VAMPIR KECIL

9.3K 576 6
                                    

                        "HAPPY READING"







Terlihat mata indah milik,Zu kini mulai mengerjab,perlahan iris mata putih itu perlahan terbuka, memperlihatkan netra Indah sang bayi.

Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya,Zu menatap sekelilingnya,Bayi itu menelisik setiap sudut kamar,mencari seseorang.

Menyadari tidak ada tanda-tanda kehadiran seseorang yang sedang dicarinya,kedua sudut bibir mungil itu perlahan melengkung ke bawah, dengan kedua tangan yang terkepal erat pada sisi tubuhnya.

Kedua netra biru, miliknya terlihat mulai berkaca-kaca di sertai dengan isakan kecil.

Tidak lama kemudian, terdengar lah suara tangisan.

"HUWAAA,hikss..huwa...."
Buntalan daging, itu menangis dengan keras membuat seseorang yang berada di balik pintu kamar dengan segera membuka pintu kamar dengan keras.

Brakk...

"Hiks,huwaa....hiks..."Zu yang terkejut dengan suara gebrakan pintu, menangis semakin keras.

Membuat pria yang baru saja membuat bayi mungil itu menangis,menjadi kelimpungan.
"Tuan muda, maaf membuat Anda terkejut."

Dengan langkah tergesa-gesa,pria tersebut menghampiri Zu, yang berguling-guling di atas kasur king size milik sang Daddy.

Pria itu lalu meraih tubuh bulat Zu, dengan tatapan bingung nya, Ia mencoba memeluk bayi,bulat itu seraya menepuk-nepuk bokong bulatnya.

"Hiks...Di,hiks...."gumam buntalan kecil itu dengan wajah dan hidung memerah.

Kedua tangan mungilnya meremas pelan jas, yang dikenakan oleh pria yang menggendong nya,saat ini.

Buntalan daging itu tidak menyadari,bahwa sosok pria yang menggendongnya bukanlah Gege, ataupun Daddy-nya.

Pria itu memeluk Zu dengan hati-hati mencoba menenangkan tangisannya.
"Tenanglah, Tuan muda.Tuan Li,sedang berada di ruang keluarga bersama yang lainnya."

Zu masih menangis dengan keras, namun tangisannya mulai mereda sedikit. Pria itu mengelus lembut punggung kecil Zu, mencoba menenangkannya.
"
"Shh, tidak perlu menangis, Tuan muda.Ayo Kita mencari Daddy ,tuan muda."

Zu menghentikan tangisannya sejenak, mencoba mengatur napasnya.Tatapannya kemudian beralih pada pria asing yang menggendong nya.

Dia menatap pria itu dengan mata yang kembali berkaca-kaca. "Pa..,Hiks... Dy... hiks... Ju... hiks..... Dy."

Pria itu merasa hatinya terenyuh mendengar kata-kata Zu. Dia memahami rasa rindu dan kehilangan yang dirasakan oleh anak kecil itu.
"Baiklah tuan muda,Ayo,Kita akan mencari Tuan, Li bersama-sama, baik?"

Zu mengangguk , walaupun tidak paham dengan apa yang diucapkan oleh pria tersebut.Perlu diingat bahwa balita bulat itu,berusia 2 tahun,dan dia besarkan di negara Indonesia juga saat ini masih dalam proses belajar berbicara/berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya.Jadi wajar saja buntalan itu tidak paham apa yang dikatakan pria tersebut.

Dengan mata sipitnya yang masih berair. Pria itu menggendongnya dengan lembut, berjalan menuju pintu kamar.
"Mari kita cari Tuan Li,Bayi. Kita akan mencarinya bersama-sama."

Mereka berdua keluar dari kamar dan berjalan di sepanjang lorong rumah. Pria itu membawa Zu sambil mengelus punggungnya, mencoba menenangkannya.

Pada saat mereka berdua mencari sang Tuan besar yang entah sedang berada di mana, sekarang ini.

🌹Baby Zu🌹(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang