✨بسم الله الرحمن الرحيم ✨
🌼🌼🌼🌼🌼
=====
Hari demi hari dengan cepat berlalu. Lebih tepatnya sudah satu minggu Gus Fattah pulang di pondok pesantren Nurul Huda. Kini sudah waktunya ia akan kembali lagi untuk tholabul ilmu di negeri orang. Dalam waktu seminggu ini sudah cukup untuk menumbuhkan perasaan Gus Fattah terhadap istri rahasianya."Ta, udah siap belum itu udah di tunggu kang Faisal" seru Abah melihat Kang Faisal yang sudah siap mengantarkan putranya.
"Nggih Bah, sekedap"
"Umi, Fattah berangkat nggeh Umi. Doakan Fattah nggeh dipermudahkan segalanya" pamit Fattah pada Umi sambil mencium punggung tangan umi dan sedikit ada adegan pelukan sejenak
"Eh eh eh, itu istri Abah" seru Abah dengan menampilkan wajah yang seolah-olah marah. "Punya istri sendiri kok masih peluk-peluk istri abah"
"Haha, pinjem sebentar Bah. Istri belum bisa di peluk" imbuh Fattah terkekeh.
"Abah, sama anak sendiri juga nggak boleh begitu ih" ujar Umi malas, sebab kelakuan abi yang terlihat seperti pengantin baru saja yang tidak boleh di pegang orang istrinya.
"Hehe mboten sayang, Abah cuma berjanda kok"
"Yaudah Fattah berangkat nggeh. Abah sama Umi sehat-sehat nggeh!" ucap Fattah bergantian mencium punggung Abah, lalu berpamitan dan meninggalkan ndalem.
~~#~~
Di lorong asrama sampai kearah dapur ramai dengan perbincangan yang membicarakan Idola mereka yang telah kembali untuk pendidikannya. Siapa lagi kalau bukan Gus Fattah, dialah tersangka utama dalam ghibah hari ini haha.
"Yah, cepet banget yah Gus Fattah pulangnya" ucap salah satu santri
"Iya, padahal asik diajar Gus Fattah"
"Iya, udah ganteng, cerdas plus paham agama lagi"
"Tinggi, putih juga. Pokoknya idaman bangett"
"Aaaa jodoh aku"
Dan masih banyak lagi yang di dengar Qilla saat melewati lorong tersebut. Mereka bisa dikatakan Fans garis besar nggak sih kalau kayak gituh?. Aku pun hanya berlalu saja melewati beberapa santri yang sibuk berghibah menuju tujuan utamaku yaitu kamar asrama Aminah.
Setelah sampai kamar Qilla pun memutuskan untuk mandi, sekarang hari jum'at jadi tidak ada kegiatan mengaji wajib, paling hanya tartilan. Namun karena ia sedang haid jadi masih bisa bersantai.
Qilla melihat lokernya yang begitu berantakan pun tercengang, bahwa ia melupakan bajunya yang kemarin baju dia angkat dari jemuran namun tidak langsung dilipat karena keburu di panggil Umi ke ndalem.
Qilla akhirnya memilih melipat bajunya untuk mengisi waktu senggang nya. 'banyak juga ya ternyata bajunya, haha berapa hari aku nggak nyuci baju ini' guman Qilla.
Tiba-tiba dia ke flesbeck kejadian kemarin malam dimana ia diminta membuatkan nasi goreng buat Gus Fattah.
Malam itu ternyata ia bukan di panggil oleh Umi Zahra melainkan Gus Fattah, entah dari mana beliau tau namaku.
Walaupun menahan kantuk yang luar biasa, Qilla tetap membuatkan nasi goreng untuk Gus Fattah biar bagaimanapun beliau juga gurunya.
"Nggeh mpon Umi, kulo ke dapur dulu nggeh" ucap Qilla sebelum meninggalkan Umi Zahra dan Gus Fattah.
"Sampean niki loh Mas, kenapa nggak minta sama Syifa yang bikinin. Ini malah minta Nduk Qilla apalagi Umi juga dibawa-bawa lagi" omel Umi Zahra.
Gus Fattah menggaruk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal, "Tadi Fattah udah minta tolong ke Syifa Umi, tapi Syifa nya nggak mau Umi, terus Syifa bilang suruh minta tolong ke mbak Qilla yasudah dengan terpaksa Nata panggil mba Qilla dengan embel-embel dipanggil umi"
YOU ARE READING
Spiritual Cinta
RomanceSpritual-Romance Seperti sudah biasa, jika seorang anak kyai dijodohkan dengan pilihan orang tuanya. Tak jauh beda dari kisah Gus Fattah dengan Ning Qilla. Bagaimana kisah selanjutnya? *Urgent* Mohon maaf ya gaes untuk pembaca Spiritual Cinta tergan...