Mata cantik itu terbuka sedikit demi sedikit menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk kedalam retina matanya. Dimana dia sekarang? Semuanya serba putih dan begitu terang dan... Tangannya di infus? Ahh Yibo ingat dengan apa yang terjadi tadi. Dia cukup takut mengingat tatapan tak bersahabat Xiao Zhan dan kata-kata menyakitkan yang di lontarkan tadi padanya.
Tunggu... Dia di rumah sakit? Apa dia pingsan? Jarinya terbalut kasa yang sedikit ada bercak merah darah. Lengannya juga ada kapas sepertinya bekas tranfusi darah. Penyakitnya memang bukan hal yang mudah di atasi dan Yibo cukup sadar dengan keadaannya yang ringkih.
Hemofilia? Benar... Penyakit dimana sel darah tidak dapat membeku dengan normal dan membuat penderita mengalami pendarahan berlebihan ketika terluka. Yibo menderita hemofilia sejak kecil maka tahu kenapa keluarganya begitu memanjakannya bahkan tak membiarkan kertas saja menggores kulit sensitifnya.
"Baby..." Kepalanya menoleh dan mendapati wajah khawatir Yuwen, Ziqi dan Haoxuan yang berjalan mendekat padanya "ada apa sayang? Bagaimana Yibo bisa terluka hm? Bukankah sudah mama katakan jangan sampai Yibo memegang benda tajam"
Yibo tersenyum tipis lalu menatap jarinya yang terbalut kasa yang sudah semakin memerah karena darah "bobo tadi mau memasak untuk Gege tapi terkena pisau hehe" Ziqi menghela nafas. Ia begitu khawatir mendengar dari paman Chen jika Yibo masuk rumah sakit.
Ziqi menunjukkan senyum manisnya pada sang putra dan mengusap kepalanya dengan sayang "bukankah ada maid yang akan memasak untuk Zhan? Yibo harus ingat keadaan Yibo.. jangan memaksa sayang" Yibo mengulum bibirnya dengan mata gemetar, dia merasa bersalah pada papanya karena membuatnya khawatir.
"T-tapi Yibo ingin seperti mama yang memasak untuk papa" Yibo mendongak menatap papanya yang sedang tersenyum mendapat balasan dari putra bungsunya. Dia senang karena si bungsu ternyata suka dengan pernikahannya bahkan dia terlihat mencintai Zhan.
Namun ekspresi Ziqi berubah saat melihat lebam dan robek di sudut bibir putranya. Wajahnya seketika pias karena menahan marah "kenapa dengan sudut bibirmu baby? Apa Zhan melakukan hal kasar padamu?"
Yibo menyentuh bibirnya lalu meringis. Ia seketika mengingat dimana Zhan menamparnya dengan sangat keras hingga ia tersungkur ke lantai yang dingin.
"Tidak tau papa, sepertinya Yibo terantuk sudut meja saat pingsan tadi" bohongnya namun setidaknya Ziqi percaya dan tidak akan melakukan suatu hal yang buruk pada Zhan ge nya. Ahh Zhan ge nya kah? Bahkan baru kemarin mereka menikah dan hari ini Zhan sudah memperingatkan jika dia tidak mencintai Yibo bahkan jijik padanya.
Tidak... Yibo akan berusaha mendapatkan hati Gegenya, dia akan membuat Zhan mencintainya bagaimanapun caranya.
"Lalu dimana Zhan, baby? Kenapa dia tidak kemari?" Kini pertanyaan terlontar dari bibirnya kakaknya. Kenapa semua orang bertanya hal yang membuat Yibo harus berbohong. Tidak mungkin Yibo akan jujur dan ini belum ada satu hari pernikahan. Mereka bisa berpisah dalam waktu yang singkat.
"Zhan ge bekerja, bobo tidak mau mengganggunya hanya karena keadaan bobo" terdengar helaan nafas dari salah satu diantara mereka. Kepala itu di usap oleh sang ayah begitupun tangan dan pipinya yang di usap oleh ibu dan kakaknya.
"Didiku berusaha menjadi dewasa em? Menggemaskan sekali" Xuan mencubit lembut pipi Yibo yang gembul dan mengecupnya gemas. Dia suka sekali dengan pipi adiknya yang sudah seperti bakpao dan ingin dia cubit setiap harinya.
"Gege, papa, mama sudah... Yibo bukan bayi, hentikan huh" semua orang tertawa disana melihat bayi mereka merajuk hingga menggembungkan pipinya yang chubby. Dari sisi mana dia bukan bayi?
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Zài jiàn
Fanfiction"aku tidak akan mengganggumu lagi" "K-kau tak mengingatku? A-aku Zhan ge, Yibo" Awal yang sudah menyedihkan itu membuat Yibo harus bertahan dalam kerasnya rumah tangga, hati yang rapuh dan kondisi tubuh yang buruk membuat Yibo menjadi semakin terpur...