2. -KERJA SAMPINGAN

22 4 2
                                    


Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tetapi Yuna tetap di dalam kamar mandi itu. Yuna masih memeluk lutut nya dan menyembunyikan wajah nya di sana. Berharap mendapatkan kehangatan di sana.

Disana perut kecil nya juga sudah berkeroncongan minta di isi. Sudah ber jam jam dia di kurung di dalam kamar mandi itu. Membuat dirinya menjadi lemas tak berdaya.

Akhirnya pintu kamar mandi itu terbuka, hal itu sontak mengalihkan atensi Yuna yang masih tertunduk. Yuna mengangkat kepala nya melihat siapa yang datang membuka kan pintu.

"Alika?"

Itu adalah adik nya Alika, Alika membuka kan pintu kamar mandi itu untuk kakak nya
"Iya kak, ayo kak keluar... Alika tau kakak kedinginan"

"Alika tapi bagaimana bisa kau mendapatkan kunci pintu ini?"

"Aku mengambil nya dari kamar ayah kak. Ayah sudah tidur, jadi aku langsung mengambil nya dan membuka kan pintu nya."jawab Alika

"Tapi dek, nanti ayah akan marah padamu-"

"Tidak, kak ayah tidak akan marah padaku. Ayo kita keluar. Dan kakak harus makan. Kakak pasti belum makan kan?"

"Alikaa...."

Alika langsung mengajak kakak nya keluar kamar mandi dan duduk di meja makan kecil itu.

"Sudah kakak jangan menghawatirkan kan ku. Sekarang kakak harus makan! Lihat lah kakak terlihat sangat pucat"

Alika memberikan piring yang berisi nasi dan berlauk sayur sop dan tahu goreng. Yuna langsung memakan makanan itu.
"Terimakasih ya sayang"

"Sama sama kak. Setelah makan, kakak harus istirahat. Besok kakak kan sekolah."

lalu di beri anggukan oleh kakak nya Yuna. Namun saat Akila sedang melihat kakak nya makan , dia melihat kakak nya mengangkat tangan untuk menyuap kan sendok ke dalam mulut nya, terlihat ada memar kebiruan di pergelangan tangan nya.

"Tangan kakak memar, pasti gara gara ayah kan?"tanya nya

Yunara kembali menganggukkan kepala nya. "Udah gapapa. Kakak gak papa kok"

.
.
.
.
.
.
.
.

*****

Pagi hari di kantin sebuah sekolah yang bernama SMA MELATI. Terlihat dua gadis yang senantiasa berdua.

Mereka berdua sedang ada di satu meja dan menyantap makanan mereka. Sambil sesekali bercerita

Naura yang sedari tadi sadar akan wajah sahabat nya yang sedikit pucat dan pergelangan tangan nya yang lebam
"Yuna... Kamu terlihat pucat"

"Hah??"

"Jangan pura-pura tak tau Yuna. Katakan kepada ku kenapa kau sangat pucat dan kenapa pergelangan tangan mu?"

"Hmm... Ayah"jawab Yunara singkat

Entah kenapa jawaban ini membuat Naura menjadi sangat emosi
"Apaa?"

Lalu dengan kepala tertunduk Yuna menganggukan kepala nya

"Aku sangat heran Yuna! Kenapa ayah mu itu tidak habis habis nya menyiksa dirimu!"

"Setelah apa yang dia lakukan pada pipi mu kemarin! Sekarang dia malah melukai pergelangan tangan mu!"

"Sudah sering dia melakukan ini kepada mu!kenapaa dia tidak ada habis habis nya! Apa kau tau Yuna? Aku membenci orang orang yang mengusik mu! Luka mu itu juga luka ku! Aku minta maaf kepada mu Yuna dengan jujur ku, AKU MEMBENCI AYAH MU!"kesal Naura terlepas. Dia terlanjur marah

JAVEELLA GABRELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang