Selir Deluna [END]

03

Nungguin yaaa..... Nungguin ya.... Komen yang banyak biar gw gak ilang😭btw ini chapter receh bgt. Ati-ati kalo baca sambil cengengesan 😭

Deluna mengerjapkan matanya perlahan merasakan permukaan keras dan bidang. Ia tidur dimana memangnya? Kenapa kasurnya berubah keras?

Membulatkan matanya menatap lurus dada bidang Cederix. Currr... Darah segar dari hidung sukses membuat Deluna sadar.

"Jing*n... kenapa gue bisa disini?!!!" Jerit batin mengumpat setelah menyeka mimisan.

"Gak, gue pasti mimpi nih." Gumam Deluna setelah bangun dan menatap tubuh Cederix.

"Eugh." Leguh Cederix membuat mulut Deluna sukses menganga.

"Lah beneran anj*r gue gak halu." Cicit Deluna ingin melarikan diri.

"Selir, apa yang bisa dibantu?" Tanya Susanne melihat Deluna keluar dari tendanya.

Melihat sekitar yang masih gelap namun semburat jingga mulai terlihat diujung langit. Kicau burung mulai bersahutan menandakan matahari yang sebentar lagi akan terbit.

"Mau-mau mandi. Dimana sungainya?" Tanya Deluna gelagapan.

"Mari saya antar." Angguk Susanne mengiring Deluna ke arah sungai.

Gadis itu berjalan dengan bibir bungkam. Hanya gemericik air yang terdengar jelas membuat Sussane merasa janggal.

"Anda baik-baik saja Selir?" Tanya Susanne menelisik tubuh Deluna.

"Woaaahh.... Jernih banget c*k!" Teriak Deluna terkagum-kagum melihat mata air yang begitu jernih. Bahkan masih ada ikan yang melompat indah diantara bebatuan.

Oke, teriakan gadis itu sudah menjawab pertanyaan Sussane. Dia baik-baik saja bahkan belum habis rasa tekejut, Susanne tidak bisa lagi menahan ekspresi syok melihat Deluna yang tiba-tiba berlari dengan mengangkat gaunnya diatas lutut.

Bagaimana jika Cederix melihat ini? Ketar-ketir sudah perasaan Susanne. Tapi semakin dibuat syok kala Cederix sudah berdiri tegap disampingnya dengan mata mematung.

"BOLAAAA MERIAAAAMMMM!!!!"

Byuuuurrrr.....

Kedua manusia batu yang melihat tingkah konyol Deluna sukses menjatuhkan rahang mereka.

"Se-selir Deluna." Panggil Susanne dengan gagap menghampiri Deluna. Sudah! Ia harus menghentikan gadis itu sebelum semakin jauh lagi bertingkah ajaib.

Deluna tak pernah merasakan apa itu pedesaan. Bahkan saat ia menjadi Caroline, ia harus menghemat air untuk mandi di ember kecil karena berbagi dengan anak panti yang lain.

Bermain dengan air sejernih ini membuat Deluna senang bukan main. Rasa sejuk, dingin,  dan menyegarkan semakin membuat kulitnya bersinar.

Cederix mengalihkan pandangannya bersemu merah karena tersipu. Ia tersipu? Sungguh ia bisa tersipu?