🐻‍❄️2🐻‍❄️

92 1 0
                                    


✨بسم الله الرحمن الرحيم ✨

🌼🌼🌼🌼🌼

=====

Waktu begitu berlalu dengan cepat, hari ini adalah hari dimana seluruh santri kembali untuk menimba ilmu setelah libur panjang mereka. Saatnya untuk kembali ke penjara suci dan harus berpisah dengan keluarga mereka untuk waktu yang lama lagi.

Halaman pondok sekarang telah ramai bagaikan lautan manusia, beberapa santri yang diantar oleh orang tuanya masih enggan untuk ditinggal (sudah biasa ya guys kalau santri gitu, tapi gak semua kok mungkin itu masih santri baru makanya masih takut-takut ditinggal orang tuanya).

Dilain tempat kini Kinan dan Qilla sedang berada di dapur Ndalem Kyai sangat sibuk dengan alat tempur mereka ya apalagi kalau nggak sutil, wajan, panci wwkwk.

"Nduk, itu tolong tehnya di isi lagi nggeh soalnya tinggal dikit" ucap Umi Zahra.

"Nggeh Umi" jawab Kinan sedikit menunduk badan karena dia tidak menyadari kehadiran Umi Zahra serta sebagai rasa takdir dia kepada Gurunya.

"Qill kamu aja deh yang isi ulang" suruh Kinan pada Qilla, karna melihat Qilla yang menertawakannya.

"Haha, nggah kamu aja" tolak Qilla masih dengan tertawa.

"Ayolah Qill bantu kali ini aja" bujuk Kinan.

"Mbak tehnya abis itu, masih ada isi ulangnya nggak?" tiba-tiba Ning Nina muncul dari balik pintu dapur.

"M-Masih Ning, ini baru mau saya antar" jawab Kinan sopan

"Yasudah mba bawa kedepan nggeh, udah abis soalnya" ucap Ning Nina setelahnya meninggalkan kedua mbak ndalem yang masih terdiam ditempat.

"Ayok Qill temenin kalau gitu" ucap Kinan memelas, hingga akhirnya Qilla menemaninya.

Mereka pun menuju ruang khusus untuk sowan para orang tua kepada Kyai. Keduanya pun sampai ketempat yang mereka tuju lalu berganti berjalan menggunakan lutut sebagai tanda takdim mereka kepada guru mereka.

"Mba"

"n-nggeh, Gus?" jawab kinan grogi tiba-tiba dipanggil oleh Gus Fattah.

"Minta tolong panggilin Ustadz Aiden nggeh, ditunggu di ndalem!" ucap Gus Fattah.

Sebenarnya itu adalah sedikit alibinya untuk membuat mbak santri itu meninggalkan temannya sendiri.

"Nggeh Gus" langsung meninggalkan ndalem

Sedangkan disana hanya ada Gus Fattah dan Qilla, 'woo lah dasar kinan kik, ditinggal aku' batin Qilla yang tidak melihat adanya Kinan disampingnya. Qilla pun akhirnya beranjak menuju dapur setelah selesai dengan tugasnya.

"Kulo ke belakang dulu nggeh Gus" ucap Qilla, yang hanya dijawab dengan anggukan kepala Gus Fattah.

"Eh mba sebentar!" Ucap Gus Fattah menghentikan langkah Qilla.

"En-nggeh Gus, pripon?" tanya Qilla menundukkan kepalanya.

"Sudah selesai hafalannya?"

"Eh, ee anu Gus" ucap Qilla gugup, pasalnya sekarang mereka hanya berdua di ruang tamu, entah kenapa tiba-tiba ruang tamu yang tadinya ramai tiba-tiba jadi sunyi tak ada orang.

"Hmm?"

"A..a.. Alhamdulillah sampun Gus, tinggal ngelancarin aja" ucap Qilla yang masih saja gugup.

'Syukurlah' guman Gus Fattah yang ternyata masih terdengar oleh Qilla.

Spiritual CintaWhere stories live. Discover now