COMPULTION

38

Lisa Pov

Saat ini aku dan jennie sedang berada diatas kasur didalam kamarku tentunya suasananya masih sama seperti saat jennie meninggalkan ku tadi gelap dan hening dengan sedikit berjarak aku dan jennie berbaring sama sama memandang langit langit kamar. Tidak ada dari satupun kami yang berhasil memejamkan mata. Sejak tadi jennie hanya diam saja bahkan saat di perjalanan dia tidak mengucapkan apapun.

"jennie" kembali dia hanya diam saja tapi aku tau dia siap mendengarkan mungkin lebih baik jika aku yang memulainya karena aku fikir akan ada banyak makna yang harus di bicarakan dengan semua hal yang terjadi hari ini.

"aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi dan apa kesimpulan yang terjadi hari ini maksudku ini begitu berantakan dan sangat tiba tiba sehingga aku tidak mencerna semuanya dengan baik tapi aku fikir kita perlu memperjelas semua yang telah terjadi bukan hanya hari ini tapi selama ini" aku melihat jennie mengangguk tipis, syukurlah dia setuju.

"aku ingin jujur padamu aku benar benar tidak bisa menahan semua perasaan yang aku miliki untukmu itu hadir begitu saja aku menginginkan mu setiap waktu aku merindukan mu setiap saat aku tidak pernah merasakan perasaan yang begitu besar seperti ini pada siapapun, selama hidupku banyak salah yang aku lakukan tapi aku tidak pernah merasa bahwa perasaan ku padamu adalah hal yang salah"

"seulgi benar, aku benar benar tidak tau bagaimana cara mencintai seseorang harusnya aku berhenti saat aku tau bahwa kau memiliki kekasih namun aku tidak bisa, seulgi mengatakan bahwa semuanya harus aku hentikan sebelum aku merasakan perasaan terlalu dalam padamu tapi nyatanya aku menginginkan mu begitu besar bahkan saat pertama kali aku melihatmu"

Aku memiringkan kepalaku dan melihat wajahnya yang begitu indah bahkan jika itu hanya dari samping. Matanya yang begitu cantik pipinya begitu tembem bibirnya yang entah kenapa selalu basah dan merah. dia adalah wanita yang begitu menyiksaku dalam kerinduan selama dua minggu ini.

"sekarang aku benar benar tidak akan memaksakan segalanya lagi karena aku-"

"apa yang sebenarnya kau inginkan" tanyanya dengan cepat aku hanya menghela nafas.

"aku mengharapkan seseorang berdiri disampingku adalah seorang yang mencintaiku dengan murni tanpa harus menjadi pilihan. sekarang aku menyadari bahwa dibalik sifat pemaksaku ini aku juga membutuhkan sebuah balasan dari perasaan cinta yang aku punya. yang berjalan selama ini hanya aku yang mencintaimu tanpa aku mempermasalahkan balasannya" ucapku aku merasakan dia menatap ku sekarang walaupun aku tidak melihatnya

"kembali lagi aku tanyakan apa mau mu lisa" tanyanya walaupun suaranya tidak besar namun aku tau ada luapan emosi dari setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"kau tidak bisa memilih didepan taehyung tadi tapi aku benar benar berharap kau bisa memilih didepan ku sekarang" aku menelan ludah susah payah saat menatap wajahnya yang begitu intens menatapku, dalam ketakutan yang mendalam aku memberanikan diri mengungkapkan hal yang sejak dulu aku tahan.

"kau memilihnya atau diriku?" setelah itu aku memalingkan wajahku darinya lalu memejamkan mataku. Detak jantung ku berdegup sangat cepat karena aku begitu takut dengan jawabannya. terlihat bagaimana dia diam didepan taehyung aku sama sekali tidak mengharapkan dia diam saat ini juga. walaupun dia memilih pergi bersama ku tadi walaupun dia meninggalkan pertemuannya hari ini itu tidak membuatku kepercayaan diri bahwa dia telah memilihku.

"muka matamu" aku dengan cepat membuka mataku dan aku benar benar terkejut saat wajahnya kini berada tepat di depan wajahku. Wajahnya yang begitu tenang sedang menelisik setiap pahatan wajahku?

"apa seorang lalisa manoban sedang kehilangan kepercayaan dirinya" tanyanya aku mengerutkan keningku bagaimana dia bisa tau. dia tersenyum sangat manis didepan ku sekarang wajahnya semakin mendekat. Wanita ini juga memiliki sisi yang sulit ditebak tadi dia begitu datar dan tenang namun lihatlah sekarang dia sedang tersenyum manis.