secara tiba-tiba, ia terbangun ditubuh seorang Putri bernama Del...
Unboxing gesss... Gini loh dispam😭aku jd merasa terpanggil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara musik mengalun indah ditemani tarian yang memukau. Tidak ada satupun seseorang yang tidak hanyut dalam suasana pesta yang meriah kecuali Raja Cederix.
Pria itu diam di kursi singgasananya dengan resah. Ia sudah menantikan sosok selir barunya berdandan memukau untuk mencari perhatiannya. Namun ditunggu tak kunjung tiba juga. Kemana gadis itu berada? Cederix tidak bisa meninggalkan pesta begitu saja karena sudah datang. Ia harus membuat alasan agar bisa meninggalkan pesta. Namun bagaimana dengan para bangsawan yang sudah bergosip karena Selir baru Raja Cederix tidak menghadiri pestanya?
Entah mendengar para bangsawan membicarakan Selir Deluna membuat Cederix semakin panas. Hatinya merasa resah ingin segera melarikan diri dari kerumunan orang-orang yang hanyut dalam pesta tari dan minuman.
"Raja, anda mau kemana?" Tegur Permaisuri melihat gerak-gerik Raja Cederix sedari tadi.
"Aku ada pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan lagi. Jangan ganggu aku. Nikmati pestanya." Ucap Cederix dengan dingin tidak betah lagi.
Pria itu pergi begitu saja meninggalkan tanda tanya. Ada urusan penting apa hingga Raja Cederix pertama kalinya meninggalkan pesta? Pria itu dengan kesadaran penuh berjalan menuju paviliun putih. Memastikan langsung dimana keberadaan gadis itu.
Banyak pertanyaan memenuhi otaknya seraya berjalan. Lorong-lorong yang sunyi dan di pastikan tidak ada orang yang melewatkan pesta. Lalu kemana Selir Deluna? Semakin geram hingga ia melihat seluet diujung ruangan.
Gadis yang sedang dicarinya, yang membuatnya resah dan gelisah dimanapun ia berada tengah menatap bulan. Menari dengan lincah sesekali bersenandung kecil menikmati dunianya sendiri.
"Jajaa..... Jajaraji. Jaripavan. San sanananana san Sa nana nana. Jajari jari pavan jari pavan."
Cederix terdiam beberapa saat melihat sosok Deluna. Gadis itu menari lebih baik dibanding siapapun hingga degub jantungnya tiba-tiba berdetak kencang.
"Weh, anj*ng kaget gue!" Ucap Deluna yang baru tersadar mendapati sosok Cederix ada di hadapannya.
"Kenapa tidak ikut pesta? Kau tidak suka pestanya?" Tanya Cederix menghampiri Deluna. Gadis itu berdecak seakan terganggu dengan kehadiran Cederix.
"Males. Kenapa malah kesini?" Ketus Deluna mengusik Cederix.
"Kau tidak suka aku ada disini?"
"Menurut lo? Ya ngapain kesini?" Heran Deluna mulai memikirkan sesuatu. Gak mungkin pria itu mau malam pertama kan?
"Waktunya malam pertama kita Selir. Sudah sepatutnya aku kesini, lagipula kau istriku kenapa aku tidak boleh datang?" Ucap Cederix berlalu mendahului Deluna dan masuk ke kamar.
"Eh, eh."
Cederix terdiam terkejut dengan kamar Deluna. Apa ini semua? Awalnya Cederix hanya berinisiatif dan tidak pernah meminta berhubungan suami istri dengan para istrinya karena penyakit impoten yang dialaminya. Meski begitu, ia selalu mengunjungi tempat para Selir dan sangat berbeda saat ia melihat kamar Selir Deluna.
Kamar yang cukup sederhana namun rapi dan praktis. Hanya diisi lemari pakaian, kasur ukuran sedang, meja rias, meja di sudut ruangan dan hal yang menyita perhatian Cederix adalah gantungan lampu besar ditengah menerangi meja besar.
Sebuah peta raksasa yang belum pernah dilihat Cederix. Sekilas Cederix merasa takjub semua wilayah dari ujung benua digambar dengan detail.
"Siapa yang membuat ini Selir?" Tanya Cederix mengalihkan pandangannya dengan raut penasaran.
"Kenapa memang?" Tanya Deluna memasang raut tidak suka yang sangat ketara.
"Ini menakjubkan. Aku mau peta ini Selir." Ucap Cederix membuat Deluna semakin memasang wajah datar.
"Aku yang buat. Dan aku tidak berniat memberikannya padamu." Ucap Deluna membuat Cederix tercenung.
"Kenapa?"
"Ya kau tahu benda ini sangat bagus. Kau harus memberiku penawaran yang setimpal."
"Gelar Permaisuri?" Ucap Cederix memikirkan bayaran yang diinginkan Deluna.
"Hah? Yang benar saja. Peta ini milikku, jangan harap kau bisa menggantinya dengan apapun karena bayaranmu tidak akan setimpal. Dan, jangan pernah masuk ke kamarku lagi." Ucap Deluna membuat Cederix marah.
"Apa maksudmu Selir Deluna?! Aku sudah mentolerir ketidak sopananmu itu! Tapi kau menolak untuk melayani Rajamu?! Apa kau pikir ini bukan pemberontakan? Kau tahu hukuman bagi pemberontak?" Ucap Cederix meninggikan suaranya.
"Ya. Tentu. Jujur saja memang aku tidak menyukaimu sama sekali. Dan kau tahu kenapa bayaran peta ini tidak setimpal? Karena aku menginginkan kedudukanmu. Penguasa dunia ini." Ucap Deluna dengan angkuh semakin membuat Cederix murka.
"Aku harap kau besok memberi permohonan maaf dan menyesali ucapanmu hari ini Selir."
"Kenapa aku harus melakukannya?"
"Karena jika tidak, kau akan mati." Dingin Cederix tak membuat Deluna gentar sedikitpun.
Deluna terdiam membuat Cederix tersenyum puas. Gadis itu tidak sehebat Sussane. Ia tidak bisa menggunakan senjata, ia mungkin akan dihabisi Cederix dengan mudah. Ia juga tidak punya perisai kuat yang mampu melindungi. Keluarganya bahkan sudah ditaklukkan pria itu. Sial, ia harus mengalah saat ini.
"Sekarang layani aku." Ucap Cederix membuat rahang Deluna mengetat.
Deluna mendekatkan dirinya membelai tubuh Cederix dengan berani namun sorot matanya tetap berkobar penuh kebencian. Bahkan dikehidupan ini, ia ditakdirkan menjadi seorang jalang.
Jemari lentik Deluna membuat sengatan di sekujur tubuh Cederix. Tubuhnya perlahan memanas akibat nafsunya yang tinggi. Ia ingin merasakan bagaimana rasanya bercinta. Mencium Deluna dan menikmati seluruh sensasi baru yang belum pernah ia rasakan.
Namun berbeda dengan Deluna yang menekan semua emosinya. Ia tidak akan melupakan hari ini. Rasa ingin membunuh namun tidak berdaya membuat Deluna frustasi.
Mata elang yang tajam menatap paras ayu Deluna dengan penuh puja. Malam itu mereka melakukannya. Bercinta dengan sepuas hati Cederix entah berapa lama mereka melakukannya.
Tenaga besar Cederix membuat Deluna lemas tak bertenaga. Perempuan itu tertidur pulas membuat Cederix gemas menciumi seluruh wajah cantik nan imut Deluna. Meski istri-istri Cederix banyak yang lebih cantik, namun baginya saat ini Deluna adalah perempuan pertama yang merubah segalanya.
Aroma tubuh yang memabukkan membuat Cederix memeluk tubuh mungil Deluna dengan puas. Rasanya hampir gila.
"Apa ini yang dikatakan ibu dengan cinta?" Gumam Cederix meraba dadanya yang masih bergemuruh.
Pria itu beranjak memakai pakaiannya dan mencium kening Deluna sebelum pergi. Masih banyak pekerjaan yang menumpuk, padahal ia masih ingin menghabiskan waktu tidur seharian dengan Deluna. Namun ia harus segera menyelesaikannya agar bisa bertemu Deluna dengan cepat.
Deluna membuka matanya seraya mendesah berat. Tubuh yang seakan remuk dengan segala ingatan membuat Deluna sangat kesal. Berusaha keras untuk bangun dari tempat tidur dan membersihkan tubuhnya dari segala bekas Cederix. Ia menggosok dengan kasar seluruh tubuhnya sambil menangis.
Ia benci. Sangat benci pada Cederix. Setelah ia bisa mendapatkan semuanya, pertama yang akan ia lenyapkan adalah Cederix. Memikirkan pria yang selalu berganti-ganti wanita tanpa tahu apa itu kehormatan wanita. Semakin diingat semakin membuat Deluna frustasi.