16

1.4K 133 10
                                    

Jennie Pov

Aku membuka mataku perlahan tanpa menggoyangkan tubuh ku sedikitpun sayup sayup aku mendengar deruhan nafas seseorang aku juga merasakan tubuhku berada dalam dekapan seseorang. Aku ingat sekarang aku sudah berada diatas pesawat dan sekarang masih sama benar benar perjanalan ini begitu jauh untung saja pusingku sudah cukup hilang.

Tanganku yang mungkin sejak tadi itu bertengker di perut seseorang yang aku tau siapa. Sosok paling menyebalkan tapi juga selalu membuat ku nyaman buktinya sekarang aku hanya diam dalam pelukan dan pangkuannya padahal tadi aku begitu marah padanya.

"sudah enakkan" aku tersentak dan ingin bergerak dari pangkuannya namun dia dengan lembut menahanku.

"jangan terlalu banyak bergerak nanti kau kembali pusing" ucapnya dengan suara serak aku fikir dia benar benar ikut tertidur juga.

"kau mengambil kesempatan" ucapku kembali pada posisi tadi setelah aku fikir fikir dia ada benarnya ini posisi terbaik untuk membuatku tidak pusing.

"apa kau tidak lapar" tanyanya aku menggeleng.

"aku tidak ingin mengisi perutku saat perjalanan itu membuat ku semakin mual" aku menggerakkan tanganku untuk perpindah didadanya tepat di jantungnya.

"detak jantung mu terlalu cepat apakah ini aman" sejak tadi aku memang sangat penasaran dengan detakan yang begitu kencang kurasakan aku takut dia akan jantungan.

"jennie" dia memanggil ku membuatku mendongakkan kepala ku untuk melihatnya yang juga sedikit menunduk untuk melihatku. Aku hanya mengangkat alisku sebagai pengganti kaliamt "apa"

"aku ingin mencium mu" aku membolakkan mataku saat dengan frontalnya dia mengucapkan itu aku dengan cepat melirik kepada pasangan seulren yang masih tertidur dan juga manager ku yang kufikir kali ini dia pingsan aku akan mengurangi gajinya.

"jangan meminta sembarangan dan tolong jauhkan diriku dari fikiran kotormu sekarang" aku kembali ingin memperbaiki diriku namun daguku di tahan olehnya. Aku menatap mata lisa yang menatap bibirku penuh ingin. Aku menelan ludah ku susah payah saat dia mengelus lembut bibir bawahku.

"li-sa jangan seperti ini" ucapku memelas karena aku benar benar tidak ingin terlena.

"sekali ini saja" bujuknya dengan memajukan bibirnya sedikit lagi menyentuh bibirku. Bibir tebal yang pernah aku cicipi itu tergambar jelas dikepalaku tentang rasanya yang memang begitu nikmat. Aroma nafas lisa sangat menyegarkan bauh mint begitu menggodaku.

Tanpa respon apapun dariku kini matanya menatap mataku kali ini sungguh aku tenggelam dengan matanya yang menatapku penuh "cinta?" oh tuhan ini menyiksa ku sungguh. aku bahkan sudah tidak bisa apa apa lagi saat bibir tebal itu sudah sepenuhnya mengecupku.

rasa ini ternyata tidak seasing hubungan ku dengannya. Aku tidak suka padanya namun aku suka rasa bibirnya. Aku suka caranya mengecupku dengan lembut seolah olah bibirku benar benar benda yang begitu berharga. Aku suka caranya yang tidak membuat ku memaksakan membuka mulutku untuk dia masuk lebih dalam. Aku suka saat lidahnya masuk menyapa semua yang ada dalam mulut ku dan yang paling aku sukai saat kini dia menghisap lidah ku. Aku baru sadar ternyata aku suka berciuman dengannya.

Namun kali ini ciumannya yang begitu lembut membawa ku masuk dalam rangsangan yang belum pernah aku rasakan. Aku bertingkah gelisah saat tangannya membelai lembut bagian sisi leherku setelahnya yang aku rasakan dia berhasil membuatku terbawah nafsu.

Aku menarik tengkuknya untuk memperdalam ciuman yang begitu lembut lalu mengubahnya menjadi ciuman penuh nafsu. Lisa menarik selimut untuk menutupi keseluruhan tubuh kami aku tersentak saat dia menarik ciumannya lalu berpindah di leherku.

COMPULTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang