"Ada apa? Kamu kenapa?" Tanya Orfias karena melihat ekspresi Dhiraph yang tidak seperti biasanya. Dhiraph memegangi kepalanya karena merasakan sakit. Sedikit ingatan kala pemilik tubuh asli itu terlintas begitu jelas bagaimana dia melawan beruang besar bersama dengan Orfias dan berujung dirinya terluka parah. Ingatan itu membuatnya takut, hingga dia tak dapat bergerak kala melawan beberapa serigala tadi.
"Ini ingatan Dhiraph?" Ujar Dhiraph dalam hatinya.
"Kau kenapa?" Tanya Orfias lagi, dia menyandarkan tubuh Dhiraph pada pohon. Serigala yang sebelumnya hendak menyerang Dhiraph telah mati, dan hanya menyisakan mayat saja.
"Kepalaku sakit tiba-tiba Kak." Jawab Dhiraph beralasan.
"Mungkin karena benturan seminggu yang lalu." Ujar Orfias. Dhiraph mengangguk sebagai jawaban. Dia tetap memegangi kepalanya yang masih terasa berdenyut, sementara ingatan-ingatan akan pemilik tubuh asli tak lagi dia lihat.
"Sebaiknya kita beristirahat dulu saja, hari juga sudah akan malam." Ujar Orfias yang menyadari jika langit sudah menunjukkan warna jinga.
Orfias mendirikan sebuah tenda sendiri, sedangkan Dhiraph hanya menatap kakaknya tersebut. Dia mencerna apa yang tadi terjadi, dia dengan jelas melihat Orfias mengeluarkan api dari tangannya. Itu menjadi sebuah pertanyaan besar baginya, bagaimana bisa seseorang mengeluarkan api hanya dengan mengucapkan beberapa patah kata saja.
"Sebaiknya aku tanya pada Mika saja." Ujar Dhiraph bermonolog.
"Daripada diam saja, lebih baik kau cari kayu bakar." Ujar Orfias yang melihat Dhiraph hanya terdiam menatapnya.
Langit sudah mulai gelap, sebuah tenda sudah berdiri dengan sempurna di tengah-tengah hutan tersebut. Kayu bakar sudah terkumpul dengan jumlah yang bisa terbilang banyak. Api telah dinyalakan oleh sihir milik Orfias. Kini, Orfias tengah terduduk diam menatap api yang menghangatkan suasana malam hari itu.
"Dhiraph." Panggil Orfias di tengah keheningan yang melanda mereka berdua.
"Iya, kenapa kak?" Dhiraph langsung menoleh ke arah Orfias yang juga melihat ke arahnya.
"Aku ingin bertanya sesuatu. Jadi aku mohon dengan sangat, tolong jawab dengan jujur, aku mohon jangan menutupi apapun itu." Ujar Orfias terdengar serius dengan perkataannya. Dhiraph bingung harus menjawab apa, dia takut jika Orfias menanyakan tentang dirinya.
"Jawab jujur, siapa kamu sebenarnya?" Tanya Orfias tidak berbasa-basi, dengan nada rendah.
"Apa maksudmu, Kak? Aku Dhiraph, adik kakak, anak dari Kerajaan Gidfrath." Jawab Dhiraph, dia terdengar gugup.
"Kau tahu? Dhiraph sudah besar selama 16 tahun ini bersamaku, aku yang selalu menemaninya bermain, aku yang selalu menjaganya kala Raja dan Ratu pergi untuk urusan Kerajaan. Aku tahu bagaimana sikap adikku, aku tahu bagaimana dia. Kau tidak bisa berbohong kepadaku dengan mengatakan jika kamu adalah Dhiraph, aku tidak dapat merasakan keberadaan Dhiraph pada tubuhmu. Mohon jawab jujur, siapa kau sebenarnya, dan dimana adikku?" Pertanyaan yang sangat membuat Dhiraph bingung, dia tidak mungkin jika mengatakan bahwa dia kehilangan ingatan, sedangkan Orfias sendiri mengatakan jika tidak merasakan kehadiran Dhiraph pada tubuhnya kini. Apalagi Orfias meminta dirinya untuk jujur, jadi dia tidak mungkin berbohong.
Dhiraph menunduk, kemudian menarik nafas panjang, bersiap untuk mengungkapkan sebuah kebenaran yang mungkin tidak bisa diterima oleh Orfias, atau siapapun keluarganya kini. Apalagi Raja dan Ratu, yang notabene adalah ayah dan Ibunya kini.
"Kau mungkin tidak dapat menerimanya, aku tidak tahu dimana jiwa Dhiraph berada, seperti yang kamu ketahui bahwa aku bukanlah Dhiraph. Namaku adalah Krist, dan fakta yang mungkin tidak bisa kamu terima, aku tidak berasal dari dunia ini. Aku mati di kehidupanku sebelumnya, tetapi aku tiba-tiba terbangun dengan tubuh ini." Ujar Dhiraph memberitahukan fakta sebenarnya.
"Tidak mungkin." Ujar Orfias kala mendengar penjelasan dari Dhiraph, dia tahu apa artinya itu, dia tahu dengan jelas.
"Maafkan aku, akupun tidak tahu apa yang terjadi, bahkan aku masih bingung sekarang." Dhiraph kemudian mendekat ke arah Orfias, pemuda berusia 16 tahun itu masih bingung dengan apa yang harus dilakukannya kini. Di sisi lain dia merasa bersalah, di sisi lain juga dia tidak tahu dia harus berbuat apa, karena dasarnya dia memang tidak tahu apa yang telah terjadi.
"Dhiraph," Orfias menunduk, dia masih tidak bisa menerima kebenaran tentang Dhiraph yang ternyata sudah tiada lagi di dunia ini, "ini semua salahku, jika aku tidak memaksanya untuk berlatih di sini, ini tidak mungkin terjadi." Ujar Orfias lirih, dia merasa bersalah atas apa yang terjadi pada adik bungsunya.
"Orfias, aku memang bukan Dhiraph, tapi lihatlah tubuh ini, ini adalah tubuh Dhiraph, jadi aku ingin meminta untuk kau dapat menerimaku sebagai adikmu." Pinta Dhiraph pada Orfias, dia meminta seperti itu bukan untuk apapun, dia hanya tidak ingin jika Raja dan Ratu merasa sedih kalau Orfias memberitahukan kebenaran ini.
"Aku tidak mengenal siapa dirimu, jangan pernah kau bertingkah atau meminta untuk menjadi adikku, adikku tetap adikku, bukan Krist atau siapapun kau." Ujar Orfias tegas.
"Kau akan memberitahukan ini kepada Raja dan Ratu? Apa kau ingin membuat mereka sedih?"
"Setidaknya mereka tahu kebenarannya, di keluarga kami tidak ada yang disembunyikan, masalah harus kelar saat itu juga. Dan juga, aku tidak bisa berbohong dengan menutupi ini semua, karena setidaknya mereka tahu akan kebenarannya saat itu juga. Percuma aku menyembunyikan kebenaran ini, jika suatu saat mereka semua akan tahu. Aku tidak ingin mereka merasa kecewa padaku, karena aku ini adalah pangeran pertama di Kerajaan ini, aku yang kelak menjadi Raja selanjutnya. Syarat jadi Raja adalah sebuah kejujuran." Dhiraph tak dapat berkata apapun lagi, dia hanya bungkam jika Orfias sudah berkata seperti itu, karena dia tidak dapat menyangkal bahwa semua yang Orfias katakan.
"Kenapa kau diam?" Tanya Orfias tegas, tak terlihat raut wajah sedih akan kehilangan lagi. Sepertinya dia memang sudah membulatka tekadnya.
"Ya, semua yang kau katakan benar, maaf jika aku memintamu untuk merahasiakan ini. Tapi asal kau tahu, aku tidak menyamar, aku tidak berniat untuk merebut harta ataupun takhta di Kerajaan ini. Karena faktanya adalah aku tidak tahu apapun tentang kalian, aku hanyalah sebuah jiwa yang kebetulan bereinkarnasi ke tubuh seorang pangeran ketiga di sebuah Kerajaan." Setelah mengatakan itu, Dhiraph pun menjauh dari tenda sana. Bukan dia hendak pergi, tapi dia hanya ingin menenangkan pikiran. Jadi, dia memutuskan untuk menyendiri. Sementara Orfias masuk ke dalam tenda untuk beristirahat, dia tidak khawatir akan Dhiraph yang berlalu begitu saja, karena dia sebelumnya sudah merapalkan sebuah mantra pelindung kepada Dhiraph. Jadi setidaknya Dhiraph akan aman dari binatang buas apapun di hutan ini.
***
Sebuah festival tengah dilaksanakan di sebuah kampung bersalju, dengan beberapa potong daging naga yang tengah dipanggang di perapian tempat festival tengah dilakukan. Siang hari sebelum melakukan festival, para warga di sana bergotong royong membersihkan daging naga dari kulit, serta bahan bakar yang dapat membakar apapun di dalam perut naga, dan juga jangan lupa mereka telah mempersiapkan desa dan juga perapian yang begitu besar di desa tersebut.
Memanggang daging naga, naga memang terkenal akan keganasannya, cakar yang setajam sebilah pedang yang baru ditempa, nafas api yang dapat membakar sebuah kota besar dalam sekejap mata. Tapi, dibalik semua hal yang menakutkan itu, ada gumpalan daging yang nikmat. Daging yang penuh akan lemak, daging yang begitu gurih di setiap gigitan, membuat daging naga menjadi makanan berkualitas, bahkan sering disajikan di pesta besar sebuah kerajaan.
Para warga desa tengah mengelilingi sebuah api besar di tengah-tengah mereka, bergerilya menyanyikan lagu kebahagiaan dan lagu yang harus ada di setiap festival desa tersebut. Singto hanya mengikuti kemeriahan itu, tanpa tahu makna dari lagu yang tengah berlangsung.
Semua orang tertawa bahagia, pakaian tebal yang biasanya mereka gunakan kini tidak ada yang mereka kenakan sama sekali, hanya sebuah pakaian panjang yang menjadi pelindung dan juga menutup rasa malu. Hangat dari besarnya perapian membuat para warga tidak mengenakan pakaian yang biasanya mereka pakai.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
To Your Eternity [Discontinued]
Fantasia[Peraya Fan Fiction] "Aku akan menghancurkan dunia yang penuh dengan penindasan ini." Singto. "Aku akan melindungi dunia ini walaupun nyawaku taruhannya." Krist. Sebuah kisah tentang sepasang kekasih yang bereinkarnasi setelah mereka meninggal. Sing...