Halo! Untuk sekadar informasi, novel ini juga hadir di karya karsa ya^^
Just in case temen-temen mau berkunjung ke sana dan kasih oliseos tip hehehe^^
Enjoy this chapter! Don't forget to support me with vote and comments ♡***
♡You can play this song while reading this chapter ♡
[Taylor Swift - Enchanted]
⇆ ◃◃ ıı ▹▹ ↻Tahun 2014.
Aku genap berumur tiga belas tahun di bulan April dan orang tuaku menghadiahiku sebuah buku dari seri Harry Potter. Buku itu tidak terlalu tebal. Ketika aku bertanya mengapa aku hanya mendapatkan itu sebagai hadiahku, Mama menjawab bahwa aku mungkin akan mulai suka membaca karena aku ini pemalas.
Aku punya kakak yang berbeda denganku. Kakakku sangat rajin dan cerdas. Dia masuk di salah satu universitas top di Indonesia. Dia sering mengataiku bodoh, tapi aku yakin dia sangat menyayangiku. Saat aku dimarahi orang tuaku karena membolos, dia menertawakanku. Namun kemudian dia membelikanku makanan ringan kesukaanku. Walaupun kesannya menyebalkan, dia tetap kakakku yang sangat kusayangi.
Saat itu bulan Desember. Kakakku telah menyelesaikan ujian kuliahnya, begitu pula denganku. Itu pertama kalinya dia membawa pulang seorang teman ke rumah kami. Dia memperkenalkan temannya pada kedua orang tuaku, dan mengatakan bahwa temannya akan menginap untuk tiga hari. Ini karena kakak itu kehabisan tiket untuk pulang ke kampung halamannya.
"Heh bego, beliin jajan sana di Indoapril." Perintah kakakku, Zahra. Aku yang sedang duduk bersantai di sofa ruang tamu sambil menonton televisi, menengok ke arah Kakakku dan menghela napas kesal.
"Nggak liat gua lagi ngapain?" sahutku. Kakakku mendekat padaku. Lalu mencengkeram bahuku. "Oh gitu. Mau gua aduin Mama soal lu yang ngerusak barang temen?"
Aku mendelik. Beberapa bulan yang lalu memang aku merusakkan barang milik teman sekelasku. Itu termasuk barang mahal dan aku yang notabenenya adalah anak nakal, tidak berani untuk meminta uang pada orang tuaku. Aku menaruh bantal sofa dan menepis cengkraman Kakakku.
"Sini duitnya." Ucapku. Kakaku tersenyum. Kemudian dia memberikan beberapa lembar uang sepuluh ribuan dan menggoyangkan ponselnya. "Gua kirim list jajan ke bbm." Tuturnya lalu sibuk dengan ponselnya.
Aku menyahut ponselku di meja kemudian berjalan keluar dari rumah. Tidak perlu berjalan terlalu jauh, supermarket berada tepat di seberang kompleks perumahanku. Setelah membayar seluruh belanjaan, aku menenteng kantong plastik penuh makanan ringan itu ke rumah.
Mama sedang menyiapkan makan malam di meja untuk Kakakku dan temannya yang sebelumnya sempat kudengar bernama Oca. Aku menaruh kantong plastik di meja ruang tamu dan berjalan menuju ke kamarku. Samar-samar kudengar Mama menanyakan alamat dan berbagai hal mengenai Kak Oca. Di kamar, aku membuka kembali ponselku dan mencoba memainkan permainan online.
Sebelumnya, perkenalkan namaku Angkasa. Semua orang cukup memanggilku Asa. Seperti yang sudah kuceritakan tadi, aku bukan anak yang cerdas seperti kakakku, ataupun anak yang penurut. Aku lebih mendekati ke anak bandel dan malas belajar. Saat ini aku masih menempuh pendidikanku di bangku sekolah menengah pertama. Aku punya orang tua yang sangat baik. Meskipun mereka sering memarahiku karena aku bandel, tapi mereka tidak pernah menuntutku untuk menjadi apapun.
Aku cukup lama bermain game hingga akhirnya aku ketiduran. Saat aku terbangun, aku merasakan kekeringan luar biasa di tenggorokanku. Maka aku turun ke lantai bawah untuk mengambil segelas air. Saat di dapur, aku menemukan teman Kakakku, Kak Oca, sedang duduk di kursi meja makan sambil menatap kosong ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When A Boy, Loves A Woman
RomancePertama kali aku mengenalnya, saat itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMP. Yang kutahu, dia adalah sosok yang mandiri dan pekerja keras. Di balik jemarinya yang lentik, ada cerita bahwa dia melalui begitu banyak waktu yang berat. Kantung matany...