9. -DI HUKUM

8 3 0
                                    


Pagi ini Yunara sedang sibuk dengan semua alat masak di dapur. Dengan masih menggunakan piyama tangan panjang berwarna biru muda nya. Seperti biasanya dia akan selalu bangun lebih pagi dan mulai membuat sarapan.

Di saat di sedang asik memasak tiba tiba ada yang memegang pundak nya.
Dan terlihat di sana adalah karina.

"Kakak?"

"Kau sedang Melakukan apa Yunara?"

"Yuna sedang masak. Kakak duduk aja dulu di meja makan, sarapan nya sebentar lagi jadi."

"Tidak, aku akan membantu mu saja. Coba apa yang bisa aku bantu"

"Ja-jangan kak, nanti kakak bisa terluka."

"Tidak. Aku akan membantu mu"

"Ta-tapi kak?"

"Sudah tidak apaa apaa... Berikan sayur nyaa... Aku akan mengiris nya"

Lalu mereka berdua memasak dengan sedikit cerita cerita.

"Apa kau sudah melakukan hal ini setiap pagi?"tanya karina

"Iya... Bahkan sejak Yunara belum datang kesini. Setiap pagi Yunara akan bantu bunda memasak. Dan memasak itu sangat menyenangkan"

"Tapi kau bisa lelah jika terus menerus seperti ini."

"Tugas seorang istri memang seperti ini kak"ucap Yunara tersenyum, Karina yang mendengar itu semakin kagum saja kepada anak ini

"Sekarang aku semakin mengerti jika kau memang benar benar pantas untuk menjadi seorang istri untuk Ravindra"

"Kak? Emh... Yuna minta maaf jika perkataan Yuna menyinggung perasaan kakak. Yuna gak bermaksud kak..."

"Tidak, tidak apa apa... Bahkan yang kau katakan itu memang benar. Aku tidak pernah menyentuh semua alat dapur ini. Aku terbiasa hidup enak. Apa apa harus sudah siap. Semua nya pembantu rumah tangga yang melakukan nya... Dan aku? Aku tidak pernah berfikir untuk bagaimana tentang rumah tangga ku..."ucap Karina menatap Yunara.
"Aku sangat jauh berbeda dengan dirimu."sambung nya

Yunara langsung melepaskan spatula yang di pegang dan langsung memeluk Karina

"Jangan berbicara seperti itu kak. Kakak hanya belum terbiasa,Yunara yakin saat kakak telah terbiasa kakak akan menjadi lebih baik dari Yuna."ucap nya di dalam pelukan

Lalu Yunara pelan pelan membuka pelukan itu, dan menatap Karina yang saat ini sudah meneteskan air matanya.

Dia pun menghapus air mata itu dengan jari lentik nya "jangan menangis kak"ucap nya menggeleng kan kepala nya

"Yunara..."

"Iya kak?"

"Sekarang mau kah kau mengajari ku untuk memasak dan mengerjakan hal hal rumah tangga lain nya"

"Tentu saja kak. Tapi... Yunara takut kakak terluka atau kelelahan."

"Justru hal itu yang harus aku latih dalam diriku. Agar aku terbiasa"ucap nya lalu meraih kedua tangan Yunara
"Aku mohon ya...."

"Hmm... Baiklah"

Mereka melanjutkan masakan mereka dengan sedikit tawa di sana. Keduanya sangat senang, dan Karina begitu fokus memperhatikan Yunara.

Namun saat Karina sedang memotong sayuran di sana, tidak sengaja pisau tersebut teriris ke jari Karina membuat nya meringis

"Shhh..."rintih nya

"Kakak!!"panik Yunara. Dia langsung berlarih ke arah laci di dekat dapur itu dan mengambil obat obatan di sana.

Di mengambil plester dan menempel kan nya ke jari Karina.

JAVEELLA GABRELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang