Haloo kembali lagi...
Biasanya update sebulan sekali, kali ini dua hari berturut-turut 😭🤏🏻
Nggak pernah mau janji update secepatnya.Oh iya, ini cerita 3500 kata lebih, puas-puasin dah tuh bacanya 😭
Tolong tandain typo ya...
***
***
Onyet —Peliharaan Yudhis yang tidak tahu kapan pria itu memeliharanya. Tapi sejak tadi pagi, si monyet yang bernama Onyet itu sudah berada di rumah Yazan. Lihatlah sekarang apa yang terjadi? Yazan dan Onyet duduk bersantai di ayunan bawah pohon di halaman depan rumahnya yang sengaja Papi buat untuk sekedar bersantai.
Onyet dan Yazan pertama kali bertemu, tapi entah kenapa keduanya sudah menganggap seperti saudara sendiri. Onyet sedari tadi duduk dipundak Yazan sembari mencari sesuatu dikepala Yazan. Terkadang dia menariknya hingga membuat Yazan mengaduh kesakitan.
"Onyet... Jangan tacar-tacar." Anak itu mendengus. "Dacar Onyet nda berperihemanuciaan (berperikemanusiaan)." Yang sebenarnya Yazan tahu, Onyet bukan manusia.
Mendengar omelan Yazan, Onyet hanya menggaruk kepalanya, dia bingung. Sejak tadi, dia berpikir kenapa manusia yang sering merawatnya kini mengecil? Apakah dia baru saja tertancap paku sehingga meletus seperti balon berwarna hijau? Atau bagaimana? Onyet pun tidak paham.
Daripada pusing-pusing memikirkan hal itu, Onyet pun pergi meninggalkan Yazan yang sedang asik berayun dibawah rindangnya pohon. Yazan tidak perduli kemana perginya Onyet, karena sebenarnya Yazan pun tidak sadar kalau Onyet pergi menghilang dari pundaknya. Wajar saja, karena Yazan sibuk menghitung butiran beras yang tidak ada habisnya.
Onyet berlari menuju pintu rumah yang sedari tadi terbuka, dia berhenti diambang pintu tersebut karena mendengarkan percakapan dua orang dewasa yang nggak dewasa-dewasa banget. Onyet memiringkan kepalanya. Dia mendekat secara perlahan. Menghampiri dua manusia itu, dia diam dibalik sofa yang keduanya duduki.
Onyet agak sedikit terkejut ketika sofa sedikit tergerak karena hempasan pantat salah satu orang yang duduk disana. Onyet mengelus dadanya, dia hampir marah, tapi tidak jadi saat Onyet mendengar percakapan salah satu dari mereka. "Ngejar dosen kaya ngejar jodoh aja." Keluh salah satunya, terdengar itu suara Om Dimas. Onyet hapal betul dengan suara pria itu. "Dari kemarin revisi terus sampai gue lupa kalo gue udah tiga bulan berurusan sama skripsi."
Pria disampingnya tersenyum. Di Pangkuannya ada laptop yang terbuka. Dia mendengarkan sosok pria tua yang sedang berbicara menggunakan bahasa yang sangat asing bagi Onyet. Itu bukan bahasa yang sering digunakan penduduk sekitar sini. Onyet sedikit mengintip, ada banyak orang di dalam benda kotak tersebut. Ada satu pria tua dan berbagai macam orang-orang disana sedang mendengarkan penjelasan pria tua itu. Mungkin jika dijelaskan, pria tua itu adalah dosen dan orang-orang yang berbagai macam itu adalah mahasiswa dan mahasiswinya. Mereka sedang ada kelas.