🐻‍❄️3🐻‍❄️

81 2 1
                                    


✨بسم الله الرحمن الرحيم ✨

🌼🌼🌼🌼🌼

=====

Semua santri mulai berhamburan kembali ke kamar asrama masing-masing saat Gus Fattah meninggalkan Aula.

"Ning aku ke atas dulu ya, ngantuk banget udah tinggal 5 Watt ini matanya" ucap Qilla lesu menahan ngantuk. Saat ngaji tadi dia bener-bener nahan ngantuk bahkan beberapa kali tertidur, entahlah tadi Gus Fattah melihatnya atau tidak iya tak perduli. ya gimana ya gaes kalau ngantuk tuh kadang nggak bisa ditahan apalagi kalau lagi ngaji behhh serasa enak buat tidur Asragfirulah.... nggak boleh dicontoh ya gaes hihi.

"Bentar nunggu agak sepi dikit sih Qill, lihat tuh masih banyak mau berhimpit-himpitan kayak gituh" seru Kinan.

"Ngantuk banget nih"

"Yaudah tidur sini dulu nanti tak bangunin" Ujar kinan kembali mengelar sajadah yang sempat ia lipat sebagian.

"Ning Syifa mau langsung ke ndalem apa mau mampir dulu Ning?" tanya Qilla saat akan merebahkan diri

"Langsung ke ndalem aja mba, soalnya ngantuk juga hehe" ucap Ning Syifa. "Yaudah aku ke ndalem dulu mba"

Mereka kemudian bersama-sama pergi ke kamar asrama dan ketika Ning syifa telah beranjak. Setelahnya Qilla dan teman-teman telah sampai di kamar mereka. Qilla yang melihat kasur langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur tanpa melipat mukenanya terlebih dahulu.

"Ya Allah mba Qilla kok nggak dilepas dulu itu mukenanya" tanya Afifah yang melihat Qilla tidur memakai mukena.

"Uudahhh n..nganntuk pparah iniii, nnggaakk kuuuaatt leepassss"

Ia hanya menganggukkan kepala tanpa mengindahkan ucapan Fifah. Ia sudah benar-benar ngantuk dan tidak kuat hanya melepas mukena saja. Sedangkan Kinan geleng-geleng kepala melihat Qilla yang kalau ngantuk tak bisa ditahan lagi.

~~#~~


Hari semakin cepat berlalu hingga tak terasa sebentar lagi Gus Fattah akan kembali ke Turki untuk menyelesaikan pendidikannya. Hari-hari selama ia di pondok Abah nya ia lakukan hanya jamaah, sesekali menggantikan undangan abah untuk ceramah, ngajar kitab disantri putra, mantau kafe yang ia dirikan semasa SMA itupun hanya sekali. Namun tak jarang Gus Fattah hanya di kamar entah apa yang dilakukan hingga berjam-jam dikamar tanpa keluar, keluar hanya makan, dan jamaah.

Seperti siang hari ini, Fattah bingung mau melakukan apa, akhirnya memutuskan membuka muraja'ah kitab di balkon. Saat ini kuliahnya memang sudah selesai, tapi ia sudah mendaftarkan diri untuk melanjutkan masa ngandi nya di pondok pesantren gurunya yang berada di Turki.

"Mas Umi mau keluar dulu ke tempat warung Buk Jum, kamu tolong jagain Laila yah tadi didepan sama kang Faisal. Bentar lagi Mas mu kesini!" pinta umi pada Gus Fattah.

Gus Fattah menganggukkan kepalanya, "Emang Mas Alif kemana umi?"

"Tadi katanya mau keluar sebentar sama mbak mu"

"Oalah, Nggih Umi"

Setengah jam Gus Fattah begitu fokus muraha'ahnya hingga senja terlihat menawan dari arah barat pondok, ia tersadar yang diberi amanah untuk menjaga Laila keponakannya, akhirnya memutuskan untuk turun kebawah untuk mengecek Laila. Ternyata disana terlihat sudah ada mas Alif bersama Ning Nina yang tampaknya baru saja datang.

"Umi mana dek?" tanya Gus Alif yang baru melihat Gus Fattah turun dari lantai atas kamarnya.

"Tadi katanya pergi ke warung Bu Jum mas" jawab Gus Fattah ikut bergabung Gus Alif di ruang tamu. "Baru sampai mas?".

Spiritual CintaWhere stories live. Discover now