Setelah insiden perdebatan di dalam ruang rawat Yibo kini Yibo sudah boleh pulang, atau lebih tepatnya memaksa pulang karena dia marah. Cheng yang di diami sudah hampir 2 jam semakin kewalahan karena harus membujuk bayi merajuk. Cheng cukup menyesal memaksa Yibo jujur karena Jika Yibo sudah merajuk pasti akan sangat sulit di bujuk.
Cheng Masih terdiam sembari bersimpuh di depan Yibo dengan wajah memelas berharap dia diajak bicara dan bayi ini tidak marah lagi. Tapi sepertinya nihil karena Yibo sibuk makan buah dibantu oleh Gegenya. Bukan Zhan tapi haoxuan.
Apa Yibo sudah memaafkan Xuan? Pria itu ikut menjadi bahan merajuk karena membela Cheng namun beruntung karena saat Yibo meminta gendong pada jiyang, pria cantik itu tidak akan mampu maka Xuan yang akan menggendongnya. Walau ada Haikuan tapi Yibo tidak mau sembarangan di gendong orang. Lalu tadi? Dia sedang tidak sadarkan diri, okee.
"Baby... Maafkan aku, aku tidak bermaksud membentakmu, kumohon" mungkin semua maid bertanya-tanya kenapa adik dari tuan mereka sampai harus bersimpuh demi maaf dari Yibo. Perlakuan mereka pada Yibo sungguh berbanding terbalik dengan perlakuan Zhan pada Yibo.
"Hiss... Cheng sejak tadi berisik!! Diamlah!" Cheng seketika mengulum bibirnya namun tetap menatap Yibo yang sibuk memakan jeruk yang telah di kupas oleh Xuan. Pria itu sungguh beruntung walau harus jadi babu adiknya.
"Tapi maafkan aku" cicitnya. Dia mendapati Yibo merotasi, memalingkan tubuhnya dengan menghadap pada Xuan yang hanya menonton "akan ku berikan apapun asal kau maafkan aku bobo..."
"Xuan ge.. sudah" Xuan hanya mengangguk lalu ia bersandar di sofa ingin melihat drama apa lagi yang akan dilakukan adiknya pada teman mengenaskan ini. Dia juga memakan jeruk yang tidak Yibo makan sebagai camilan dan tertawa mengejek pada Cheng. Sungguh teman laknat.
"Untuk apa memaafkan, Cheng menyebalkan!!"
Mata Cheng sudah melebar mendengar Yibo sulit memaafkannya, bayi ini jika marah akan bertahan lama jika di biarkan. Jika ini jiyang mungkin Cheng akan tak peduli karena setelahnya mereka akan berbaikan secara alami.
Berbeda dengan Yibo, bungsu Wang ini sungguh pendendam. Dia tidak akan mau memaafkan begitu saja jika ia di buat kesal, seperti ini contohnya. Dan jika di biarkan bisa-bisa orang itu akan dibuat merasa bersalah seumur hidupnya, ahh tidak terlalu berlebihan mungkin berhari-hari. Yibo tidak akan mau di ajak bicara dan menganggap orang itu tidak ada walau dia sudah memohon untuk di maafkan. Itulah kenapa Cheng begitu memohon maaf dari Yibo hanya karena kejadian di rumah sakit tadi.
"Bobo... Sungguh maafkan aku, aku bisa frustasi jika kau tidak memaafkanku... Kumohon ya"
"Jadi Cheng tidak sungguh-sungguh meminta maaf?" Yibo melotot dan dengan kesal meletakkan bantal sofa yang berada di pangkuannya dan beranjak pergi. Aksi itu membuat Zhuo Cheng ikut beranjak dan berakhir kejar-kejaran diantara bungsu Wang dan bungsu Xiao.
Tahu apa yang sedang dilakukan sulung Wang disana? Jelas menonton sembari menghabiskan jeruk-jeruk yang ada di piring. Kekasihnya pamit beberapa saat setelah sampai rumah Yibo, jadi dia tidak ada teman mengobrol, bukankah menikmati kucing dan bayi singa kejar-kejaran terlihat lucu.
"Chengcheng jangan mengejarku, kau membuat orang sakit kelelahan!!" Ucap Yibo masih sedikit berteriak karena sedang berlari.
"Kalau begitu berhenti!! Kau yang menghindariku bayi"
"Huh... Yibo bukan- aduh"tubuh kecil itu terpental kala tubuhnya tak sengaja menubruk sesuatu yang lebih besar darinya, eumm dan terasa keras saat terbentur dengan hidung.
Zhuo Cheng berhenti tak jauh dari sana berbeda dengan Hao Xuan yang langsung berdiri dari tempatnya saat melihat adiknya menabrak seseorang. Yaa seseorang karena itu Xiao Zhan yang baru saja pulang kerja.
Kepanikan Xuan sirna saat melihat adiknya tidak terjatuh. Coba kalian membayangkan jika tangan besar Xiao Zhan sedang melingkar di pinggang kecil Yibo dan mendekapnya agar tidak terjatuh. Untuk kali ini biarkan si manis Wang itu bahagia. Jantung Yibo berdetak lebih cepat melihat begitu dekatnya posisinya dengan Xiaozhan, bahkan dalam keadaan berpelukan. Yaa itu benar, Zhan menangkap tubuh Yibo agar tidak terjatuh setelah menabraknya.
"Ehmm..." Dehaman itu berasal dari Hao Xuan yang sengaja menggoda melihat adiknya sama sekali tidak berkedip bahkan tatapannya begitu memuja, sungguh bucin. Berbeda dengan Zhuo Cheng yang memutar bola matanya dan mulai bersedekap dada karena tidak senang dengan kehadiran yang katanya adalah suami sahabatnya.
"Kenapa berlari hm?" Yibo mengerjap cukup terkejut dengan nada bicara Zhan Gegenya yang jauh dari kata dingin. Ini masih dingin namun terasa lembut. Hati Yibo terasa menghangat mendengar nada bicara ini, dia seolah melupakan begitu saja apa yang terjadi siang tadi di kantor Xiao Zhan.
"T-tidak ge" balasnya dengan gugup. Jantungnya masih berdetak hebat. Posisi sedekat ini dan di berikan kelembutan cukup membuat Yibo berbunga-bunga.
"Kalau begitu jangan berlarian, kau tidak boleh kelelahan" mata Yibo melotot begitu saja, tubuhnya melayang hingga reflek ia mengalungkan tangannya di leher yang lebih tua karena takut akan terjatuh. Yibo merasakan ada kupu-kupu diperutnya setelah mendapat perlakuan selembut ini dari Xiao Zhan.
"Mengobrollah dengan Xuan dan Cheng, Gege mau ganti baju" Yibo mengangguk tipis sembari tersipu. Betapa bahagianya ia mendapat perlakuan tak terduga seperti ini. Apa karena ia sakit hingga Xiao Zhan bersikap begitu lembut? Kalau begitu Yibo mau sakit terus menerus agar di perhatikan.
"Ugh.. bahagianya didiku ini eum" Hao Xuan mengusap puncak kepala Yibo lalu mencubit pipinya. Dia tersenyum senang melihat kebahagiaan terpancar Dimata indah sang adik tercinta. Setidaknya dia tahu adiknya bahagia setelah pernikahannya walau dia tidak tahu bagaimana dibaliknya.
Lalu siapa yang tahu?...
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Zài jiàn
Fanfic"aku tidak akan mengganggumu lagi" "K-kau tak mengingatku? A-aku Zhan ge, Yibo" Awal yang sudah menyedihkan itu membuat Yibo harus bertahan dalam kerasnya rumah tangga, hati yang rapuh dan kondisi tubuh yang buruk membuat Yibo menjadi semakin terpur...